Victor H. Vroom Tokoh-tokoh dan Teori Motivasinya

34 b. Penghargaan Dapat dikatakan juga sebagai perbuatan menghargai, penghormatan, dan sesuatu yang harus dibayarkan untuk sebuah produk atau jasa. 2. Expectancy :

a. Ketertarikan

Hal, keadaan, peristiwa yang membuat tertarik dan membangkitkan rasa kasih sayang, suka, ingin, mempengaruhi atau membangkitkan hasrat untuk lebih memperhatikan ke hal yang menarik tersebut. b. Keistimewaan Tersendiri Sifat-sifat istimewa, khas ada tujuan yang tentu, khusus, lain daripada yang lain yang mendukung sebuah harapan c. Keinginan Kehendak, hasrat yang ingin dicapai dan terdapat harapan- harapan di dalamnya. Dalam hal ini keinginan memiliki persepsi yang berbeda dari ketertarikan. Peneliti akan lebih berfokus pada keinginan seperti apa yang memotivasi seseorang untuk mencapai tujuannya. Sedangkan pada ketertarikan, peneliti lebih berfokus pada sejak kapan seseorang memiliki ketertarikan dan apa saja yang membuat ia tertarik akan hal tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 d. Usaha Kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud, suatu pekerjaan untuk mencapai sesuatu. Pada bagian expectancy, usaha yang dimaksud adalah usaha-usaha yang akan ia lakukan untuk dapat mewujudkan tujuan atau maksud seseorang. 3. Instrumentally :

a. Sarana yang mendukung

Segala sesuatu yang menunjang dan dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, media yang digunakan untuk semakin memotivasi seseorang agar bekerja lebih maksimal.

b. Keyakinan

Sebuah kepercayaan yang sungguh-sungguh, sebuah kepastian, ketentuan, hal-hal yang meyakinkan. Seseorang pasti memiliki sebuah keyakinan untuk dapat bekerja dengan maksimal jika ada sarana yang pasti dan meyakinkan. c. Tindakan Sesuatu yang akan ataupun sudah dilakukan, berkaitan dengan perbuatan, tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu, terdapat beberapa langkah. Dalam hal ini, tindakan dan usaha memiliki perbedaan jelas dari segi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 aspek dan rencana peneliti dalam mewawancarai informan. Perbedaan tersebut terletak pada sebuah perbuatan yang akan dilakukan usaha dan yang sudah atau sedang dilakukan tindakan. d. Kemampuan Adanya kekuatan, perasaan sanggup akan melakukan sesuatu, dan keahlian yang dimiliki seseorang untuk dapat mewujudkan suatu tujuan.

3. Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik

Sardiman 2006 menjelaskan mengenai 2 jenis motivasi yaitu : a. Motivasi Instrinsik : Motivasi instrinsik berisi tentang motif-motif dari dalam diri individu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Motif-motif tersebut menjadi aktif dan berfungsi tanpa mendapat rangsangan dari luar. Usman 2005 juga menjelaskan bahwa motif instrinsik muncul atas kemauan individu itu sendiri, tanpa dipaksa orang lain. b. Motivasi Ekstrinsik : Motivasi ekstrinsik berisi tentang motif-motif yang berfungsi dan aktif karena dipengaruhi oleh rangsangan dari luar diri individu. Motivasi ini tidak selalu dianggap jelek karena fungsi sebenarnya untuk membantu mengaktifkan motivasi instrinsik individu. Apabila motivasi ekstrinsik selalu diberikan kepada seseorang, maka motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 instrinsiknya akan hilang karena orang itu melulu membutuhkan rangsangan dari luar. Menurut Dimyanti Mudjiono 2002, motivasi memiliki dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer berasal dari motif dasar individu atau motif biologis-jasmani. Sedangkan motivasi sekunder berasal dari hasil belajar individu yang terkait dengan afeksi, kognisi, dan akurasi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memiliki pemahaman bahwa motivasi instrinsik dan ekstrinsik memiliki perbedaan dalam hal asal rangsangan. Rangsangan motivasi instrinsik berasal dari dalam diri individu dan rangsangan motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri individu. Keduanya saling menguatkan dan saling melengkapi agar tujuan individu dapat tercapai. Sedangkan motivasi primer dan sekunder perbedaannya terletak pada kebutuhan dan pengalaman individu karena mencakup motif biologis dan motif hasil belajar.

4. Fungsi Motivasi

Sardiman 2006 menjelaskan bahwa motivasi berfungsi sebagai : 1 Pendorong manusia untuk bergerak dan melakukan sesuatu 2 Pengarah suatu perbuatan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 3 Penyeleksi suatu perbuatan yang bermanfaat dalam pemenuhan tujuan 38 Djamarah 2002 juga menyatakan hal yang serupa mengenai fungsi motivasi yaitu sebagai : 1 Pendorong untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai 2 Penggerak untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai 3 Pengarah untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai Hamalik 2003 juga senada dengan kedua penjelasan diatas yaitu : 1 Motivasi yang akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan 2 Motivasi yang akan mengarahkan ke tujuan yang ingin dicapai seseorang 3 Motivasi yang akan menjadi penggerak apakah suatu pekerjaan dapat diselesaikan atau dicapai dengan cepat atau lambat. Berdasarkan uraian fungsi motivasi diatas, fungsi motivasi menurut peneliti adalah sesuatu yang mendorong, mengarahkan, dan membantu kita dalam berperilaku atau bekerja untuk mencapai suatu impian yang ingin dicapai.

C. Abdi Dalem

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, abdi berarti pelayan dan abdi dalem berarti pegawai Keraton. Sudaryanto 2005 juga menjelaskan bahwa di dalam Surat Pengukuhan atau Surat Kekancingan yang dikeluarkan oleh pihak Keraton Yogyakarta, abdi dalem dalam konteks penelitian adalah mereka yang sanggup menjadi abdi budaya. Sabdacarakatama 2008 juga menambahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 bahwa abdi dalem adalah abdi budaya yang mengabdikan dirinya pada raja dan keraton serta menjalankan tugas-tugasnya dengan hati yang legowo. Menurut wawancara peneliti kepada Kepala Tepas Keprajuritan pada tanggal 21 Oktober 2015 pukul 11.57 WIB, Kanjeng Kusumonegoro mengatakan bahwa abdi dalem adalah orang yang mengabdikan dirinya di Keraton dan ikut melestarikan budaya Keraton. Senada dengan Kanjeng Kusumonegoro, A 2015 mengatakan bahwa abdi dalem adalah sosok aparatur yang mengurusi atau mengabdikan diri sesuai potensi yang dimiliki untuk Keraton. Di dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sampai saat ini tercatat ada kurang lebih 3000 abdi dalem dengan berbagai tugas dan pengabdiannya masing-masing. Tugas dan pengabdiannya dibagi menjadi dua jenis gologan yaitu abdi dalem Punokawan dan abdi dalem Kaprajan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, 2015. A 2015 mengatakan bahwa terdapat perbedaan mendasar dari keduanya, yakni untuk abdi dalem Punokawan itu berasal dari kalangan masyarakat umum, bukan pegawai dan mereka mendapat uang dari Keraton. Sedangkan abdi dalem Kaprajan itu berasal dari kalangan PNS dan mereka tidak mendapat uang dari pihak Keraton melainkan dari pemerintah. A 2015 menjelaskan bahwa abdi dalem Punokawan Sowan adalah abdi dalem yang tugasnya di kantor dan setiap hari masuk kerja kecuali hari libur dari pukul 09.00-13.00 WIB. Sedangkan abdi dalem Punokawan Caos adalah abdi dalem yang kerjanya hanya sekitar 5 hari setiap 2 bulan dengan 40 tugas menjaga beberapa tempat selama satu hari satu malam, seperti bagian depan Keraton, bagian gerbang, bagian belakang, dan bagian tengah Keraton. Sedangkan abdi dalem Kaprajan juga dibedakan menjadi 2 jenis yaitu abdi dalem Kaprajan Aktif dan abdi dalem Kaprajan Caos Bekti. Abdi dalem Kaprajan Aktif adalah mereka yang aktif bekerja di Pemda DIY namun sesekali bertugas di Keraton. Sedangkan abdi dalem Kaprajan Caos Bekti adalah mereka yang sudah pensiun dari Pemda DIY, tetapi kewajibannya hanya sowan bekti setiap 12 hari dari jam 09.00-12.00 WIB A, 2015. Kanjeng Kusumonegoro 2015 mengatakan bahwa minimal usia matang yang dapat disebut abdi dalem adalah 22 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan ada yang mendaftar dibawah usia persyaratan tersebut dan mereka menjalani masa magang. Lamanya masa magang tidak pasti, ada yang hanya 1-2 tahun tetapi ada pula yang sampai 5 tahunan. Tepas Keprajuritan sendiri contohnya, apabila ada calon abdi dalem yang sedang magang dan kemampuannya sangat dibutuhkan oleh kesatuan prajurit serta Keraton, maka calon abdi dalem itu langsung ditarik masuk menjadi abdi dalem prajurit di kesatuan yang bersangkutan meskipun usianya masih dibawah minimal persyaratan menjadi abdi dalem. Adapun syarat-syarat menjadi abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu dapat membaca aksara Jawa dengan lancar, mampu berbahasa jawa halus dengan baik dan sopan, mengetahui sejarah Keraton, disiplin, dan bekerja sesuai keahliannya. Persyaratan ini diperuntukan bagi keluarga yang pernah mengabdi kepada Keraton sebagai tanda terimakasih.