20
c. Perkembangan Sosio-Emosional
Santrock 2002
mengemukakan perkembangan
sosio- emosional pada masa remaja dapat dikonsepkan dari segi keluarga dan
teman sebaya. Remaja pada masa pertengahan dan akhir akan menuntut dua hal kepada keluarga yaitu otonomi dan attachment. Tuntutan
otonomi remaja ternyata cukup membuat banyak orangtua emosi karena mereka ingin diberi tanggung jawab atas dirinya dan tidak mau lagi
diatur-atur oleh orangtuanya. Namun akan berbeda dengan remaja yang lebih memilih attachment dengan orangtua. Allen dkk dalam Santrock
2002 mengatakan bahwa mereka akan terbantu dalam kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial remaja seperti harga diri, penyesuaian
emosional, dan kesehatan fisik. Selain itu, attachment dengan orangtua dapat berfungsi adaptif dalam menyediakan landasan yang kokoh agar
remaja dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan barunya dengan cara yang sehat secara psikologis serta tidak menimbulkan depresi
maupun tekanan emosional bagi dirinya. Armsden Greenberg dalam Santrock 2002 mengatakan
bahwa remaja yang secara kokoh dekat dengan orangtua, maka ia juga akan dekat secara kokoh dengan teman sebayanya. Tidak jarang dari
mereka yang mulai menjalin relasi sangat dekat dengan teman, pacar, dan lawan jenisnya Hazen Shaver dalam Santrock, 2002.
Konformitas dengan teman sebaya juga mulai muncul pada remaja baik yang bersifat positif yaitu ada keinginan untuk terlibat dalam
21 kelompok seperti berpakaian yang sama maupun yang bersifat negatif
yaitu mencuri, merusak, berbahasa kotor, mengolok-olok. Camarena dkk dalam Santrock, 2002. Berkencan merupakan jalinan relasi
dengan lawan jenis yang merupakan suatu bentuk seleksi pasangan yang dilakukan oleh remaja dan mereka akan meluangkan banyak
waktu terutama remaja perempuan yang memiliki keinginan lebih kuat dalam hal keintiman dengan laki-laki Duck dalam Santrock, 2002.
Etnisitas juga merupakan perkembangan sosio-emosional remaja yang mengarah kepada kemampuan remaja dalam menyadari
adanya keanekaragaman dan perbedaan individual yang akan berakibat pada stereotype kelompok-kelompok. Proses asimilasi dan pluralisme
di dalamnya akan menjelaskan beberapa remaja yang mencoba melebur dalam kelompok. Asimilasi dilakukan oleh remaja yang
melebur pada kelompok etnis minoritas ke kelompok dominan. Namun pluralisme dilakukan sebaliknya yaitu peleburan ke kelompok etnis
dan kebudayaan dalam masyarakat yang sama serta mereka lebih mampu melihat perbedaan tiap kebudayaan yang harus dipertahankan
dan dihargai Santrock, 2002. Selain itu, identitas yang penting pada masa remaja akhir yang
untuk pertama kali perkembangan fisik, kognitif, dan sosialnya sudah lebih maju sehingga individu sudah dapat memilah-milah dan
mengidentifikasi diri menuju ke dewasa Santrock, 2002. Pengaruh dari orangtua juga membawa dampak yang penting dalam