52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi menjadi prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di usia remaja akhir 18-22 tahun. Jenis
penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif yaitu penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan Bogdan
dan Taylor dalam Moleong, 2008. Creswell 2014 mendefiniskan bahwa penelitian kualitatif berusaha menyelidiki suatu isu yang berhubungan dengan
individu dengan mengumpulkan cerita yang menggunakan pendekatan naratif. Kirk dan Miller dalam Moleong 2008 juga mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif merupakan suatu tradisi dalam pengetahuan sosial yang bergantung pada pengamatan manusia. Selain itu, Jane Richie dalam Moleong 2008
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk memberi realitas tentang dunia sosial yang sedang diteliti dari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan manusia. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan analisis isi content analysis. Pendekatan tersebut bertujuan untuk menafsirkan secara subyektif isi data berupa teks melalui
proses klasifikasi sistematik seperti coding dan identifikasi aneka tema Hsieh Shannon dalam Supratiknya, 2015. Analisis isi merupakan analisis
53 mendalam yang dapat digunakan untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Secara kualitatif, analisis isi melibatkan isi dari komunikasi berupa percakapan, teks tertulis, dan wawancara yang akan dikategorikan serta
diklasifikasikan. Selain itu, objek dari analisis isi dalam kualitatif berupa transkrip wawancara, rekaman, dokumen, dan sebagainya Elo Kyngas
dalam Supratiknya, 2015. Pada analisis isi atau content analysis, terdapat pendekatan lagi yaitu
analisis isi konvensional pendekatan induktif dan analisis isi terarah pendekatan deduktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif atau
dapat disebut juga directed content analysis. Elo dan Kyngas dalam Supratiknya 2015 menjelaskan bahwa pendekatan ini bertujuan untuk
menguji kembali atau memvalidasi kategori, konsep, hipotesis, bahkan teori yang sudah pernah didapatkan dalam sebuah konteks baru dengan subyek
yang baru. Hsieh dan Shannon dalam Supratiknya 2015 menyatakan bahwa penggunaan teori pada pendekatan ini dapat membantu menentukan skema
pengodean awal. Pendekatan ini lebih cocok digunakan oleh peneliti karena data yang
akan diperoleh dari informan akan diuji ulang dan dikategorikan sesuai dengan teori yang digunakan peneliti sebagai pegangan serta acuan.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada motivasi menjadi prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di usia remaja akhir 18 - 22 tahun. Motivasi
54 setiap orang berbeda-beda, terutama motivasi remaja akhir yang diketahui
bahwa masa remaja penuh dengan kebimbangan dalam mencari identitas diri dan masih senang bermain mencari pengalaman yang lebih banyak. Oleh
sebab itu, peneliti akan menggali lebih dalam apa yang memotivasi seseorang sehingga memilih menjadi prajurit Keraton di usianya yang tergolong remaja
akhir.
C. Batasan Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai motivasi seseorang menjadi prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang termasuk juga sebagai abdi dalem
Keraton. Penelitian dilakukan pada informan yang tergolong remaja akhir dengan usia 18-22 tahun yang tertarik untuk menjadi prajurit di usia muda.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah Prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang berusia remaja akhir 18-22 tahun.
Penarikan atau pemilihan informan berdasarkan Snowball Sampling dengan memilih informan yang memiliki karakteristik langka sesuai tujuan penelitian
dan adanya penambahan informan yang ditunjukkan atau direkomendasi dari informan sebelumnya Narimawati, 2008.
55
E. Metode Pengambilan Data
Metode yang akan digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara mendalam yang akan direkam dan kemudian akan diubah dalam
bentuk verbatim. Creswell 2009 mendefinisikan wawancara adalah proses mencari data dari peneliti dan yang diteliti dengan bertatap muka atau face to
face baik antara dua orang maupun grup dengan teknik mengajukan pertanyaan terbuka dan tidak terstruktur. Mulyana 2010 berpendapat bahwa
wawancara adalah komunikasi antara dua orang dengan satu orang yang membutuhkan informasi dari orang lainnya dengan bertanya sesuai tujuan
tertentu. Sedangkan wawancara mendalam disebut juga wawancara tidak
terstruktur dan wawancara terbuka yang artinya metode ini memungkinkan peneliti mendorong dan menggali jawaban-jawaban informan penelitian agar
informan mampu mendefinisikan dirinya dan menggunakan istilah-istilah sendiri tentang fenomena yang akan diteliti. Sifat wawancara mendalam tidak
kaku dan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dirancang dapat berubah sesuai dengan kebutuhan peneliti dan kondisi informan penelitian.
Dengan adanya wawancara terbuka, peneliti berharap agar informan dapat menjawab pertanyaan dengan lebih mengeksplor dirinya. Selain itu,
peneliti juga berhadap dengan wawancara tidak terstruktur dapat menambah informasi yang lebih kuat dan sesuai penelitian. Oleh sebab itu, wawancara
dapat dilakukan sekali atau lebih dari sekali kepada setiap informan hingga data yang dibutuhkan peneliti dianggap cukup atau disebut data jenuh.
56 Selama proses wawancara dilakukan, peneliti juga menggunakan alat
perekam sebagai bukti data yang diambil adalah murni dari informan penelitian. Creswell 2009 mengatakan bahwa sudah banyak terjadi
kerusakan alat rekam yang membuat hasil wawancara sulit dianalisis. Oleh sebab itu, peneliti akan tetap mencatat hal-hal penting sebagai antisipasi
apabila terjadi hambatan dalam menganalisis data.
F. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan membuat langkah-langkah untuk turun ke lapangan dan mendapatkan data. Langkah-langkah yang dimaksud
yaitu : 1.
Menghubungi abdi dalem yang direkomendasikan teman untuk memastikan bahwa usianya masih termasuk remaja akhir ditahun ini.
2. Menyiapkan surat keterangan penelitian dari fakultas yang akan ditujukan
ke kantor Keprajuritan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 3.
Mendatangi kantor Keprajuritan dan bertemu dengan Kepala Tepas Keprajuritan untuk mencari data meliputi usia prajurit dan mewawancari
seputar pengetahuannya mengenai abdi dalem serta Keraton. 4.
Meminta ijin kepada informan untuk mengadakan penelitian dan merekam proses pengambilan data dengan membawa surat keterangan dari fakultas.
5. Melakukan penelitian dengan membawa panduan pertanyaan yang sudah
dirancang dan alat perekam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI