fenomena itu terjadi. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman
informan mengenai fenomena tersebut. Langkah akhir analisa data dalam penelitian ini adalah membuat laporan pengalaman setiap informan, setelah itu gabungan dari
gambaran tersebut ditulis Sumantri A, 2011.
3.7 Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan trustworthiness data diperlukan tehnik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria yang
digunakan yaitu derajat kepercayaan credibility, keteralihan transfelability, kebergantungan dependability, dan kepastian confirmability.
Universita Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian perspektif budaya Jawa dalam melakukan perawatan ibu nifas di lakukan di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan kajian awal studi literatur terkait dengan fokus penelitian. Secara geografis desa Rawang Lama terletak pada garis 1
13’50” - 2
2’32” Lintang Utara dan 99 20’44”-100
Desa Rawang Lama terdiri dari 12 dusun dengan berbagai macam suku yaitu Jawa, batak, Aceh, Minang, Melayu, Betawi, Banjar dan Cina. Mayoritas suku di
Desa Rawang Lama adalah suku Jawa yaitu sebesar 65. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi yaitu penelitian yang menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman masyarakat budaya Jawa dalam melakukan perawatan ibu nifas.
19’10 Bujur Timur. Desa Rawang Lama terletak pada garis khatulistiwa dengan batas-batas wilayah : Sebelah Utara
berbatasan dengan desa Rawang Pasar IV. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gambir Baru. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pasar V. Sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Pondok Bungur.
Sejarah singkat lahirnya desa Rawang diawali oleh kunjungan salah satu pemuda yang sekarang sudah meninggal dan dianggap sebagai salah satu pendiri dan
tokoh masyarakat dari Sidempuan yang merantau ke Asahan, karena lokasi desa
38
Universita Sumatera Utara
tersebut masih hutan si tokoh masyarakat tersebut menentukan lokasi wilayahnya dengan melempar batu. Sejauh mana lemparan batunya, seluas itu pula wilayah atau
tanah yang berhak untuk dimilikinya dan diolahnya. Begitulah seterusnya setiap pengunjung calon masyarakat desa Rawang Lama yang datang dalam menentukan
lokasi tempat tinggalnya, sampai akhirnya didirikanlah dan ditentukanlah desa Rawang yang berkembang sampai sekarang menjadi sebuah kecamatan Rawang
Panca Arga Kabupaten Asahan dan salah satu nama desanya adalah desa Rawang Lama.
Masyarakat desa Rawang Lama merupakan pendatang dari berbagai daerah dan berbagai jenis budaya. Salah satu budaya yang ada adalah budaya Jawa, seiring
berjalannya waktu dan perkembangan jaman, masyarakat yang memiliki budaya Jawa berkembang dan jumlahnyapun bertambah sehingga masyarakat yang tinggal di desa
Rawang Lama mayoritas memiliki budaya Jawa. Budaya Jawa yang ada di desa Rawang Lama terdiri dari berbagai asal yang berbeda sehingga dalam melakukan adat
ataupun upacara yang berhubungan dengan budaya dilakukan dengan petunjuk dan pendapat tokoh masyarakat budaya Jawa atau orang yang dituakan. Begitu juga
halnya awal munculnya perawatan ibu masa nifas menurut budaya Jawa, masyarakat Jawa melakukannya karena adanya kebiasaan – kebiasaan yang sudah dilakukan
secara turun temurun oleh keluarganya. Sehingga sampai sekarang ini kebiasaan tersebut terus dilakukan dengan anggapan selain untuk mempercepat pemulihan
kesehatan ibu nifasnya juga untuk meneruskan kebiasaan – kebiasaan menurut budaya Jawa.
Universita Sumatera Utara
4.2 Hasil Penelitian