oleh semua orang bahwa itu hal yang paling dilarang. Tentang pemakaian KB setelah masa nifas informan ini juga berpendapat tidak perlu memakai KB karena anjuran
suami yang melarang informan untuk menggunakannya.
4.2.7 Informan Ketujuh
Informan penelitian yang ketujuh berusia 31 tahun, sudah memiliki anak 3 dengan jenis persalinan keseluruhan spontan, pendidikan terakhir informan adalah
SMA, saat diwawancarai informan sedang mengalami masa nifas hari ke dua puluh tujuh. Pekerjaan informan sebagai petani dan selama masa nifas informan dirawat
oleh bibinya yang juga bersuku Jawa.
Waktu yang diperlukan untuk pemulihan selama masa nifas menurut informan ini yaitu 40 hari atau nama lainnya selapan sesuai pernyataanya bahwa “Selapan itu
kan? Iku selapan jenenge nek kami iku selapan yaitu 40 hari”. Sama dengan pendapat informan – informan sebelumnya bahwa pantangan atau larangan selama
masa nifas harus dipatuhi dan dilakukan oleh informan yaitu “Pantangan makanan ya okelah, gak boleh sembrono makan yang gatel – gatel macemiwak, udang, kepiting ,
men nggak bau amis banyu tetek e ngku iso muntah nek nyusui anake kan amis. Mangan buahpun sakjane orah ole macem maangga, nanas, timun wedih ikulho,
ikune ngku iso nyenyeken. Suwe marene. Weslah cari aman nggak usah mangan kaek nguu ndepelah. Nggak oleh kerjo – kerjo ndepe, ga oleh metu ampe lewat pintu omah
seurung selapan ngku anake kesamber uwong alus. Selapan itu kan?itu selapan namanya kalok kami selapan yaitu 40 hari. Pantangan makanan ya banyaklah, gak
boleh sembarangan makan yang gatal – gatal seperti ikan, udang, kepiting biar gak
Universita Sumatera Utara
bau amis air susunya nanti bisa muntah kalok nyusui anaknya. Makan buahpun sebenarnya tidak bisa seperti mangga, nenas, timun takut ituloh, itunya bisa semakin
parah lukanya atau basah. Lama sembuhnya.Udahlah cari aman aja tidak usah makan seperti itu dululah. Tidak boleh kerja, tidak boleh keluar rumah sampe lewat
pintu rumah sebelum selapan nanti anaknya kena orang halus”. Kebiasaan – kebiasaan yang harus dilakukan informan ini selama masa nifas
merupakan hal yang wajib dan tidak boleh ditinggalkan. Karena jika tidak dilakukan dianggap ibu nifas membangkang atau tidak mau diurus serta tidak mau menjaga
keindahan dan kesehatan tubuhnya sendiri. Seperti yang diungkapkan sebagai berikut yaitu “Wuwungan ditetesi matane ambek ujung rambut men gak rabun. Bar mandi
pareman, pilisan neng dahi men matane nggak rabun, nggak belekann. Minum jamu wejahan men awake singset, seger, air teteke oke. Tapelanbengkungan, pakek kain
panjang men perute nggak ngembang bu, men cepet singset nggak melar. Wuwungan ditetesi matanya sama ujung rambut biar nggak rabun. Siap mandi
pareman, pilisan di kening biar matanya nggak rabun, tidak keluar kotorannya. Minum jamu wejahan biar badannya langsing, segar, air susunyapun banyak”.
Perawatan khusus payudara selama masa nifas tidak ada dilakukan oleh informan seperti yang diungkapkannya “Gak enenglah”. Melakukan hubungan
seksual selama masa nifas menurut informan yaitu “ohhh yaa nggak olehlah. Ngku bol e metu, kan jijik eneng darahe. ohhh yaa tidak bolehlah, nanti rahimnya keluar,
kan kotor masih ada darahnya”.
Universita Sumatera Utara
Pendapat informan tentang pemakaian KB setelah masa nifas yaitu “Nek KB yoo tunggu intuk menslah bu. Jika mau KB tunggu dapat haid”. Dalam hal ini
informan beranggapan sebelum mendapatkan haid atau menstruasi ibu nifas belum subur atau belum teratur siklus haidnya sehingga anggapan informan KB perlu
dipakai jika sudah dipastikan informan mendapatkan haid setelah masa nifas.
Universita Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Selama masa nifas berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Sebenarnaya sebagian besar bersifat fisiologis,
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Walaupun persalinan berlangsung di pusat pelayanan kesehatan, RS atau klinik bersalin tidak jarang
sekembalinya ke rumah, para wanita yang baru melahirkan itu menjalani perawatan secara tradisional sesuai dengan kebudayaan atau kebiasaan yang masih mereka
pertahankan sejak dahulu. Oleh karena itu pada masa nifas seorang ibu perlu mendapat perhatian yang
serius. Karena ibu nifas harus selalu memperhatikan fisiknya menyangkut konsumsi makanan dan aktifitasnya. Banyak hal dilakukan ibu nifas berkenaan dengan
pantangan, karena budaya yang berlaku dimasyarakat begitu kental. Untuk itu ibu nifas masih perlu periksa kepada dokter atau bidan.
Dalam konteks kehamilan dan kelahiran bayi, setiap masyarakat memiliki cara – cara budaya mereka sendiri untuk memahami dan menanggapi peristiwa
pertumbuhan janin dan kelahiran bayi. Berbagai kelompok masyarakat juga mempunyai cara – cara tertentu dalam mengatur aktivitas – aktivitas mereka saat
menghadapi wanita yang hamil dan bersalin. Demikian pula didalam berbagai
57
Universita Sumatera Utara
kebudayaan terdapat cara – cara tertentu sebagai respons mereka saat menanggapi kematian bayi dan ibunya Swasono, 1998.
Pada penelitian ini, perspektif budaya Jawa dalam melakukan perawatan ibu nifas yang lamanya masa nifas menurut informan penelitian 36 – 40 hari merupakan
waktu yang normal untuk masa pemulihan alat – alat kandungan seperti sebelum hamil. Dimana hal ini sesuai dengan pendapaat Sulistyawati 2009 bahwa waktu
berlangsungnya masa nifas sekitar 6 minggu atau 42 hari. Adapun yang menjadi kebiasaan dan merupakan tradisi masyarakat Jawa dalam melakukan perawatan ibu
nifas di desa Rawang Lama adalah sebagai berikut :
5.1 Pantangan-pantangan Selama Masa Nifas