2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi; pencegahan, diagnosa dini, dan
pengobatan komplikasi pada ibu; merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu; mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk dalam
situasi keluarga dan budaya yang khusus; imunisasi ibu terhadap tetanus; mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan
pengembangan hubunga yang baik antara ibu dan anak Sulistyawati, 2009.
2.1.3 Program dan Kebijakan Nasional dalam Asuhan Masa Nifas
Untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi maka perlu dilakukan kunjungan pada masa
nifas paling sedikit 4 kali yaitu kunjungan pertama 6 – 8 jam yang bertujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, dan merujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI awal, membantu melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, juga menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah hipotermia. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan yang tujuannya untuk memastikan
involusi uterus berjalan normal, yaitu uterus berkontraksi dan fundus di bawah umbilikus. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau perdarahan abnormal.
Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu
Universita Sumatera Utara
menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari. Kunjungan ketiga 2 minggu setelah persalinan yaitu tujuannya sama dengan
sewaktu kunjungan kedua. Selanjutnya kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan yang bertujuan untuk mengetahui tentang penyulit-penyulit yang dialami
oleh ibu dan bayinya, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB secara dini Sulistyawati, 2009.
2.1.4 Tahapan Masa Nifas