Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen
6
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan rangsangan dari lingkungannya melalui panca indera sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Menurut Thoha 1988:158, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain sebagai berikut:
a. Artibulasi
Artibulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tidak hanya
tertarik mengamati perilaku dalam organisasi saja, tetapi juga mencari jawaban penyebab dari perilaku orang yang diamati. Penilaian orang
dan reaksinya terhadap perilakunya. Proses atribulasi ini sangat bermanfaat karena meneliti sebab-sebab terjadinya suatu perilaku yang
diharapkannya persepsi terhadap orang lain. b.
Stereotype Strereotype
adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian dari kelas atau kategori. Selain itu di dalam
Stereotype ini terdapat suatu persetujuan umum atas sifat-sifat yang
disandang dengan sifat yang senyatanya. Hal ini mengakibatkan suatu kenyataan dan bisa tidak menyenangkan.
7
c. Hallo Effect
Hallo Effect digunakan untuk menilai seseorang berdasarkan atas salah
satu sifat yang diketahui oleh yang menilai. Misalnya kerajinan, kecerdasan, penampilan, kerjasama, dan lain sebagainya. Satu sifat
yang kebetulan dilihat oleh penilai dan dapat menutupi sifat-sifat lainnya.
3. Pengertian Pendekatan Mengajar SCL
a. Pengertian Pendekatan
Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam dunia pengajaran, kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning
something yang artinya adalah cara memulai sesuatu. Jadi pendekatan
mengajar itu sendiri berarti cara memulai suatu pengajaran Subana 2000:18.
Menurut Sanjaya strategi pembelajaran 2006:125, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
pendidik terhadap proses pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran ada dua yaitu, pendekatan yang berpusat pada guru
Instuctor Centered Learning dan pendekatan yang berpusat pada siswa Student Centered Learning.
b. Pengertian Student Centered Learning SCL
1 Student Centered Learning adalah suatu model pembelajaran yang
menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar Instructor
8
Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan
dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif http:faculty.petra.ac.idarlinahsclsclpdf.
2 Student Centered Learning SCL adalah suatu harapan dengan
sekurang-kurangnya tiga alasan. Pertama, sebagai dampak perkembangan teknologi informasi
memberikan peluang bagi penjaringan sumber informasi pengetahuan oleh siapa pun, termasuk mahasiswa. Padahal dalam
kenyataannya, mahasiswa seringkali memperoleh kesempatan lebih baik dibandingkan dosennya. Oleh karena itu mahasiswa harus
diberi ruang dan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan awalnya dalam proses pembelajaran sebagai upaya membentuk
sendiri pemikirannya. Kedua, pendekatan ini telah menjadi kebijakan universitas melalui rencana stratejik yang harus
diformulasikan dan ditranformasikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di seluruh program studi. Ketiga, sesungguhnya
dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada dosen terdapat beberapa kelemahan, diantaranya memberikan peluang bagi
dominasi dosen, sehingga menganggap dirinya sebagai satu- satunya sumber pengetahuan; dan tidak memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya atau telah mengambil alih hak dan kesempatan belajar mahasiswa
9
http:kjm.ugm.ac.idwebindex2.php?option=com_contentdo_p df=1id=295
. 3
Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada
individu pembelajar keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan dengan fokus
pada pembelajaran pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktik
pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar
http:inparametric.combhinablogdownloadpembelajaran_berb asis_scl.pdf.
Perspektif yang berpusat pada siswa ini merupakan suatu refleksi dari duabelas 12 prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada
siswa, 12 prinsip itu adalah: Prinsip 1 : Dasar proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
proses alamiah untuk mencapai tujuan yang bermakna secara pribadi, bersifat aktif, dan melalui mediasi secara internal,
merupakan proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi dan pengalaman yang dipilih melalui persepsi unik,
pemikiran, dan perasaan siswa.
10
Prinsip 2 : Tujuan proses pembelajaran. Siswa mencari untuk menciptakan makna, representasi pengetahuan melalui kuantitas
dan kualitas data yang tersedia. Prinsip 3: Pembentukan pengetahuan. Siswa mengkaitkan
informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki melalui cara-cara yang unik dan penuh makna.
Prinsip 4 : Pemikiran tingkat tinggi. Strategi tingkat tinggi untuk memantau dan memonitor proses mental, menfasilitasi kreativitas
dan berpikir kritis. Prinsip 5 : Pengaruh motivasi dalam pembelajaran. Kedalaman dan
keluasan informasi diproses, serta apa dan seberapa banyak hal itu dipelajari dan diingat.
Prinsip 6 : Motivasi intrinsik untuk belajar. Individu pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan menikmati pembelajaran, tetapi
pemikiran dan emosi negatif misalnya perasaan tidak aman, takut gagal, malu, ketakutan mendapat hukuman dapat mengancam
antusiasme mereka. Prinsip 7 : Karakteristik tugas-tugas pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi. Rasa ingin tahu, kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi dapat distimulasi melalui tugas-tugas yang relevan.
Prinsip 8: Kendala dan peluang perkembangan. Kemajuan individual dipengaruhi perkembangan fase-fase fisik, intelektual,
11
emosional, dan sosial yang merupakan fungsi genetis yang unik serta pengaruh faktor lingkungan.
Prinsip 9: Keberagaman sosial dan budaya. Pembelajaran difasilitasi oleh interaksi sosial dan komunikasi dengan orang lain
melalui pengaturan yang fleksibel, keberagaman usia, budaya, latar belakang keluarga, dsb.
Prinsip 10 : Penerimaan sosial, harga diri, dan pembelajaran. Pembelajaran dan harga diri sangat terkait ketika individu dihargai
dan dalam hubungan yang saling peduli satu dengan yang lain sehingga mereka dapat saling mengetahui potensi, menghargai
bakat-bakat unik dengan tulus, dan menerima mereka saling dapat menerima sebagai individu.
Prinsip 11 : Perbedaan individual dalam pembelajaran. Meskipun prinsip-prinsip dasar pembelajaran dan motivasi berpengaruh pada
semua siswa, siswa memiliki perbedaan kemampuan dan preferensi dalam model dan strategi pembelajaran. Perbedaan-perbedaan ini
merupakan pengaruh dari lingkungan dan keturunan. Prinsip 12 : Filter kognitif. Keyakinan personal, pemikiran, dan
pemahaman berasal dari pembelajaran, hal ini dapat menjadi dasar individual dalam pembentukan realitas.
c. Ciri-ciri SCL
1. Mahasiswa aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajari.
12
2. Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.
3. Tidak terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga
mengembangkan sikap belajar. 4.
Multimedia 5.
Fungsi dosen sebagai motivator dan fasilitator 6.
Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan berkesinambungan dan terintegrasi.
7. Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan kesalahan
dapat digunakan sebagai sumber belajar. 8.
Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan pendekatan interdisipliner.
9. Mahasiswa dan dosen belajar bersama dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan. 10.
Mahasiswa melakukan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL.
11. Penekanan pada pencapaian kompetensi mahasiswa.
12. Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa melakukan
pembelajaran. 13.
Penekanan pada penguasaan hard skill dan soft skill mahasiswa. Pendekatan SCL itu lebih mengutamakan pada aktifitas
mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, bukan sebagai transfer pengetahuan dari dosen ke
13
mahasiswa. Fungsi dosen sudah tidak lagi sebagai pemberi informasi utama dan evaluator, tetapi fungsi dosen pada pendekatan SCL adalah:
1. Memfasilitasi:
Modul ajar, buku, handout, jurnal, hasil penelitian, waktu. 2.
Memotivasi: a
Dengan memberi perhatian pada siswa b
Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan mahasiswa dengan situasi yang kontekstual.
c Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia
dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. d
Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.
3. Memberi tutorial:
Menunjukkan jalancarametode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. 4.
Memberi umpan balik: Memonitor dan mengkoreksi jalan pikiranhasil kinerja agar
mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya. Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada
siswa memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya
adalah:
14
a. Berbagi informasi dengan cara: curah gagasanbrainstorming, kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok, diskusi panel,
simposium dan seminar; b. Belajar dari pengalaman dengan cara: simulasi, bermain peran,
permainan, dan kelompok temu; c. Pembelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara: studi
kasus, tutorial, dan lokakarya. Variasi dari sejumlah ragam kegiatan belajar juga diyakini
akan cenderung menghasilkan pengetahuan yang tersimpan kuat dalam memori siswa. Sebuah riset melaporkan perbandingan antara gaya
mengajar dengan persentase informasi yang diingat dalam jangka waktu lama.
GAYA MENGAJAR INFORMASI YANG
TERSMPAN LAMA Ceramah 2
Ceramah disertai Demonstrasi 10
Ceramah disertai demonstrasi dan latihan terbimbing
20 Ceramah disertai demonstrasi, praktek
terbimbing dan pemberian umpan balik 80
Dari tabel di atas terlihat bahwa informasi yang kuat tersimpan dihasilkan oleh gabungan antara sejumlah kegiatan yang melibatkan
berbagai kegiatan siswa. d.
Pembelajaran KBK dengan pendekatan SCL 1.
Mengutamakan tercapainya kompetensi mahasiswakemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif secara utuh
15
2. Memberi pengalaman belajar mahasiswabukan hanya memberi
soal ujiantes, sedangkan proses belajarnya tidak bisa diketahui. 3.
Mahasiswa harus dapat menunjukkan hasil belajarnyakinerjanya. 4.
Pemberian tugas menjadi pokok dalam pembelajaran. 5.
Mahasiswa mempresentasikan penyelesaian tugasnya, dibahas bersama, dikoreksi, dan diperbaiki, merupakan proses yang penting
dalam pembelajaran SCL. 6.
Penilaian proses sama pentingnya dengan penilaian hasilujian tulis lebih banyak mengarah pada penilaian hasil belajar.
e. Pengukuran dan penilaian belajar
Penilaian belajar biasanya digunakan oleh pendidik untuk menilai seseorang berhasil atau tidak dalam belajar melalui ujian
tertulis atau lisan. Biasanya seorang mahasiswa akan dinyatakan berhasil apabila dia lulus dalam ujian tertulis maupun lisan dari suatu
mata kuliah dan dikatakan tidak lulus apabila mahasiswa tidak lulus ujian tertulis maupun lisan yang diberikan oleh dosen.
Penilaian pembelajaran pada pendekatan SCL berbeda dengan penilaian pembelajaran konvensional. Penilaian dengan menggunakan
pendekatan ini lebih menekankan pada kompeten atau tidak mahasiswa terhadap mata kuliah yang diberikan. Jadi mahasiswa dikatakan
berhasil mengikuti perkuliahan apabila mereka kompeten atau menguasai secara menyeluruh tentang mata kuliah yang diberikan oleh
dosen.
16