Hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar Student Centered Learning (SCL) dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENDEKATAN MENGAJAR STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI KAMPUS DENGAN PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA

Studi Kasus : Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006 & 2007

Nova Padmawati Prihatin Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) Hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) Hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 & 2007. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 & 2007 yang berjumlah 124 mahasiswa. Jumlah sampel penelitian adalah 52 mahasiswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua digunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab permasalahan ketiga digunakan analisis korelasi ganda.

Dari analisis data dapat ditarik kesimpulan: (1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa, yang dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) 0,092 dan r tabel 0,176 dengan tingkat signifikansi 0,310; (2) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa, yang dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) -0,532 dan r tabel 0,176 dengan tingkat signifikansi 0,000; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa, yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi berganda (R) 0,560; nilai F hitung 27,609 dan F tabel 3,08 dengan tingkat signifikansi 0,000.


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF STUDENT’S PERCEPTION TOWARD TEACHING APPROACH STUDENT CENTERED LEARNING(SCL) TEACHING LEARNING ENVIRONMENT LEARNING IN CAMPUS AND

STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study : Student of Accounting Department 2006 & 2007 Generation

Nova Padmawati Prihatin Sanata Dharma University

2009

The aims of this research are to know whether there is positive and significant relationship between student’s perception : (1) toward teaching approach and Student Centered Learning teaching and student’s learning achievement; (2) environment learning in campus and student’s learning achievement; (3) approach Student Centered Learning teaching and environment learning in campus and student’s learning achievement.

This research was conducted in Accounting Department 2006 & 2007 generation. The population of this research are 124 students of Accounting Department. The samples are 52 students. The sampling technique is purposive sampling. The method of data collection are questionnaire and documentation. To answer the first and second problems, the writer used product moment correlation analysis, while to answer the third problems, the writer used double correlation analysis.

The result indicates that: (1) there is no positive and significant relationship to approach Student Centered Learning teaching with student’s learning achievement (r = 0,092, r tables = 0,176, and sign.value = 0,310) ; (2) there is no positive and significant relationship between environment learning in campus and student’s learning achievement (r = -0,532, r tables = 0,176, and sign.value = 0,000); (3) there is positive and significant relationship to approach SCL teaching and environment learning in campus and student’s learning achievement (R = 0,560; F = 27,609; F tables 3,08; and sign.value = 0,000). .


(3)

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENDEKATAN MENGAJAR STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI KAMPUS DENGAN PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA

Studi Kasus : Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006-2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Nova Padmawati Prihatin 041334082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

             


(5)

   


(6)

 

PERSEMBAHAN

“I'm walking away, to find a better

day”

(by Craig David)

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta

Juga adikku tersayang

 

                                 


(7)

MOTTO

“TUHAN AKAN MEMBERIKAN

YANG KITA BUTUHKAN

BUKAN

YANG KITA INGINKAN”

                                                     


(8)

   

                                                       


(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas kasih, karunuia dan berkat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyusun hingga menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan yang diberikan oleh semua pihak, untuk itu penulis secara tulus mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing, menuntun, dan menyertai dalam setiap langkah penulis.

2. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Ir. P. Wiryono, SJ serta staf karyawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan, kritik, saran, dan meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku yang kucintai dan sayangi Sutarman dan Sri Supadmi serta adikku Mita Anggraeni Cahyaningrum alias Jambul yang selalu


(11)

memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan, semangat, dan perhatian kepada penulis selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

7. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 yang telah membantu penulis dalam pengisian kuesioner.

8. Mas Tejo yang selalu sabar memberikan dukungan, semangat, waktu dan perhatiannya selama penulis kuliah dan penyelesaian skripsi. Cepet selesai ya mas…..

9. Teman-teman setiaku Yuli di Bali, Yesi(pacul), Elin, Yessi di Tangerang, thanks banget semangatnya guy’s… I’ll be back…..

10. Teman-Teman kuliah Agnes(meong), Anna, Sisil, Vivin, Eli(mbek), Tanti, Via, Florie dan Santi yang selalu memberikan semangat, tempat curhat, dan tempat gila bareng selama kuliah.

11. Teman-teman PAK 04 thanks for all…..

12. Teman-teman kos Trembuku 1 Erna, Mbak Uci, Anne, Ririn, Sinta, Ani, Atik, Vero thank you….

13. Semua orang yang turut membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi dan perkuliahan penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya.

Yogyakarta, Juli 2009 Penulis


(12)

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENDEKATAN MENGAJAR STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI KAMPUS DENGAN PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA

Studi Kasus : Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006 & 2007

Nova Padmawati Prihatin Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) Hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) Hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 & 2007. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 & 2007 yang berjumlah 124 mahasiswa. Jumlah sampel penelitian adalah 52 mahasiswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua digunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab permasalahan ketiga digunakan analisis korelasi ganda.

Dari analisis data dapat ditarik kesimpulan: (1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa, yang dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) 0,092 dan r tabel 0,176 dengan tingkat signifikansi 0,310; (2) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa, yang dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) -0,532 dan r tabel 0,176 dengan tingkat signifikansi 0,000; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa, yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi berganda (R) 0,560; nilai F hitung 27,609 dan F tabel 3,08 dengan tingkat signifikansi 0,000.


(13)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF STUDENT’S PERCEPTION TOWARD TEACHING APPROACH STUDENT CENTERED LEARNING(SCL) TEACHING LEARNING ENVIRONMENT LEARNING IN CAMPUS AND

STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study : Student of Accounting Department 2006 & 2007 Generation

Nova Padmawati Prihatin Sanata Dharma University

2009

The aims of this research are to know whether there is positive and significant relationship between student’s perception : (1) toward teaching approach and Student Centered Learning teaching and student’s learning achievement; (2) environment learning in campus and student’s learning achievement; (3) approach Student Centered Learning teaching and environment learning in campus and student’s learning achievement.

This research was conducted in Accounting Department 2006 & 2007 generation. The population of this research are 124 students of Accounting Department. The samples are 52 students. The sampling technique is purposive sampling. The method of data collection are questionnaire and documentation. To answer the first and second problems, the writer used product moment correlation analysis, while to answer the third problems, the writer used double correlation analysis.

The result indicates that: (1) there is no positive and significant relationship to approach Student Centered Learning teaching with student’s learning achievement (r = 0,092, r tables = 0,176, and sign.value = 0,310) ; (2) there is no positive and significant relationship between environment learning in campus and student’s learning achievement (r = -0,532, r tables = 0,176, and sign.value = 0,000); (3) there is positive and significant relationship to approach SCL teaching and environment learning in campus and student’s learning achievement (R = 0,560; F = 27,609; F tables 3,08; and sign.value = 0,000). .


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK... ix

ABCTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Batasan Masalah ... 2

C.

Rumusan Masalah ... 3

D.

Tujuan ... 3

E.

Manfaat Penelitian... 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL ... 5

B.

Lingkungan Belajar di Kampus... 16

C.

Prestasi Belajar Mahasiswa ... 20


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ……….. 29

B.

Tempat dan Waktu Penelitian ……… 29

C.

Subyek dan Obyek Penelitian ……... 30

D.

Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ...………. 30

E.

Operasional Variabel.... ………..… 31

F.

Teknik Pengumpulan Data ……….………....……… 34

G.

Teknik Pengujian Instrumen ... 34

H.

Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS

A.

Sejarah Universitas Sanata Dharma... 48

B.

Visi dan Misi... 50

C.

Tujuan Pendidikan di Sanata Dharma ... 51

D.

Yayasan... 51

E.

Pimpinan... 52

F.

Dewan Penyantun... 54

G.

Kemitraan... 54

H.

Lokasi Kampus... 64

I.

Statistik ... 64

J.

Fasilitas ... 66

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Responden... 68

B.

Deskripsi Data Penelitian ... 68

C.

Uji Normalitas ... 70

D.

Uji Linieritas ... 71

E.

Uji Hipotesis ... 73


(16)

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan... 85

B.

Keterbatasan Penelitian... 87

C.

Saran-Saran... 87


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan

Mengajar SCL... 31

Tabel 3.2 Operasional Variabel Lingkungan Belajar di Kampus ... 33

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan

Mengajar

SCL...

36

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Kampus... 37

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 38

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas... 38

Tabel 3.7 PAP II... 39

Tabel 3.8 Interval Skor Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar

SCL... 40

Tabel 3.9 Interval Skor Lingkungan Belajar di Kampus ... 41

Tabel 3.10 Interval Skor Prestasi Belajar Mahasiswa... 42

Tabel 3.11 Koefisien Korelasi... 45

Tabel 5.1 Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL ... 69

Tabel 5.2 Lingkungan Belajar di Kampus... 69

Tabel 5.3 Prestasi Belajar Mahasiswa... 70

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas... 71

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Linieritas... 72

Tabel 5.6 Korelasi Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan

Mengajar SCL Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa ... 74

Tabel 5.7 Korelasi Hubungan Lingkungan Belajar di Kampus Dengan Prestasi

Belajar

Mahasiswa...

75

Tabel 5.8 Korelasi Ganda... 76


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian...92

Lampiran II Data Validitas Penelitian...81

Lampiran III Data Induk Penelitian ...100

Lampiran IV Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...110

Lampiran V Uji Normalitas dan Uji Linieritas...113

Lampiran VI Korelasi Produk Moment dan Analisis Korelasi Ganda ...115


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan perkuliahan bertujuan untuk mendapatkan suatu prestasi dalam dunia akademik. Prestasi tidak hanya bisa didapat dari dunia akademik saja, banyak sekali tempat untuk memperoleh prestasi. Selain di bidang akademik, prestasi juga bisa diperoleh contohnya di bidang olahraga, kesenian, atau di bidang lainnya. Bagi mahasiswa, mereka harus belajar dengan giat agar mereka dapat memperoleh nilai yang sangat baik sehingga mereka dapat dikatakan berprestasi.

Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran yang biasanya diperoleh dari tes atau angka yang diberikan guru (Nasution, 2001:39). Seorang mahasiswa dikatakan sukses dalam belajar apabila dia dapat berprestasi dengan memiliki skor IPK yang tinggi, dan dikatakan sukses dalam perkuliahan apabila dia dapat bekerja di tempat yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi minat, motivasi, kondisi psikis dan fisik siswa. Faktor eksternal sendiri merupakan faktor yang berasal dari luar siswa seperti, pendekatan mengajar, proses belajar mengajar, lingkungan belajar, dan kondisi sosial ekonomi keluarga.


(20)

Pendekatan pembelajaran merupakan faktor yang berasal dari luar siswa. Kemampuan mengajar dengan menggunakan pendekatan yang tepat merupakan hal yang harus dimiliki dosen. Penggunaan pendekatan yang tepat dapat menciptakan kegiatan belajar/mengajar yang optimal. Apabila salah satu bagian dari faktor eksternal ini dapat terpenuhi maka tujuan pembelajaran akan tercapai.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah lingkungan belajar, karena lingkungan mempengaruhi seseorang untuk berkonsentrasi. Lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Agar prestasi belajar mahasiswa itu baik maka diharapkan lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa itu baik pula. Beberapa faktor di atas diduga dapat mempengaruhi keberhasilan atau prestasi belajar mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Mengingat pentingnya mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, untuk itu penelitian ini akan meneliti “Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL dan Lingkungan Belajar di Kampus dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” Prodi PAK angkatan 2006 & 2007 Universitas Sanata Dharma.

B. Batasan Masalah

Menyadari banyaknya masalah yang ada dalam usaha peningkatan prestasi belajar mahasiswa maka dalam penelitian ini penulis membatasi


(21)

mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap

pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa?

2. Apakah ada hubungan positif antara lingkungan belajar di kampus dengan

prestasi belajar mahasiswa?

3. Apakah ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap

pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi

mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan postif antara lingkungan belajar

di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi

mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.


(22)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Memberi masukan untuk dapat lebih meningkatkan kualitas universitas secara umum serta kualitas dosen secara khusus melalui pemerkayaan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, dengan lingkungan yang lebih menunjang.

2. Bagi Dosen

Memberi masukan bagi dosen bahwa sebenarnya pendekatan SCL itu dapat merangsang kemandirian mahasiswa dalam kegiatan belajar.

3. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan mahasiswa khususnya FKIP bahwa prestasi belajar dapat diupayakan dengan pendekatan mengajar yang sesuai dengan tujuan dan lingkungan belajar yang kondusif.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan bahwa sebenarnya faktor pendekatan belajar SCL dan lingkungan di kampus dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen

1. Pengertian Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri (Davidoff, 1988:232). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Thoha (1988:138) yang mengatakan bahwa persepsi merupakan proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik melalui pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.

Situasi itu sendiri lebih ditekankan oleh Rakhmat (1985:64), sebagai pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sarlito (1992:45) sendiri menyatakan bahwa persepsi merupakan sejumlah penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak), sehingga manusia bisa mengenali dan menilai obyek-obyeknya.


(24)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan dari lingkungannya melalui panca indera sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi

Menurut Thoha (1988:158), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain sebagai berikut:

a. Artibulasi

Artibulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tidak hanya tertarik mengamati perilaku dalam organisasi saja, tetapi juga mencari jawaban penyebab dari perilaku orang yang diamati. Penilaian orang dan reaksinya terhadap perilakunya. Proses atribulasi ini sangat bermanfaat karena meneliti sebab-sebab terjadinya suatu perilaku yang diharapkannya persepsi terhadap orang lain.

b. Stereotype

Strereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai suatu bagian dari kelas atau kategori. Selain itu di dalam

Stereotype ini terdapat suatu persetujuan umum atas sifat-sifat yang disandang dengan sifat yang senyatanya. Hal ini mengakibatkan suatu kenyataan dan bisa tidak menyenangkan.


(25)

c. Hallo Effect

Hallo Effect digunakan untuk menilai seseorang berdasarkan atas salah satu sifat yang diketahui oleh yang menilai. Misalnya kerajinan, kecerdasan, penampilan, kerjasama, dan lain sebagainya. Satu sifat yang kebetulan dilihat oleh penilai dan dapat menutupi sifat-sifat lainnya.

3. Pengertian Pendekatan Mengajar SCL

a. Pengertian Pendekatan

Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam

dunia pengajaran, kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning something yang artinya adalah cara memulai sesuatu. Jadi pendekatan mengajar itu sendiri berarti cara memulai suatu pengajaran (Subana 2000:18).

Menurut Sanjaya (strategi pembelajaran 2006:125), pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita (pendidik) terhadap proses pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran ada dua yaitu, pendekatan yang berpusat pada guru (Instuctor Centered Learning) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning).

b. Pengertian Student Centered Learning ( SCL)

1) Student Centered Learning adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar.


(26)

Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif (http://faculty.petra.ac.id/arlinah/scl/scl/pdf.)

2) Student Centered Learning (SCL) adalah suatu harapan dengan sekurang-kurangnya tiga alasan.

Pertama, sebagai dampak perkembangan teknologi informasi

memberikan peluang bagi penjaringan sumber informasi pengetahuan oleh siapa pun, termasuk mahasiswa. Padahal dalam kenyataannya, mahasiswa seringkali memperoleh kesempatan lebih baik dibandingkan dosennya. Oleh karena itu mahasiswa harus diberi ruang dan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan awalnya dalam proses pembelajaran sebagai upaya membentuk sendiri pemikirannya. Kedua, pendekatan ini telah menjadi kebijakan universitas melalui rencana stratejik yang harus diformulasikan dan ditranformasikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di seluruh program studi. Ketiga, sesungguhnya dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada dosen terdapat beberapa kelemahan, diantaranya memberikan peluang bagi dominasi dosen, sehingga menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber pengetahuan; dan tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya atau telah mengambil alih hak dan kesempatan belajar mahasiswa


(27)

(http://kjm.ugm.ac.id/web/index2.php?option=com_content&do_p df=1&id=295.)

3) Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran

dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran (pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktik pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar)

(http://inparametric.com/bhinablog/download/pembelajaran_berb asis_scl.pdf.)

Perspektif yang berpusat pada siswa ini merupakan suatu refleksi dari duabelas (12) prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa, 12 prinsip itu adalah:

Prinsip 1 : Dasar proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses alamiah untuk mencapai tujuan yang bermakna secara pribadi, bersifat aktif, dan melalui mediasi secara internal, merupakan proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi dan pengalaman yang dipilih melalui persepsi unik, pemikiran, dan perasaan siswa.


(28)

Prinsip 2 : Tujuan proses pembelajaran. Siswa mencari untuk menciptakan makna, representasi pengetahuan melalui kuantitas dan kualitas data yang tersedia.

Prinsip 3: Pembentukan pengetahuan. Siswa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki melalui cara-cara yang unik dan penuh makna.

Prinsip 4 : Pemikiran tingkat tinggi. Strategi tingkat tinggi untuk memantau dan memonitor proses mental, menfasilitasi kreativitas dan berpikir kritis.

Prinsip 5 : Pengaruh motivasi dalam pembelajaran. Kedalaman dan keluasan informasi diproses, serta apa dan seberapa banyak hal itu dipelajari dan diingat.

Prinsip 6 : Motivasi intrinsik untuk belajar. Individu pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan menikmati pembelajaran, tetapi pemikiran dan emosi negatif (misalnya perasaan tidak aman, takut gagal, malu, ketakutan mendapat hukuman) dapat mengancam antusiasme mereka.

Prinsip 7 : Karakteristik tugas-tugas pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi. Rasa ingin tahu, kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi dapat distimulasi melalui tugas-tugas yang relevan. Prinsip 8: Kendala dan peluang perkembangan. Kemajuan individual dipengaruhi perkembangan fase-fase fisik, intelektual,


(29)

emosional, dan sosial yang merupakan fungsi genetis yang unik serta pengaruh faktor lingkungan.

Prinsip 9: Keberagaman sosial dan budaya. Pembelajaran difasilitasi oleh interaksi sosial dan komunikasi dengan orang lain melalui pengaturan yang fleksibel, keberagaman (usia, budaya, latar belakang keluarga, dsb).

Prinsip 10 : Penerimaan sosial, harga diri, dan pembelajaran. Pembelajaran dan harga diri sangat terkait ketika individu dihargai dan dalam hubungan yang saling peduli satu dengan yang lain sehingga mereka dapat saling mengetahui potensi, menghargai bakat-bakat unik dengan tulus, dan menerima mereka saling dapat menerima sebagai individu.

Prinsip 11 : Perbedaan individual dalam pembelajaran. Meskipun prinsip-prinsip dasar pembelajaran dan motivasi berpengaruh pada semua siswa, siswa memiliki perbedaan kemampuan dan preferensi dalam model dan strategi pembelajaran. Perbedaan-perbedaan ini merupakan pengaruh dari lingkungan dan keturunan.

Prinsip 12 : Filter kognitif. Keyakinan personal, pemikiran, dan pemahaman berasal dari pembelajaran, hal ini dapat menjadi dasar individual dalam pembentukan realitas.

c. Ciri-ciri SCL

1. Mahasiswa aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan


(30)

2. Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.

3. Tidak terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga

mengembangkan sikap belajar. 4. Multimedia

5. Fungsi dosen sebagai motivator dan fasilitator

6. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan berkesinambungan

dan terintegrasi.

7. Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan kesalahan

dapat digunakan sebagai sumber belajar.

8. Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan pendekatan

interdisipliner.

9. Mahasiswa dan dosen belajar bersama dalam mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan.

10.Mahasiswa melakukan pembelajaran dengan berbagai model

pembelajaran SCL.

11.Penekanan pada pencapaian kompetensi mahasiswa.

12.Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa melakukan

pembelajaran.

13.Penekanan pada penguasaan hard skill dan soft skill mahasiswa. Pendekatan SCL itu lebih mengutamakan pada aktifitas mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, bukan sebagai transfer pengetahuan dari dosen ke


(31)

mahasiswa. Fungsi dosen sudah tidak lagi sebagai pemberi informasi utama dan evaluator, tetapi fungsi dosen pada pendekatan SCL adalah: 1. Memfasilitasi:

Modul ajar, buku, handout, jurnal, hasil penelitian, waktu.

2. Memotivasi:

a) Dengan memberi perhatian pada siswa

b) Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan

mahasiswa dengan situasi yang kontekstual.

c) Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia

dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

d) Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran

yang dilakukan. 3. Memberi tutorial:

Menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

4. Memberi umpan balik:

Memonitor dan mengkoreksi jalan pikiran/hasil kinerja agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya.

Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya adalah:


(32)

(a). Berbagi informasi dengan cara: curah gagasan(brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok, diskusi panel, simposium dan seminar;

(b). Belajar dari pengalaman dengan cara: simulasi, bermain peran, permainan, dan kelompok temu;

(c). Pembelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara: studi kasus, tutorial, dan lokakarya.

Variasi dari sejumlah ragam kegiatan belajar juga diyakini akan cenderung menghasilkan pengetahuan yang tersimpan kuat dalam memori siswa. Sebuah riset melaporkan perbandingan antara gaya mengajar dengan persentase informasi yang diingat dalam jangka waktu lama.

GAYA MENGAJAR INFORMASI YANG

TERSMPAN LAMA

Ceramah 2%

Ceramah disertai Demonstrasi 10%

Ceramah disertai demonstrasi dan latihan

terbimbing 20%

Ceramah disertai demonstrasi, praktek

terbimbing dan pemberian umpan balik 80%

Dari tabel di atas terlihat bahwa informasi yang kuat tersimpan dihasilkan oleh gabungan antara sejumlah kegiatan yang melibatkan berbagai kegiatan siswa.

d. Pembelajaran KBK dengan pendekatan SCL


(33)

2. Memberi pengalaman belajar mahasiswa(bukan hanya memberi soal ujian/tes, sedangkan proses belajarnya tidak bisa diketahui).

3. Mahasiswa harus dapat menunjukkan hasil belajarnya/kinerjanya.

4. Pemberian tugas menjadi pokok dalam pembelajaran.

5. Mahasiswa mempresentasikan penyelesaian tugasnya, dibahas

bersama, dikoreksi, dan diperbaiki, merupakan proses yang penting dalam pembelajaran SCL.

6. Penilaian proses sama pentingnya dengan penilaian hasil(ujian tulis lebih banyak mengarah pada penilaian hasil belajar).

e. Pengukuran dan penilaian belajar

Penilaian belajar biasanya digunakan oleh pendidik untuk menilai seseorang berhasil atau tidak dalam belajar melalui ujian tertulis atau lisan. Biasanya seorang mahasiswa akan dinyatakan berhasil apabila dia lulus dalam ujian tertulis maupun lisan dari suatu mata kuliah dan dikatakan tidak lulus apabila mahasiswa tidak lulus ujian tertulis maupun lisan yang diberikan oleh dosen.

Penilaian pembelajaran pada pendekatan SCL berbeda dengan penilaian pembelajaran konvensional. Penilaian dengan menggunakan pendekatan ini lebih menekankan pada kompeten atau tidak mahasiswa terhadap mata kuliah yang diberikan. Jadi mahasiswa dikatakan berhasil mengikuti perkuliahan apabila mereka kompeten atau menguasai secara menyeluruh tentang mata kuliah yang diberikan oleh dosen.


(34)

B. Lingkungan Belajar di Kampus

Lingkungan belajar merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat(Nasution, jurnal ilmu pendidikan hal 41).

Menurut Prayitno(1997: 41), lingkungan belajar dibagi menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik.

1. Lingkungan fisik berkaitan dengan hal-hal yang ada di luar peserta didik yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, baik yang bersumber dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Contoh : Kerapihan lingkungan belajar baik di rumah, sekolah, maupun perpustakaan.

2. Lingkungan nonfisik adalah segala hal yang ada di luar diri peserta didik yang secara mental dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, baik yang bersumber dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Contoh : Kondisi lingkungan yang bising, keluarga yang broken home, dan penerimaan sosial yang tidak baik.

Menurut Suryabrata(1983:8), faktor-faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: lingkungan alami dan lingkungan sosial.

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara


(35)

yang panas dan pengap. Di Indonesia, orang cenderung berpendapat bahwa belajar pada pagi hari akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada sore hari.

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya) maupun yang berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu, bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamarnya, atau bercakap-cakap di dekat tempat belajar itu. Representasi manusia seperti misalnya potret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh. Dalam banyak hal pengaruhnya kurang menguntungkan. Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas, juga berpengaruh terhadap belajar. Inilah antara lain alasannya mengapa gedung sekolah didirikan di tempat jauh dari pabrik atau tempat kerja dan jauh dari keributan lalu lintas.

Menurut Surakhmad (1982:23-26), Lingkungan belajar dibagi menjadi 2 jenis yaitu, lingkungan rumah dan lingkungan universitas. Lingkungan belajarpun memiliki 2 syarat yang harus dipenuhi sehingga lingkungan tersebut dapat dikatakan menunjang kegiatan belajar. Syarat-syarat itu adalah Syarat-syarat fisik dan juga mental.

a. Lingkungan rumah

Tempat tinggal perlu memenuhi syarat-syarat kesehatan, ketenangan, dan penerangan. Dari sudut kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembab atau bau busuk. Harus terdapat peredaran udara


(36)

yang langsung berhubungan dengan udara bersih di luar. Karena selama belajar kebanyakan posisi kita akan duduk dalam kamar maka udara bersih diperlukan untuk mengatasi peracunan pernafasan dan mengurangi kelelahan. Dari sudut ketenangan kita harus melihat apakah setidak-tidaknya pada saat-saat tertentu kita dapat tenang belajar seorang diri. Tempat belajar yang ramai akan mengacaukan pembagian waktu dan konsentrasi belajar. Dari sudut penerangan kita perlu menyelidiki apakah cukup penerangan dalam kamar belajar, karena penerangan yang kecil akan melelahkan mata dan otak.

b. Lingkungan universitas

Kita harus mengenali universitas yang kita tempati dengan melihat semua fasilitas yang dapat kita pergunakan. Bukan saja lokalitas atau tempat-tempatnya tetapi juga laboratorium, perpustakaan, perkumpulan-perkumpulan keilmuannya, serta orang-orang yang memegang peranan utama di tiap-tiap bagian.

Lingkungan di universitas sangat mempengaruhi prestasi dari seorang mahasiswa, seperti:

a. Tercipta disiplin di kampus yang mendorong terbentuknya disiplin

belajar

b. Mahasiswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan

pengembangan.


(37)

pelayanan kepada peserta didik dengan kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan. Di samping itu, kebersihan lingkungan belajar juga merupakan unsur penting bagi terciptanya rasa nyaman ini.

d. Tersedia buku-buku dan sarana pembelajaran lain yang memadai.

e. Keteladanan guru/dosen sebagai masyarakat terpelajar.

f. Kinerja profesional guru/dosen yang terandalkan; mereka mampu

memberi sugesti kepada anak didiknya.

g. Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan ini direspons oleh peserta didik secara antusias.

h. Program kokurikuler dan ekstra kurikuler mengintegral dengan

program kurikuler.

i. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara objektif.

Lingkungan universitas itu sendiri terdiri dari kondisi fisik dan non fisik. Kedua kondisi tersebut mempunyai peranan yang penting bagi mahasiswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar.

1. Kondisi Fisik Ruangan Belajar

Sebuah lingkungan belajar yang efektif menuntut adanya sebuah ruangan belajar yang kondusif, beberapa hal yang menjadi faktor penentu terciptanya kondisi fisik ruang belajar yang baik adalah:

a. Temperatur Udara

b. Pencahayaan

c. Sirkulasi Udara


(38)

e. Kebersihan kelas

f. Dan Keamanan Kelas dari faktor-faktor pengganggu.

2. Kondisi non fisik

Faktor yang dimaksud yaitu aturan dan disiplin lebih kepada penciptaan suasana belajar yang teratur dan disiplin, seperti:

a. Waktu kegiatan belajar dan mengajar yang tepat, ciptakan

suasana belajar yang disiplin, seperti masuk kelas tepat waktu, sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sudah tercipta kondisi kelas yang tenang.

b. Cara meminta izin ketika hendak keluar dari ruangan kelas,

jangan sampai ketika proses belajar berlangsung, banyak siswa yang keluar masuk seenaknya, hal ini tentunya dapat menganggu konsentrasi belajar di ruangan kelas.

c. Setiap pelajar mengetahui aturan dan tata cara pelaksanaan

proses belajar di kelas.

C. Prestasi Belajar Mahasiswa 1. Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian belajar:

a. Menurut Roestiyah N.K:

Belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat tersebut dalam praktik sangat banyak dianut di


(39)

mungkin dan murid giat untuk mengumpulkannya. Di sini sering terlihat bahwa belajar itu disamakan dengan menghafal (Roestiah N.K., 1982:149).

b. Menurut W.S Winkel belajar adalah:

Suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap (Winkel, 1987:4).

c. Menurut Oemar Hamalik (1975:4), hasil belajar adalah suatu bentuk

perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar, jika di dalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat membaca.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah mengikuti suatu program pendidikan. Menurut Nasution (Jurnal Ilmu Pendidikan 2001:39), prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input,

proses, dan output. Input berkaitan dengan masukan untuk kegiatan


(40)

dilaksanakan. Dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar tersebut akan mendapat kecakapan maupun perubahan yang sesuai dengan tujuan. Menurut Sunaryo (1983:10-13), bahwa tingkat kemampuan siswa dalam proses belajar dapat diketahui dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Jas (1987:34), prestasi belajar bisa dinyatakan sebagaimana tercantum dalam raport atau ijazah, pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wirawan (1976:20), yang menyampaikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya seperti yang dinyatakan dalam raport.

Pernyataan tentang persepsi belajar makin diperlengkap dengan pernyataan yang diberikan oleh Tirtonegoro (1984:42), yang mana pencapaian hasil belajar dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Menurut Sukardi (1983:30-31) menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal, ialah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi,

termasuk fisik maupun mental atau psikologisnya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.


(41)

alat-alat pelajaran yang tidak memadai, dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya.

Berdasarkan isi dari Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi (2007:55-56), terdapat beberapa kriteria penilaian yang dilakukan oleh universitas Sanata Dharma terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hasil pengukuran taraf pencapaian kompetensi mahasiswa dinyatakan dalam bentuk skor. Penilaian hasil belajar mahasiswa dapat didasarkan pada tiga kemungkinan sistem penilaian, yaitu:

a. Sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Sistem penilaian ini menetapkan lebih dahulu batas lulus yang mencerminkan sasaran materi perkuliahan yang dituntut.

b. Sistem Penilaian Acuan Norma (PAN)

Sistem penilaian ini membandingkan taraf prestasi yang dicapai oleh seorang mahasiswa dengan taraf prestasi kelas/kelompoknya.

c. Sistem Penilaian Acuan Kombinasi (PAK)

Sistem penilaian ini membandingkan taraf prestasi kelompok yang diharapkan dengan taraf prestasi kelompok yang nyata, kemudian ditentukan batas lulus.

Sistem penilaian yang sesuai dengan pendekatan kompetensi dan yang digunakan di Universitas Sanata Dharma adalah sistem PAP yang disesuaikan. Nilai akhir keberhasilan mahasiswa dinyatakan dalam bentuk huruf (yang disebut huruf mutu atau HM): A, B, C, D, E,


(42)

masing-masing dengan bobot kuantitatif (yang disebut angka mutu) sebagai berikut:

A ekuivalen dengan bobot 4 B ekuivalen dengan bobot 3 C ekuivalen dengan bobot 2 D ekuivalen dengan bobot 1 E ekuivalen dengan bobot 0

Penilaian dilakukan terlebih dahulu dengan menetapkan batas lulus yang merupakan batas minimum pencapaian kompetensi yang diperlukan. Penilaian ini biasanya menggunakan acuan persentase untuk dapat menentukan apakah seorang mahasiswa dapat lulus atau tidak pada suatu mata pelajaran. Acuan persentase yang digunakan adalah sebagai berikut:

Persentase Nilai

≥ 80 A

66-79 B 56-65 C 50-55 D

≤ 49 E

Seorang mahasiswa juga dianggap telah berhasil dalam kegiatan perkuliahan apabila mereka memperoleh Indeks Prestasi yang tinggi. Ukuran tinggi rendahya IP dapat dilihat pada daftar pengambilan sks yang boleh diambil oleh mahasiswa, semakin tinggi IP semakin banyak pula sks yang dapat diambil tiap semesternya.


(43)

IP Sementara SKS

3,00-4,00 25 2,50-2,99 22 2,00-2,49 19

≤ 1,99 15

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh setelah mengikuti suatu program studi yang biasanya tercantum dalam nilai raport dan ijazah yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat.

D. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

1. Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL

Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Pendekatan mengajar itu berarti titik tolak atau sudut pandang kita (pendidik) terhadap proses pembelajaran (Sanjaya 2006:125). Pendekatan dalam pembelajaran itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu, pendekatan yang berpusat pada guru atau instruktur dan pendekatan yang berpusat pada siswa

Pendekatan mengajar SCL merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran yang akan membuat mereka merasa tertantang untuk belajar dan mencari tahu sendiri. Mahasiswa diberikan banyak kesempatan untuk menyampaikan ide kreatif dalam belajar yang diharapkan mereka dapat merasa senang terhadap suatu mata pelajaran. Semakin mereka senang dapat menciptakan kondisi belajar dimana


(44)

mahasiswa akan berani mengutarakan pendapat dan ide kreatifitas dalam kegiatan belajar. Dengan demikian kompetensi mereka terhadap suatu pelajaran akan meningkat. Itu semua karena mereka diberikan kebebasan untuk menemukan cara belajar seperti apa yang bisa membuat mereka senang (Nasar, 32-33).

2. Hubungan Lingkungan Belajar di Kampus dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa

Lingkungan belajar biasanya sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa karena untuk belajar dengan baik diperlukan lingkungan hidup yang merangsang suasana belajar, maka lingkungan penting sekali dalam menentukan prestasi belajar (Surakhmad 1982:23). Hubungan antara pengajar atau dosen terhadap mahasiswa juga akan berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa. Apabila dosen memperlakukan mahasiswa dengan baik atau apabila mahasiswa merasa diterima oleh dosen, maka mahasiswa akan menjadi lebih percaya diri dan hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Menurut Prayitno (1997: 41), keberhasilan mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan belajar, karena lingkungan mempengaruhi seseorang untuk berkonsentrasi. Lingkungan fisik dan non fisik juga ikut mempengaruhi prestasi belajar. Seperti halnya lingkungan fisik yaitu kondisi kelas yang bersih dan lingkungan nonfisik seperti mahasiswa tidak datang terlambat dalam pelajaran akan membuat mahasiswa dapat lebih berkonsentrasi, sehingga


(45)

lebih optimal. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang salah satunya adalah faktor lingkungan. Prestasi yang baik akan dihasilkan apabila lingkungan belajar mendukung. IPK yang tinggi dapat tercapai apabila lingkungan belajar di kampus mendukung, seperti lingkungan fisik dan juga lingkungan non fisik.

3. Hubungan Persepsi Belajar Mahasiswa Terhadap Pendekatan SCL

dan Lingkungan Belajar di Kampus dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Menurut Prayitno (1997:40), kesuksesan belajar siswa atau mahasiswa lebih banyak ditentukan oleh penguasaan materi, pendekatan mengajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar. Penguasaan materi yang baik akan membuat mahasiswa paham akan pelajaran yang diberikan, sehingga pada saat ujian mahasiswa dapat mengerjakan soal ujian dan dengan penguasaan materi yang baik maka hasil yang diperoleh akan baik. Pendekatan mengajar juga berpengaruh pada penguasaan materi seorang mahasiswa. Pendekatan mengajar yang tepat & menarik akan membuat mahasiswa merasa senang terhadap pelajaran yang diberikan. Selain itu sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar juga ikut mempengaruhi. Apabila seorang mahasiswa sedang mengalami masalah ditambah lagi lingkungan belajar seperti kondisi kelas kotor dan gaduh akan mempengaruhi konsentrasi belajar mahasiswa. Apabila mahasiswa sulit untuk berkonsentrasi maka pencapaian hasi belajarpun kurang optimal.


(46)

4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa.

H2: Ada hubungan positif antara lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

H3: Ada hubungan positif antara pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yang dimaksud studi kasus adalah penelitian terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu (Consuello, 1993:73). Penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan cara mengamati kasus-kasus yang terjadi di lingkungan kampus, khususnya di lingkungan kampus Sanata Dharma. Jenis penelitian studi kasus ini bila dihubungkan dengan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini hanya terbatas pada obyek tertentu saja yaitu mahasiswa sebagai responden. Secara khusus, yang akan diteliti dari responden adalah persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL, lingkungan belajar di kampus, dan prestasi belajar mahasiswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Desember – Januari 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian


(48)

Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi PAK tahun angkatan 2006-2007.

2. Obyek Penelitian

Persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL, lingkungan belajar di kampus, dan prestasi belajar mahasiswa.

D. Populasi

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:72). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa USD Prodi Pendidikan Akuntansi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi(Sugiyono, 1999:73), lebih ditekankan lagi jika sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambialn sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Peneliti akan mengadakan penelitian sampel dan dalam hal ini peneliti menetapkan seluruh mahasiswa prodi pendidikan akuntansi


(49)

PAK angkatan 2006 dan angkatan 2007 sebanyak 124 orang. Pertimbangan ini diambil karena mahasiswa angkatan tersebut telah memiliki pengalaman mengikuti perkuliahan dengan berbagai metode.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL.

Persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL adalah proses pemahaman yang dialami oleh mahasiswa dalam memahami pendekatan mengajar SCL yang digunakan oleh dosen dalam kegiatan pembelajaran. Pengukuran variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL berdasarkan indikator yang disajikan dalam tabel. Berikut ini disajikan tabel operasional:

Tabel 3.1

Tabel Operasional

Variabel Dimensi Indikator

Pertanyaan Positif Negatif Persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL Ciri-ciri SCL

Mahasiswa aktif dalam mengembangkan

pengetahuan & keterampilan yang dipelajari

1

Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.

2

Tidak terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan sikap belajar

3

Penggunaan Multimedia 4

Fungsi dosen sebagai motivator


(50)

Fungsi dosen sebagai fasilitator

6 Penekanan pada proses

pengembangan

pengetahuan yang mana

kesalahan dapat digunakan sebagai sumber

belajar

7

Mahasiswa melakukan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL.

8

Penilaian instrumen menggunakan skala Likert sebagai berikut:

Penilaian Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Skor Skor

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

2. Variabel lingkungan belajar

Lingkungan belajar merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik, lingkungan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan kampus. Pengukuran variabel lingkungan belajar berdasarkan indikator yang disajikan dalam tabel operasional menurut .


(51)

Tabel 3.2

Tabel Operasional

Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan

Positif Negatif

Lingkungan di kampus

Lingkungan Fisik

Temperatur udara 9

pencahayaan 10

Sirkulasi udara 11

Kondisi meja 12

bangku 13

Jendela kelas 14

Kebersihan kelas 15

Keamanan kelas 16

Lingkungan Non Fisik

kedisiplinan 17 aturan 18

Penilaian instrumen menggunakan skala Likert sebagai berikut:

Penilaian Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Skor Skor

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

3. Variabel prestasi belajar mahasiswa

Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan dosen.

Pengukuran yang berdasarkan dari Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi (2007:55-56) adalah sebagai berikut:


(52)

IP 3,00-4,00 diberi skor 4 IP 2,50-2,99 diberi skor 3 IP 2,00-2,49 diberi skor 2 IP ≤ 1,99 diberi skor 1

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik kuesioner tertutup

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus.

2. Metode dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar mahasiswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukuran tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Arikunto (1996:170) menyatakan rumus perhitungan korelasi product moment dari Karl Pearson adalah sebagai berikut:

( )( )


(53)

Dengan keterangan:

rXY = koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

N = Total Responden

  = Total nilai responden

= Total nilai x

XY = jumlah perkalian skor X dan skor Y

2

x = jumlah kuadrat x

2

y = jumlah kuadrat y

Besarnya nilai r dapat dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika r positif, serta nilai r hitung > r tabel maka butir variabel tersebut valid.

Uji validitas ini menggunakan komputer program SPSS versi

12.00, apabila diperoleh hasil r hitung untuk setiap butir lebih besar dari r tabel dengan N = 52 dimana untuk df = 52 – 2 = 50 dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai r tabel 0,279. Maka butir-butir soal yang telah disusun ke dalam instrumen dinyatakan valid sehingga pengambilan keputusan data penelitian dapat digunakan.

1.1 Uji Validitas Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar

SCL

Uji validitas persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL ini diujicobakan kepada 52 responden. Kuesioner tentang persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL ini terdiri dari 8 item


(54)

pertanyaan dan setiap item mempunyai 4 pilihan jawaban. Dari tabel III di bawah ini, dapat dilihat persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel 0,279, sehingga dapat dikatakan bahwa item tersebut valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

Tabel 3.3

Uji Validitas Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL (X1)

No Item rxy R tabel N = 52 / α = 5% Keterangan

1 0,448 0,279 Valid

2 0,489 0,279 Valid

3 0,378 0,279 Valid

4 0,489 0,279 Valid

5 0,448 0,279 Valid

6 0,379 0,279 Valid

7 0,379 0,279 Valid

8 0,489 0,279 Valid

1.2 Uji Validitas Lingkungan Belajar di Kampus

Uji validitas lingkungan belajar di kampus ini diujicobakan kepada 52 responden. Kuesioner tentang lingkungan belajar di kampus ini terdiri dari 10 item pertanyaan dan setiap item mempunyai 4 pilihan jawaban. Dari tabel IV di bawah ini, dapat dilihat kepemimpinan mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel 0,279, sehingga dapat dikatakan bahwa item tersebut valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.


(55)

Tabel 3.4

Uji Validitas Lingkungan Belajar di Kampus (X2)

No Item rxy r tabel N = 52,α = 5% Keterangan

9 0,409 0,279 Valid

10 0,414 0,279 Valid

11 0,292 0,279 Valid

12 0,396 0,279 Valid

13 0,409 0,279 Valid

14 0,396 0,279 Valid

15 0,414 0,279 Valid

16 0,409 0,279 Valid

17 0,414 0,279 Valid

18 0,396 0,279 Valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama (Sudjana, 1989:120-121).

Tingkat reliabilitas kuesioner diuji dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 atau 5%.

Rumus Alpha (Arikunto, 1989:165):

  r11 = 

(

)

⎡ − ⎤ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

2

2 1 1 t b k k σ σ   Kesimpulan:

Besarnya nilai r dapat dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka variabel tersebut reliabel.


(56)

Uji reliabilitas ini menggunakan komputer program SPSS versi 12.00, apabila diperoleh hasil r hitung untuk setiap butir lebih besar dari r tabel dengan N = 52 dimana untuk df = 52 – 2 = 50 dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai r tabel 0,279. Maka butir-butir soal yang telah disusun ke dalam instrumen dinyatakan reliabilitas sehingga pengambilan data penelitian dapat digunakan.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas instrument

Variabel Koefisien Alpha r-tabel

(df = 50,α = 5%)

keterangan

Persepsi mahasiswa terhadap pendekatan

mengajar SCL

0,742 0,279 Reliabel

Lingkungan belajar di kampus

0,732 0,279 Reliabel

Tabel 3.6

Kategori Reliabilitas menurut:

Suharsimi Arikunto (1990:167)

Tinggi Sekali 0,800-1,000

Tinggi 0,699-0,799 Cukup 0,400-0,599 Rendah 0,200-0,399

Sangat Rendah < 0,2

Berdasarkan tabel di atas maka, bila nilai alpha 0,742 dan 0,732 termasuk dalam kategori tinggi.


(57)

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif, terdiri dari 2 bagian yaitu mendeskripsikan variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus. Skala skor pengukuran pada analisis data deskriptif pada variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL menggunakan mean (nilai rata-rata), yaitu membagi jumlah nilai data oleh banyak data (Sudjana, 1996:66). Pada variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II karena passing score 56 pada PAP tipe II merupakan persentil minimal, maka semakin tinggi skor persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dikategorikan sangat baik dan semakin tinggi skor maka lingkungan belajar di kampus dikategorikan sangat menunjang. Tabel PAP II sebagai berikut (Masidjo, 1995:153) :

Tabel 3.7

PAP II 81% - 100%

66% - 80% 56% - 65% 46% - 55%


(58)

a. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 8 item pertanyaan adalah 32 dan skor terendah adalah 8, maka selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 24, sehingga diperoleh:

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

Variabel

8 + (81% x 24) = 27,4 dibulatkan menjadi 27 Sangat Baik

8 + (66% x 24) = 23,8 dibulatkan menjadi 24 Baik

8 + (56% x 24) = 21,4 dibulatkan menjadi 21 Cukup Baik

8 + (46% x 24) = 19,0 dibulatkan menjadi 19 Tidak Baik

Dibawah 19 Sangat Tidak Baik

Disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Interval Skor Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL

Interval Skor Keterangan

27 - 32 Sangat positif

25 – 26 Positif

21 – 24 Cukup positif

19 – 20 Negatif

8 – 18 Sangat negatif

Apabila skor penilaian makin tinggi maka persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL sangat baik sedangkan skor penilaian makin rendah maka persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL sangat tidak baik.

b. Lingkungan Belajar di Kampus

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 10 item pertanyaan adalah 40 dan skor terendah adalah 10, maka selisih antara skor


(59)

Skor = nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

Variabel

10 + (81% x 30) = 34,3 dibulatkan menjadi 34 Sangat menunjang

10 + (66% x 30) = 29,8 dibulatkan menjadi 30 Menunjang

10 + (56% x 30) = 26,8 dibulatkan menjadi 27 Cukup Menunjang

10 + (46% x 30) = 21,8 dibulatkan menjadi 22 Tidak Menunjang

Dibawah 22 Sangat Tidak Menunjang

Disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.9

Interval Skor Lingkungan Belajar di Kampus

Interval Skor Keterangan

34 - 40 Sangat menunjang

30 - 33 Menunjang

27 - 29 Cukup menunjang

22 - 26 Tidak menunjang

10 – 21 Sangat tidak menunjang

Apabila skor penilaian makin tinggi maka lingkungan belajar di kampus sangat menunjang sedangkan skor penilaian makin rendah maka lingkungan belajar di kampus sangat tidak menunjang.

c. Prestasi Belajar Mahasiswa

IPK tertinggi yang diharapkan dicapai adalah 4,00 dan IPK terendah adalah 0,00, maka selisih antara IPK tertinggi dengan IPK terendah adalah 4,00, sehingga diperoleh: 

Skor = nilai terendah + %(nilai tertinggi – nilai terendah)

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan

Variabel

0 + (81% x 4,00) = 3,24 Sangat Tinggi


(60)

0 + (56% x 4,00) = 2,24 Cukup Tinggi

0 + (46% x 4,00) = 1,84 Rendah

Dibawah 1,84 Sangat Rendah

 

Tabel 3.10

Interval Skor Prestasi Belajar Mahasiswa

Interval Skor Keterangan

34 - 40 Sangat Baik

30 - 33 Baik

27 - 29 Cukup Baik

22 - 26 Tidak Baik

10 – 21 Sangat Tidak Baik

2. Pengujian prasyarat analisis a. Uji Normalitas

Untuk menggunakan statistik inferensial dalam menganalisis data terlebih dahulu harus melakukan pengujian terhadap data yang dimiliki (Suharsimi Arikunto, 2003:391-392). Untuk menguji data salah satunya dengan menggunakan normalitas data. Untuk menguji

normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test yang

dihitung dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 12.00. Dengan uji signifikansi 5%, data dianggap normal apabila p> 0,05.

b. Uji Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak


(61)

yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :

( )

2 2 − = k TC JK s TC

( )

k n E JK s e − = 2

F : harga bilangan F untuk garis regresi

s2 TC : varian tuna cocok

s2e : varian kekeliruan

JK(TC) : jumlah kuadrat tuna cocok

JK(E) : jumlah kuadrat kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier ditolak jika F > F(1α)(k2,nk) pada dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima jika F < F(1α)(k2,nk) pada dk pembilang=(k-2) dan dk penyebut=(n-k).

3. Pengujian hipotesis Variabel yang diuji:

1) Hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL

dengan prestasi belajar mahasiswa.

2) Hubungan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar


(62)

3) Hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa

a. Perumusan hipotesis

Ho1 : Tidak ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa Ha1 : Ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap

pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa Ho2 : Tidak ada hubungan positif antara lingkungan belajar di

kampus dengan prestasi belajar mahasiswa

Ha2 : Ada hubungan positif antara lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa

b. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik korelasi sederhana. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah (Arikunto, 1989:205):

r

xy = 

(

x2

)(

y2

)

xy  

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan = Jumlah perkalian skor x dan skor y


(63)

Koefisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Selanjutnya, besar nilai r dapat diinterpretasi untuk memperkirakan kekuatan hubungan korelasi, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut (Budi, 91-92):

Tabel 3.11

Interval nilai r Interpretasi

0,001 – 0,200 Korelasi sangat lemah

0,201 – 0,400 Korelasi lemah

0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat

0,601 – 0,800 Korelasi kuat

0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat

Dengan range korelasi antara -1 sampai dengan 1. Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dibandingkan antara t hitung dengan t tabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan db = n-2 (Sudjana, 1996:380).

t = 

2 1

2

r n r

− −

 

Keterangan:

t = harga t-tes yang dicari r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

c. Penarikan kesimpulan

Ha diterima apabila ttabel < thitung


(64)

Variabel hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

a. Perumusan hipotesis

Ho = Tidak ada hubungan positif antara variabel persepsi

mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada hubungan positif antara variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.

b. Pengujian hipotesis

Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda, karena terdiri dari dua atau lebih variabel bebas yang masing-masing mempunyai korelasi dengan variabel terikat.

Ryx1x2 = 

2 1 2 2 1 . 2 . 1 2 2 1 2 1 2 x x r x rx ryx ryx yx r yx r − − + Keterangan:

Ryx1x2   = Korelasi antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y.

ryx1 = Korelasi Product moment antara X1 dengan Y.


(65)

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi ganda dilakukan uji F. Bila f hitung > f tabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 disimpulkan signifikan (Sudjana, 1996:380). Berikut adalah rumus F hitung:

Fh = 

(

)

(

1

)

/ 1

/ 2

2

− − −R n k

K R

 

Keterangan:

Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel.

R2= Koefisien korelasi ganda.

K   = Jumlah variabel independen

n   = Jumlah anggota sampel

c. Penarikan kesimpulan

Ha diterima jika F hitung > F tabel Ha ditolak jika F hitung < F tabel


(66)

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Sanata Dharma pertama kali berdiri pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955 dengan nama PTPG Sanata Dharma. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma memiliki 4 jurusan yaitu: Bahasa Inggris, sejarah, IPA, dan ilmu mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H.Loeff sebagai wakil dekan. Nama Sanata Dharma diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di kantor wali gereja Indonesia. ”Sanata Dharma” yang sebenarnya dibaca ”Sanyata Dharma” yang berarti ”kebaktian sebenarnya” atau ”pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukkan kepada tanah air dan gereja

(pro patria et eclessia)

PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP Sanata Dharma pada bulan November 1958. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status ”disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Mentri PTIP No 1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962.

Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP


(67)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Mentri PTIP No. 237/B- Swt/ U/ 1965. Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan program S1, IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II,dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, PMP. Dan berbagai Program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka Program Diploma II PGSD.

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta kemajuan jaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendigbud No. 46 / D / O / 1993 IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini USD diharapakan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi Universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Disamping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP, Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 program studi, 3 program pasca sarjana, 1 program profesi, dan 3 program kursus bersertifikat (www.usd.ac.id).


(68)

Nama – nama Rektor Sanata Dharma

1. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955 – 1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984) 4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988) 5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 – 1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001 - 2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006 – sekarang)

B. Visi dan Misi

Visi

USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus propinsi Indonesia bersama para imam dan awam katholik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademik dan pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, spiritualitas ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama, perhatian pribadi, semangat keunggulan dan semangat dialogis.

Misi


(69)

humanis dan dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual mahasiswa secara terpadu lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.

C. Tujuan Pendidikan di Sanata Dharma

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

D. Yayasan

Ketua : Dr. Albertus Budi Susanto, S.J.

Sekretaris Umum : Dr. R.A. Supriyono, S.U., Akt.

Sekretaris Pelaksana : Drs. Joseph Ageng Marwata, S.J.

Bendahara : H. Van Opzeeland, S.J.

Anggota : 1. Drs. A. Budi Purnomo Brodjonegoro, M.B.A.

2. Prof. Dr. Johana Endang Prawitasari 3. Dr. Ir. Hendricus Priyo Sulistyo, M.Sc. 4. Dr. Frans Susilo, S.J.


(70)

E. Pimpinan

PIMPINAN UNIVERSITAS

Rektor Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc.

Wakil Rektor I Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc.

Wakil Rektor II Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.

Wakil Rektor III Paulus Kuswandono, S.Pd., M.Ed.

PIMPINAN FAKULTAS DAN PROGRAM STUDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Dekan Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

Wakil Dekan I Drs. Y.B. Adimassana, M.A.

Wakil Dekan II Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si.

Kaprodi Bimbingan dan Konseling Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.

Kaprodi PBSID Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum.

Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Agustinus Hardi Prasetyo, S.Pd., M.A.

Kaprodi Pendidikan Sejarah Drs. B. Musidi, M.Pd.

Kaprodi Pendidikan Akuntansi L. Saptono, S.Pd., M.Si.

Kaprodi Pend Ekonomi Koperasi Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si.

Kaprodi Pendidikan Matematika Dr. St. Suwarsono

Kaprodi Pendidikan Fisika Drs. Domi Severinus, M.Si.

Kaprodi Ilmu Pend Agama Katolik Drs. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed.

Kaprodi PGSD (D2 dan S1) Drs. Puji Purnomo, M.Pd.

Kaprodi Pendidikan Biologi Dra. Maslichah Asy`ari, M.Pd.

FAKULTAS SASTRA

Dekan Dr. Isodarus Praptomo Baryadi, M.Hum.

Wakil Dekan Dra. Theresia Enny Anggraini, M.A.

Kaprodi Sastra Inggris Drs. Hirmawan Wijanarka, M.Hum.

Kaprodi Sastra Indonesia Drs. B. Rahmanto, M.Hum.

Kaprodi Ilmu Sejarah Drs. Heribertus Hery Santosa, M.Hum.

FAKULTAS EKONOMI


(71)

Kaprodi Akuntansi Drs. Yusef Widya Karsana, Akt., M.Si.

Kaprodi Manajemen Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A.

FAKULTAS PSIKOLOGI

Dekan Paulus Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.

Wakil Dekan Victorius Didik Suryo Hartoko, S. Psi.

Ketua Program Studi Psikologi Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisarti, S.Psi.,

M.Si.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Dekan Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T.

Wakil Dekan I Augustinus Bayu Primawan, S.T., M.Eng.

Wakil Dekan II Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom.

Kaprodi Teknik Mesin Budi Sugiarto, S.T., M.T.

Kaprodi Teknik Elektro Bernadeta Wuri Harini, S.T.

Kaprodi Informatika Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T.

Kaprodi Mekatronika Ign. Drajat Pranowo, S.S., M.Eng.

Kaprodi Fisika Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.

Kaprodi Matematika Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si.

FAKULTAS FARMASI

Dekan Rita Suhadi, S.Si., Apt., M.Si.

Wakil Dekan Yustina Sri Hartini, S.Si., Apt., M.Si.

Kaprodi Farmasi Christine Patramurti, S.Si., M.Si., Apt.

Kapro Profesi Apoteker Yosef Wijoyo, S.Si., Apt., M.Si.

FAKULTAS TEOLOGI

Dekan Dr. Antonius Sudiardja, S.J.

Wakil Dekan Dr. Robertus Rubiyatmoko, Pr

Kaprodi Teologi Dr. Emanuel Pranawa Dhatu, Pr.

PROGRAM PASCA SARJANA

Direktur Prof. Dr. Augustinus Supratiknya

Kapro Magister Kajian Bhs Inggris Dr. FX Mukarto, MS

Kapro Magister Ilmu Religi &

Budaya Dr. St. Sunardi, Lic.


(72)

F. Dewan Penyantun

a. J. Casutt, S.J.

b. Prof. Dr. Dibyo Prabowo

c. Ibu Djunaidi Joesoef d. Dr. Martha Tilaar

e. L. Shanti Poesposoetjipto, Dipl.Eng f. Dr. F. Soesianto

g. Drs. P. Swantoro h. Dr. A. Winoto Doeriat

i. Drs. Th. Sarjumunarso, S.J., M.A.

G. Kemitraan

LUAR NEGERI:

001. College of the Holy Cross, USA

002. Hogescholl van Amhem en Nigmegen (HAN) University) Belanda 003. The University of Hull, Inggris

004. The Ford Foundation, Amerika Serikat 005. The Fulbright Foundation dan AMINEF 006. Vassar College, USA

007. AMES International (The Language and Literacy Specialist) 008. Loyola College in Maryland USA


(73)

011. Hull University 012. La Sapeienza 013. Federico II

014. Monash Universtiy Australia 015. National University of Singapore 016. The Ateneo of Zamboaga

017. Australian Volunteer International (AVI)

018. MISEREOR (Zentrastelle Fuer Entwicklunshilfe) 019. University of Italiano

DALAM NEGERI:

001. PT. SURYA DERMATO MEDICA LABORATORIES 002. PT. BPR ARTHA MLATIINDAH YOGYAKARTA 003. PT. SIANTAR TOP, TBK

004. LORIN BUSINESS RESO 005. VALBUARY ASIA FUTURES 006. PT. SINAR INTERMARK 007. PT. KALBE FARMA

008. THOMAS MITRA CENTER

009. PT. TROPICAL ELECTRONIC BATAM 010. PT. KINO

011. EDU ZONE ENGLISH 012. BPK PENABUR, CIREBON


(74)

014. PT. NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL 015. PERKUMPULAN STRADA

016. CANDELA INTERNATIONAL 017. EF NUSANTARA MAGELANG 018. ATM COM

019. ENGLISH MADE EASY

020. SEKOLAH GLOBAL MANDIRI 021. YAYASAN KELUARGA BUNDA

022. PT. ASTRA INTERNATIONAL HONDA (YOGYAKARTA) 023. KIOS PELAJAR

024. GROUP USAHA DI JOGJAKARTA (DEVELOPER REAL ESTATE, F&B, RETAIL, EDUCATION CENTER)

025. SONY ELECTRONIC

026. PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

027. HUSADA GROUP (DEVELOPER REAL ESTATE, F&B, RETAIL, EDUCATION CENTER)

028. PT. ZAMBRUD JAVA TEAK

029. PT. APLIKANUSA LINTASARTA (VIA. ALUMNI CAREER CENTER UII)

030. LG INNOTEK (VIA ALUMNI CAREER CENTER UII) 031. PT. BUSANA REMAJA AGRACIPTA YOGYAKARTA 032. PT. ZAMBRUD JAVA TEAK


(75)

034. ENGLISH FIRST NUSANTARA PANGKAL PINANG 035. OSHINKIDS (PLAY GROUP DAN TK)

036. SEKOLAH TUNAS MUDA 037. KANAAN GLOBAL SCHOOL 038. BPK PENABUR SERANG 039. VALBURY ASIA FUTURES

040. ADIRA FINANCE (PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE) 041. YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN KETAPANG

042. PABRIK KULIT, PT. SINAR OBOR 043. SMA KATOLIK FRATERAN 044. BODY & SOUL CLOTHING 045. PT. EDHIYASA PRIMA JAYA

046. PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA

047. JAPFA ( PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA, TBK) 048. PT. MEGA ANDALAN KALASAN

049. PT. INDORAMA SYNTETICS TBK (VIA. UII ALUMNI CAREER CENTER)

050. PT. SIANTAR TOP, TBK 051. PURIKIDS

052. PT. BELLA PRIMA PERKASA (PLASTIC DEVISION) 053. UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

054. YOS &CO (BUSINESS AND MANAGEMENT CONSULTANS) 055. KOTAK POS 290/SPP YK/ 55400


(76)

056. MELAWAI GROUP , OPTIK MELAWAI 057. PT. SHANGHIANG PERKASA

058. JOGJAKARTA PLAZA HOTEL

059. PE MAD (PROJECT MANAGEMENT) 060. PT. CATUR SENTOSA ADIPRANA 061. PT. KIDEKO JAYA AGUNG

062. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 063. PT. VALBURY ASIA FUTURES

064. BPK PENABUR SERANG

065. GLOBAL LINTAS MEDIA (GRAMEDIA MATRAMAN LT. 4) 066. MUNCUL GROUP

067. PALM KID

068. YAYASAN TUNAS KARYA 069. PALM KIDS SCHOOL 070. PT. KONIMEX

071. PT. BANK PANIN TBK CABANG YOGYAKARTA 072. PT. PHAROS INDONESIA

073. YAYASAN PERGURUAN " CIKINI" 074. PT. INTER PAN PASIFIC GROUP

075. YAYASAN ASTI DHARMA CABANG TEGAL 076. PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE


(1)

LAMPIRAN 7

SUMBANGAN

RELATIF

&

SUMBANGAN

EFEKTIF


(2)

Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan terhadap variabel terikat. Atau seberapa besar prosentase masing-masing variabel yaitu X1dan X2 terhadap Y. Prosentase sumbangan relatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( )

% x100%

JK XY a SR

reg

= Keterangan:

SR(%) : Sumbangan variabel bebas a : Koefisien variabel bebas

SXY : Jumlah perkalian antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) JKreg : Jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 1987:42)

Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas atau predictor dalam menunjukkan efektifitasnya garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi.

Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif tiap variabel terlebih dahulu harus dihitung efektifitas garis dengan rumus sebagai berikut:


(3)

Keterangan :

SE : Sumbangan efektif variabel bebas SR : Sumbangan relatif varabel bebas


(4)

Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

1. Sumbangan Relatif

Untuk mencari sumbangan relatif masing-masing variabel bebas harus diketahui JKreg dari analisis regresi ganda yang tersusun dalam 2 komponen, yaitu: a1∑X1Y + a2∑X2Y, dari:

a1 : 0,32 a2 :-0,88 ∑X1Y : 7679,88 ∑X2Y : 9953,76

= (0,032 x 7679,88) + (-0,088 x 9953,76) = -630,17

JKregresi dengan harga mutlaknya: JKreg = a1∑X1Y + a2∑X2Y

= (0,032 x 7679,88) + (0,088 x 9953,76) = 245,75616 + 875,93088

= 1121,68704

a. Sumbangan relatif untuk variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL (X1).


(5)

1028 , 492 17 , 630 68704 , 1121 93088 , 875

2= x− =−

SR

Jika sumbangan dinyatakan dalam persen:

a. Sumbangan relatif untuk variabel Persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL (X1).

( )

reg JK Y X a

SR% = 1Σ 1 × 100% = ×

− − 17 , 630 06717 , 138

100% = 21,91%

b. Sumbangan relatif untuk variabel Lingkungan belajar di kampus (X2).

 

( )

reg JK Y X a

SR% = 2Σ 2 × 100% = ×

− − 17 , 630 1028 , 492

100% = 78,09%

2. Sumbangan Efektif

Diketahui:

(SR) untuk variabel X1 = 21,91% (SR) untuk variabel X2 = 78,09% = 0,313

a. Sumbangan relatif untuk variabel persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL (X1).

SE(%) = SR(%) X = 21,91% X 0,313 = 6,8573%

b. Sumbangan relatif untuk variabel lingkungan belajar di kampus (X2).


(6)

Rangkuman hasil perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif

No Nama Variabel Sumbangan Relatif

Sumbangan efektif 1

Persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL

21,91% 6,8573%

2 Lingkungan belajar di


Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

0 0 124

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

0 0 122

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 145

Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi : studi kasus : mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 0 114

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 229

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 135

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING ) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

0 2 7

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 133

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma

0 0 227

Hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar Student Centered Learning (SCL) dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006-2007 - U

0 0 139