40
a. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 8 item pertanyaan adalah 32 dan skor terendah adalah 8, maka selisih antara skor
tertinggi dengan skor terendah adalah 24, sehingga diperoleh: Skor = nilai terendah + nilai tertinggi – nilai terendah
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan
Variabel
8 + 81 x 24 = 27,4 dibulatkan menjadi 27 Sangat Baik
8 + 66 x 24 = 23,8 dibulatkan menjadi 24 Baik
8 + 56 x 24 = 21,4 dibulatkan menjadi 21 Cukup Baik
8 + 46 x 24 = 19,0 dibulatkan menjadi 19 Tidak Baik
Dibawah 19 Sangat Tidak Baik
Disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Interval Skor Persepsi Mahasiswa Terhadap Pendekatan Mengajar SCL
Interval Skor Keterangan
27 - 32 Sangat positif
25 – 26 Positif
21 – 24 Cukup positif
19 – 20 Negatif
8 – 18 Sangat negatif
Apabila skor penilaian makin tinggi maka persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL sangat baik sedangkan skor
penilaian makin rendah maka persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL sangat tidak baik.
b. Lingkungan Belajar di Kampus
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 10 item pertanyaan adalah 40 dan skor terendah adalah 10, maka selisih antara skor
tertinggi dengan skor terendah adalah 30, sehingga diperoleh:
41
Skor = nilai terendah + nilai tertinggi – nilai terendah
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan
Variabel
10 + 81 x 30 = 34,3 dibulatkan menjadi 34 Sangat menunjang
10 + 66 x 30 = 29,8 dibulatkan menjadi 30 Menunjang
10 + 56 x 30 = 26,8 dibulatkan menjadi 27 Cukup Menunjang
10 + 46 x 30 = 21,8 dibulatkan menjadi 22 Tidak Menunjang
Dibawah 22 Sangat Tidak Menunjang
Disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9
Interval Skor Lingkungan Belajar di Kampus Interval Skor
Keterangan 34 - 40
Sangat menunjang 30 - 33
Menunjang 27 - 29
Cukup menunjang 22 - 26
Tidak menunjang 10 – 21
Sangat tidak menunjang Apabila skor penilaian makin tinggi maka lingkungan belajar di
kampus sangat menunjang sedangkan skor penilaian makin rendah maka lingkungan belajar di kampus sangat tidak menunjang.
c. Prestasi Belajar Mahasiswa
IPK tertinggi yang diharapkan dicapai adalah 4,00 dan IPK terendah adalah 0,00, maka selisih antara IPK tertinggi dengan IPK
terendah adalah 4,00, sehingga diperoleh: Skor = nilai terendah + nilai tertinggi – nilai terendah
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan
Variabel
0 + 81 x 4,00 = 3,24 Sangat Tinggi
0 + 66 x 4,00 = 2,64 Tinggi
42
0 + 56 x 4,00 = 2,24 Cukup Tinggi
0 + 46 x 4,00 = 1,84 Rendah
Dibawah 1,84 Sangat Rendah
Tabel 3.10
Interval Skor Prestasi Belajar Mahasiswa Interval Skor
Keterangan 34 - 40
Sangat Baik 30 - 33
Baik 27 - 29
Cukup Baik 22 - 26
Tidak Baik 10 – 21
Sangat Tidak Baik 2.
Pengujian prasyarat analisis a.
Uji Normalitas Untuk menggunakan statistik inferensial dalam menganalisis
data terlebih dahulu harus melakukan pengujian terhadap data yang dimiliki Suharsimi Arikunto, 2003:391-392. Untuk menguji data
salah satunya dengan menggunakan normalitas data. Untuk menguji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test yang
dihitung dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 12.00. Dengan uji signifikansi 5, data dianggap normal apabila p
0,05. b.
Uji Linieritas Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus
persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus
43
yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut Sudjana, 1996:332 :
e S
TC S
F
2 2
= Keterangan :
2
2
− =
k TC
JK s
TC
k n
E JK
s
e
− =
2
F : harga bilangan F untuk garis regresi
s
2 TC
: varian tuna cocok s
2 e
: varian kekeliruan JKTC
: jumlah kuadrat tuna cocok JKE
: jumlah kuadrat kekeliruan Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier
ditolak jika F F
k n
k −
− −
, 2
1 α
pada dk pembilang = k-2 dan dk penyebut = n-k. Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima
jika F F
k n
k −
− −
, 2
1 α
pada dk pembilang=k-2 dan dk penyebut=n-k. 3.
Pengujian hipotesis Variabel yang diuji:
1 Hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL
dengan prestasi belajar mahasiswa. 2
Hubungan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.
44
3 Hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL
dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa a.
Perumusan hipotesis Ho1 : Tidak ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap
pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa Ha1 : Ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap
pendekatan mengajar SCL dengan prestasi belajar mahasiswa Ho2 : Tidak ada hubungan positif antara lingkungan belajar di
kampus dengan prestasi belajar mahasiswa Ha2 : Ada hubungan positif antara lingkungan belajar di kampus
dengan prestasi belajar mahasiswa b.
Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik korelasi
sederhana. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus
yang digunakan adalah Arikunto, 1989:205:
r
xy =
∑ ∑
∑
2 2
y x
xy
Keterangan: = Koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
= Jumlah perkalian skor x dan skor y = Jumlah kuadrat skor x
= Jumlah kuadrat skor y
45
Koefisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui
berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Selanjutnya, besar nilai r dapat diinterpretasi untuk memperkirakan kekuatan hubungan
korelasi, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut Budi, 91-92:
Tabel 3.11
Interval nilai r Interpretasi
0,001 – 0,200 Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400 Korelasi lemah
0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800 Korelasi kuat
0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat
Dengan range korelasi antara -1 sampai dengan 1. Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dibandingkan antara t hitung
dengan t tabel dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan db = n-2
Sudjana, 1996:380.
t =
2
1 2
r n
r −
−
Keterangan: t = harga t-tes yang dicari
r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
c. Penarikan kesimpulan
Ha diterima apabila
tabel
t
hitung
t Ha ditolak apabila
tabel
t
hitung
t
46
Variabel hubungan persepsi mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar
mahasiswa a.
Perumusan hipotesis Ho
= Tidak ada hubungan positif antara variabel persepsi
mahasiswa terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar
mahasiswa. Ha = Ada hubungan positif antara variabel persepsi mahasiswa
terhadap pendekatan mengajar SCL dan lingkungan belajar di kampus dengan prestasi belajar mahasiswa.
b. Pengujian hipotesis
Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda, karena terdiri dari dua atau lebih variabel bebas yang masing-masing
mempunyai korelasi dengan variabel terikat.
Ryx1x
2
=
2 1
2 2
1 .
2 .
1 2
2 1
2
1 2
x x
r x
rx ryx
ryx yx
r yx
r −
− +
Keterangan:
Ryx
1
x
2
= Korelasi antara X
1
dan X
2
secara bersama-sama dengan variabel Y.
ryx
1
= Korelasi Product moment antara X
1
dengan Y.
ryx
2
= Korelasi product moment antara X
2
dengan Y.
rx
1
x
2
= Korelasi product moment antara X
1
dengan X
2
.
47
Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi ganda dilakukan uji F. Bila f hitung f tabel dengan taraf signifikansi
α = 0,05 disimpulkan signifikan Sudjana, 1996:380. Berikut adalah rumus F hitung:
Fh =
1 1
2 2
− −
− k
n R
K R
Keterangan: Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel.
R2= Koefisien korelasi ganda.
K =
Jumlah variabel independen
n =
Jumlah anggota sampel c.
Penarikan kesimpulan Ha diterima jika F hitung F tabel
Ha ditolak jika F hitung F tabel
48
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
Sanata Dharma pertama kali berdiri pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955 dengan nama
PTPG Sanata Dharma. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma memiliki 4 jurusan yaitu: Bahasa Inggris, sejarah, IPA, dan ilmu mendidik. Para pembesar
misi Serikat Yesus menunjuk Pater prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H.Loeff sebagai wakil dekan. Nama
Sanata Dharma diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di
kantor wali gereja Indonesia. ”Sanata Dharma” yang sebenarnya dibaca ”Sanyata Dharma” yang berarti ”kebaktian sebenarnya” atau ”pelayanan yang
nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukkan kepada tanah air dan gereja pro patria et eclessia
PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP Sanata Dharma pada bulan November 1958. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil
memperoleh status ”disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Mentri PTIP No 11961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 771962 tanggal 11 Juli 1962.
Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.
48
49
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata
Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Mentri PTIP No. 237B- Swt
U 1965. Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan program S1, IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah
untuk mengelola Program Diploma I, II,dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, PMP. Dan berbagai Program
Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka Program Diploma II PGSD.
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta kemajuan jaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendigbud No. 46
D O 1993 IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini
USD diharapakan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah berkembang menjadi Universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Disamping tetap
mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP, Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma
sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 program studi, 3 program pasca sarjana, 1 program profesi, dan 3 program kursus bersertifikat
www.usd.ac.id.