Lingkungan Belajar di Kampus
17
yang panas dan pengap. Di Indonesia, orang cenderung berpendapat bahwa belajar pada pagi hari akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada sore
hari. Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya
wakilnya maupun yang berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar
memecahkan soal akan terganggu, bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamarnya, atau bercakap-cakap di dekat tempat
belajar itu. Representasi manusia seperti misalnya potret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh. Dalam banyak hal pengaruhnya kurang
menguntungkan. Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas, juga berpengaruh terhadap belajar. Inilah antara lain
alasannya mengapa gedung sekolah didirikan di tempat jauh dari pabrik atau tempat kerja dan jauh dari keributan lalu lintas.
Menurut Surakhmad 1982:23-26, Lingkungan belajar dibagi menjadi 2 jenis yaitu, lingkungan rumah dan lingkungan universitas.
Lingkungan belajarpun memiliki 2 syarat yang harus dipenuhi sehingga lingkungan tersebut dapat dikatakan menunjang kegiatan belajar. Syarat-
syarat itu adalah syarat fisik dan juga mental. a.
Lingkungan rumah Tempat tinggal perlu memenuhi syarat-syarat kesehatan,
ketenangan, dan penerangan. Dari sudut kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembab atau bau busuk. Harus terdapat peredaran udara
18
yang langsung berhubungan dengan udara bersih di luar. Karena selama belajar kebanyakan posisi kita akan duduk dalam kamar maka udara bersih
diperlukan untuk mengatasi peracunan pernafasan dan mengurangi kelelahan. Dari sudut ketenangan kita harus melihat apakah setidak-
tidaknya pada saat-saat tertentu kita dapat tenang belajar seorang diri. Tempat belajar yang ramai akan mengacaukan pembagian waktu dan
konsentrasi belajar. Dari sudut penerangan kita perlu menyelidiki apakah cukup penerangan dalam kamar belajar, karena penerangan yang kecil
akan melelahkan mata dan otak. b.
Lingkungan universitas Kita harus mengenali universitas yang kita tempati dengan melihat
semua fasilitas yang dapat kita pergunakan. Bukan saja lokalitas atau tempat-tempatnya tetapi juga laboratorium, perpustakaan, perkumpulan-
perkumpulan keilmuannya, serta orang-orang yang memegang peranan utama di tiap-tiap bagian.
Lingkungan di universitas sangat mempengaruhi prestasi dari seorang mahasiswa, seperti:
a. Tercipta disiplin di kampus yang mendorong terbentuknya disiplin
belajar b.
Mahasiswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan pengembangan.
c. Terciptanya rasa nyaman di kampus untuk belajar. Rasa nyaman ini
akan timbul jika segenap komponen pendidikan yang ada memberi
19
pelayanan kepada peserta didik dengan kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan. Di samping itu, kebersihan lingkungan belajar juga
merupakan unsur penting bagi terciptanya rasa nyaman ini. d.
Tersedia buku-buku dan sarana pembelajaran lain yang memadai. e.
Keteladanan gurudosen sebagai masyarakat terpelajar. f.
Kinerja profesional gurudosen yang terandalkan; mereka mampu memberi sugesti kepada anak didiknya.
g. Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan ini
direspons oleh peserta didik secara antusias. h.
Program kokurikuler dan ekstra kurikuler mengintegral dengan program kurikuler.
i. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara
objektif. Lingkungan universitas itu sendiri terdiri dari kondisi fisik dan non
fisik. Kedua kondisi tersebut mempunyai peranan yang penting bagi mahasiswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar.
1. Kondisi Fisik Ruangan Belajar
Sebuah lingkungan belajar yang efektif menuntut adanya sebuah ruangan belajar yang kondusif, beberapa hal yang menjadi
faktor penentu terciptanya kondisi fisik ruang belajar yang baik adalah: a.
Temperatur Udara b.
Pencahayaan c.
Sirkulasi Udara d.
Kondisi Meja, bangku dan Jendela Kelas
20
e. Kebersihan kelas
f. Dan Keamanan Kelas dari faktor-faktor pengganggu.
2. Kondisi non fisik
Faktor yang dimaksud yaitu aturan dan disiplin lebih kepada penciptaan suasana belajar yang teratur dan disiplin,
seperti: a.
Waktu kegiatan belajar dan mengajar yang tepat, ciptakan suasana belajar yang disiplin, seperti masuk kelas tepat waktu,
sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sudah tercipta kondisi kelas yang tenang.
b. Cara meminta izin ketika hendak keluar dari ruangan kelas,
jangan sampai ketika proses belajar berlangsung, banyak siswa yang keluar masuk seenaknya, hal ini tentunya dapat
menganggu konsentrasi belajar di ruangan kelas. c.
Setiap pelajar mengetahui aturan dan tata cara pelaksanaan proses belajar di kelas.