Instrumen QA Cara mempertahankan QA

menunjukkan mutu pelayanan yang disampaikan. Perawat pelaksana akan melakukan pekerjaannya dengan baik apabila didukung oleh alat dan fasilitas yang memadai.

2.1.5. Instrumen QA

Mutu pelayanan keperawatan bisa diukur dari sisi perawat dan pasien. Harvey 1991 menyatakan ada empat cara untuk mengukur mutu pelayanan, yaitu pemantauan monitoring, instrumen Qualpacs Quality Patient Care Scale, audit keperawatan, dan kuesioner kepuasan pasien. Koch et al. 1995 mendukung pernyataan tersebut bahwa mendengarkan suara pasien, akan menunjukkan keberhasilan mutu pelayanan dan memberikan petunjuk untuk mengembangkan proses penjaminan mutu lebih sabar sensitif. Larsson, Sahlsten, Segesten, dan Plos 2011 mengemukakan bahwa partisipasi pasien sangat berarti untuk mencapai mutu pelayanan yang optimal. Mereka menyatakan bahwa pasien yang cenderung kurang berpartisipasi adalah pasien yang mempunyai masalah dalam menghadapi ketidakmampuan sendiri, kurang empati, bersikap paternalistik dan pasien yang merasakan hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

2.1.6. Cara mempertahankan QA

Cara untuk mempertahankan QA menurut Harvey dan Kitson 1996, Cooper dan Hewison 2002, Koch et al. 1995, serta Robb et al. 2007 adalah tim kerja dan komitmen pada tingkat organisasi, kepemimpinan yang berkelanjutan, dukungan fasilitas dan memastikan aksi untuk perbaikan secara terus menerus. Universita Sumatera Utara Tim kerja dan komitmen pada tingkat organisasi akan meningkatkan mutu keperawatan Harvey Kitson, 1996. Didukung oleh pernyataan Cooper dan Hewison 2002 bahwa Kerja tim yang efektif termasuk masukan dari fasilitator luar, baik hubungan dengan manajemen dan umpan balik yang cepat dan relevan untuk kemajuan atau peningkatan mutu. Kerja tim yang efektif sangat tergantung pada komitmen organisasi atau perawat yang bekerja dalam satu team work. Masukan dari fasilitator luar, hubungan dengan manajemen dan umpan balik yang cepat dan relevan sangat mendukung untuk mewujudkan QA. Bekerja dalam sebuah tim membutuhkan pendekatan kepemimpinan yang tepat dan berkelanjutan. Dukungan untuk mempertahankan profil mutu dan memastikan aksi untuk perbaikan secara terus menerus merupakan salah satu cara untuk mempertahankan suatu mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit. Kepemimpinan yang berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan mutu keperawatan Harvey Kitson, 1996. Pernyataan tersebut didukung oleh Koch et al 1995 yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu bisa dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada manajemen yang sebelumnya. Memastikan aksi untuk perbaikan secara terus menerus menurut Robb et al. 2007 serta Cooper dan Hewison 2002 mengandung arti bahwa pemantauan mutu atau audit akan menunjukkan perbaikan. Robb et al. menemukan bahwa dengan dilaksanakannya audit maka terjadi peningkatan tingkah laku positif perawat dalam usaha pencegahan dan kontrol terhadap infeksi. Universita Sumatera Utara Perbaikan atas kesalahan dan kelalaian tindakan keperawatan yang dilakukan perawat dilakukan penilaian mutu. Gillies 2004 menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan ketrampilan perawat memiliki kontribusi terhadap pencapaian mutu perawatan yang optimal. Sehingga dasar untuk meningkatkan QA adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan perawat bisa diperoleh melalui pendidikan baik secara formal dan non formal. Harvey dan Kitson 1996 menyatakan untuk mempertahankan profil mutu yang baik harus didukung fasilitas fisik dari institusi tersebut. Robb et al 2007 juga mendukung pernyataan tersebut bahwa dengan mutu akan meningkat apabila institusi atau rumah sakit menyediakan fasilitas fisik yang menunjang terwujudnya mutu yang baik. Cooper dan Hewison, 2002 menyatakan bahwa audit dan kerja tim yang efektif adalah salah satu cara untuk mempertahankan QA. Mereka menyatakan Kerja tim yang efektif termasuk masukan dari fasilitator luar, baik hubungan dengan manajemen dan umpan balik yang cepat dan relevan untuk kemajuan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Harvey dan Kitson 1996, bahwa untuk meningkatkan mutu hal yang terpenting yang harus dimiliki adalah tim kerja dan komitmen pada tingkat organisasi, kepemimpinan yang berkelanjutan, dukungan untuk mempertahankan profil mutu termasuk dukungan fasilitas dan memastikan aksi untuk perbaikan secara terus menerus. Hal ini didukung oleh Robb et al. 2007, bahwa dengan pemantauan mutu menunjukkan perbaikan tingkah laku perawat dalam usaha pencegahan dan kontrol terhadap infeksi. Universita Sumatera Utara Menurut Joint Commission On The Accreditation Of Healthcare Organizations JCAHO dalam Potter dan Perry 2005, ada sepuluh langkah untuk memperbaiki kualitas, yaitu menetapkan tanggung jawab dan tanggung gugat untuk program, menentukan jangkauan layanan klinik, menentukan aspek- aspek penting layanan klinik, mengembangkan indikator untuk memantau hasil dan menyesuaikan asuhan yang diberikan, menetapkan ukuran untuk evaluasi indikator, mengumpulkan dan menganalisis data dari aktivitas pemantauan, mengevaluasi hasil aktivitas pemantauan untuk menentukan kebutuhan terhadap perubahan dalam praktik, menyelesaikan masalah melalui pengembangan rencana tindakan, mengevaluasi keberhasilan rencana, dan mengkomunikasikan hasil yang telah dicapai kepada organisasi.

2.2. Audit Dokumentasi Keperawatan di Ruang Perawatan Intensif