“pribadi perawatnya sendiri sih bu. Kalau dia mau mendokumentasikan ya pasti bisa” Partisipan 4.
6. Sikap perawat terhadap audit dokumentasi keperawatan Partisipan mengungkapkan bahwa pada prinsipnya perawat menyatakan
bersedia dilakukan audit dokumentasi keperawatan karena dengan diaudit mereka akan ditunjukkan kelemahan mereka untuk menjadi lebih baik lagi sehingga dapat
memperbaiki kelemahan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kemauan perawat untuk berubah tinggi. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan di
bawah ini: “ga pa-pa. kami tidak pernah diberikan hukuman kok. Hanya ditegur
saja” Partisipan 11.
4.3.1.3. Audit yang sudah dilakukan di ruangan.
Ruang Perawatan Intensif melakukan pengendalian mutu berupa: pengukuran kepuasan pasien terhadap pelayanan ruang intensif, ronde
keperawatan, dan kegiatan panitia pengendalian mutu RS.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan ruang intensif. Kepala ruang
perawatan intensif mennyatakan bahwa hasil angket kepuasan pasien tiap bulan menunjukkan rata-rata 60-80 pasien merasa puas terhadap pelayanan ruang
perawatan intensif. Kepuasan perawat belum diukur secara tersendiri karena kuesioner kepuasan yang ada digunakan untuk mengukur kepuasan pasien
keluarga terhadap team work di Ruang Perawatan Intensif.
Ronde keperawatan. Wadir pelayanan keperawatan secara rutin
melakukan ronde keperawatan ke ruangan dengan tujuan mensurvei secara
Universita Sumatera Utara
langsung pelaksanaan keperawatan. Jadwal ronde keperawatan untuk setiap ruangan adalah 1 kali dalam 2 bulan. Evaluasi pelaksanaan keperawatan diadakan
rapat bersama supervisor setiap 6 bulan sekali dan Wadir pelayanan keperawatan bertanggung jawab dan menindaklanjuti masalah yang ada.
Kegiatan panitia pengendalian mutu RS. Kepala ruang perawatan
intensif Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, menyatakan bahwa Panitia pengendalian mutu memang sudah ada, namun belum terlaksana secara maksimal.
Kegiatan panitia pengendalian mutu lebih difokuskan pada pencapaian dimensi mutu perawat yaitu menyelenggarakan kegiatan pelatihan pelatihan penanganan
gawat darurat PPGD bagi para perawat, manajemen asuhan keperawatan, resusitasi jantung paru sementara RJPS, pelatihan elektro kardiografi EKG
dasar, dan pelatihan penggunaan alat-alat di ruang perawatan intensif. Kepala ruang menyatakan bahwa kelengkapan dokumentasi keperawatan hanya mencapai
60-80. Selain data kualitatif yang diperoleh, dalam penelitian ini juga memantau
data kuantitatif sesuai dengan indikator mutu pelayanan keperawatan yaitu pengetahuan perawat tentang audit dokumentasi keperawatan dan kepuasan
perawat terhadap audit dokumentasi keperawatan.
4.3.1.4. Pengetahuan perawat tentang audit dokumentasi keperawatan