Setting tempat penelitian dan partisipan

untuk mencari data awal dan masalah yang diteliti. Pendekatan dengan pihak manajemen terkait juga diupayakan untuk mendapatkan ijin penelitian. Tahap reconnaisance dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang: 1 setting tempat penelitian dan partisipan, 2 persepsi perawat tentang audit dokumentasi keperawatan, 3 audit yang pernah dilaksanakan di ruangan, 4 pengetahuan perawat tentang audit keperawatan dan 5 kepuasan perawat terhadap audit dokumentasi keperawatan.

4.3.1.1. Setting tempat penelitian dan partisipan

Ruang Perawatan Intensif dibagi menjadi 3 unit perawatan intensif dengan kapasitas 19 tempat tidur. Unit perawatan intensif tersebut adalah Pediatric Intensive Care Unit PICU, Intensive Cardiac Care Unit ICCU dan Intensive Care Unit ICU. Kapasitas tempat tidur ruang ICU=7 TT, PICU=4 TT dan ICCU=8 TT. Pada tahun 2013 PICU baru dibentuk dan belum berfungsi secara optimal, karena sedang membekali perawat dengan pelatihan khusus. Secara umum denah Ruang Perawatan Intensif digambarkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Denah Ruang Perawatan Intensif PICU ICCU ICU Nurse station Nurse station Nurse station Universita Sumatera Utara Jumlah perawat di Ruang Perawatan Intensif sebanyak 24 orang, 1 orang kepala ruang dan 23 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan DIII keperawatan dan satu orang lulusan SPK sedang melaksanakan tugas belajar D3 Keperawatan. Pegawai tetap berjumlah 15 orang 62,5 dan 9 37,5 orang merupakan pegawai orientasi dan kontrak. Ruang Perawatan Intensif menggunakan metode penugasan kasus dan dinas terbagi dalam 3 shift dinas. 4.3.1.2. Persepsi perawat tentang audit dokumentasi keperawatan Persepsi perawat tentang audit dokumentasi keperawatan dijelaskan menjadi enam pokok bahasan, yaitu: 1. Pengalaman audit Partisipan mengungkapkan bahwa mereka mempunyai pengalaman audit berupa akreditasi, ronde keperawatan dan supervisi. Ronde keperawatan di rumah sakit rutin dilakukan oleh supervisor keperawatan. Ronde keperawatan mengevaluasi kelengkapan dokumentasi keperawatan dan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan. Kelengkapan dokumentasi keperawatan dilakukan oleh petugas rekam medis. Status pasien yang dikirim ke rekam medis belum lengkap maka akan dikembalikan ke ruangan oleh petugas rekam medis. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan di bawah ini: “kadang tiba-tiba ada status pasien pulang yang sudah diantar ke rekam medis dikembalikan ke ruangan untuk dilengkapi kembali” Partisipan 6. 2. Manfaat audit bagi pasien dan perawat Partisipan menyatakan bahwa audit sangat bermanfaat untuk perawat dan pasien. Bagi perawat audit bermanfaat untuk memperbaiki kekurangan perawat, Universita Sumatera Utara mengingatkan perawat, dan meningkatkan perawatan kepada pasien. Audit akan mendorong perawat untuk bertindak hati-hati dan tidak melakukan kesalahan. Audit akan menemukan kekurangan dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan dan diberikan pemecahan atas masalah tersebut. Audit bermanfaat bagi pasien karena dengan perawatan yang baik akan mempercepat kesembuhan pasien dan meminimalkan biaya perawatan. Hal ini sesuai dengan ungkapan partisipan di bawah ini: “kita disuruh memperbaiki apa yang seharusnya dilakukan” Partisipan 2. “... supaya perawat berhati-hati dan tidak melakukan kesalahan yang sama bu” Partisipan 3. 3. Tim audit Partisipan mengungkapkan bahwa audit dokumentasi keperawatan membutuhkan tim tersendiri yang beranggotakan perawat tetapi tugasnya khusus untuk mengaudit. Tim khusus tersebut diperlukan karena perawat harus melakukan asuhan keperawatan yang sebaik-baiknya terhadap pasien sehingga perawat ruangan akan berfokus dalam merawat pasien. Tim audit yang beranggotakan perawat akan sangat menguntungkan karena tim sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab perawat serta prosedur tindakan perawatan sehingga mudah untuk memberikan masukan, bimbingan dan saran atas kekurangan perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan di bawah ini: “perawat akan sibuk melakukan askep ke pasien jadi maunya perawat yang menjadi tim tidak melakukan tindakan langsung ke pasien sehingga memang khusus melakukan audit”Partisipan 4. Universita Sumatera Utara “lebih bagus perawat yang mengaudit dibanding orang lain. Sudah tahu dia konsepnya misalkan SPOnya dan dia tahu kelemahannya. Kalau dari umum belum tentu dia mengatakan kelemahannya” Partisipan 7. 4. Pentingnya dokumentasi keperawatan Partisipan menyatakan bahwa dokumentasi sangat penting bagi perawat karena merupakan bukti bahwa perawat sudah melaksanakan tindakan keperawatan, melindungi perawat dari hukum dan sebagai alat untuk melaksanakan tindakan keperawatan secara berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan ungkapan partisipan di bawah ini: “untuk melakukan tindakan keperawatan secara berkelanjutan. Jadi bisa melihat dari shift sebelumnya apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan” Partisipan 6. 5. Kendala perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan Dalam penelitian ini, partisipan mengungkapkan ada banyak kendala yang dihadapi perawat dalam melakukan audit dokumentasi keperawatan adalah karena perawat dihadapkan pada situasi pasien kritis dan terkait dengan pribadi perawat sendiri. Kondisi pasien yang kritis menuntut perawat lebih berfokus untuk melakukan observasi dan melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien dibandingkan dengan mencatat ke status pasien. Perawat juga memiliki andil yang besar dalam dokumentasi keperawatan karena tidak semua perawat memperhatikan pendokumentasian pada pasien, ada beberapa perawat yang memang meluangkan waktu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang baru dilaksanakannya. Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan partisipan sebagai berikut: “...waktu memang terbatas karena pasien kami kritis”Partisipan 7 Universita Sumatera Utara “pribadi perawatnya sendiri sih bu. Kalau dia mau mendokumentasikan ya pasti bisa” Partisipan 4. 6. Sikap perawat terhadap audit dokumentasi keperawatan Partisipan mengungkapkan bahwa pada prinsipnya perawat menyatakan bersedia dilakukan audit dokumentasi keperawatan karena dengan diaudit mereka akan ditunjukkan kelemahan mereka untuk menjadi lebih baik lagi sehingga dapat memperbaiki kelemahan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kemauan perawat untuk berubah tinggi. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan di bawah ini: “ga pa-pa. kami tidak pernah diberikan hukuman kok. Hanya ditegur saja” Partisipan 11.

4.3.1.3. Audit yang sudah dilakukan di ruangan.