2.3. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir
Secara geografis, kawasan pesisir terletak pada wilayah transisi antara darat dan laut. Sebagian besar masyarakat yang hidup di wilayah tersebut disebut
sebagai masyarakat nelayan. Dalam konteks ini, masyarakat nelayan didefinisikan sebagai kesatuan sosial kolektif sosial masyarakat yang hidup di kawasan pesisir
dengan mata pencahariannya menangkap ikan di laut, yang pola-pola perilakunya diikat oleh sistem nilai budaya yang berlaku, memiliki identitas bersama dan
batas-batas kesatuan sosial, struktur sosial yang mantap, dan masyarakat terbentuk karena sejarah sosial yang sama. Sebagai sebuah entitas sosial, masyarakat
nelayan memiliki sistem budaya yang tersendiri dan berbeda dengan masyarakat lain yang yang hidup di daerah pegunungan, lembah atau dataran rendah, dan
perkotaan Kusnadi, 2009. Satria 2002 mendefinisikan bahwa secara sosiologis, karakteristik
masyarakat pesisir berbeda dengan karakteristik masyarakat agraris seiring perbedaan karakteristik sumberdaya yang dihadapi. Nelayan menghadapi
sumberdaya yang hingga saat ini masih bersifat open access. Karakteristik sumberdaya ini menyebabkan nelayan harus berpindah-pindah untuk memperoleh
hasil yang maksimal sehingga memiliki elemen resiko yang tinggi. Kondisi sumberdaya yang beresiko inilah yang menyebabkan masyarakat nelayan
memiliki karakter yang keras, tegas dan terbuka. Lebih lanjut Kusnadi 2009 mendefinisikan kebudayaan nelayan sebagai
sistem gagasan atau sistem kognitif masyarakat nelayan yang dijadikan referensi kelakuan sosial budaya oleh individu-individu dalam interaksi bermasyarakat.
Kebudayaan ini terbentuk melalui proses sosio-historis yang panjang dan kristalisasi dari interaksi yang intensif antara masyarakat dan lingkungannya.
Kondisi-kondisi lingkungan atau struktur sumberdaya alam, mata pencaharian, dan sejarah sosial-etnisitas akan mempengaruhi karakteristik kebudayaan
masyarakat nelayan. Dalam perspektif antropologis, eksistensi kebudayaan nelayan tersebut adalah sempurna dan fungsional bagi kehidupan masyarakatnya.
Dalam perspektif stratifikasi sosial-ekonomi, masyarakat pesisir bukanlah masyarakat yang homogen. Masyarakat pesisir terbentuk oleh kelompok-
kelompok sosial yang beragam. Dilihat dari aspek interaksi masyarakat dengan sumberdaya ekonomi yang tersedia di kawasan pesisir, masyarakat pesisir
terkelompok sebagai berikut: 1
Pemanfaatan langsung sumberdaya lingkungan, seperti nelayan yang pokok, pembudidaya ikan di perairan pantai dengan aring apung atau
keramba, pembudi daya rumput lautmutiara, dan petambak; 2
Pengolah hasil ikan atau hasil laut lainnya, seperti pemindang, pengering ikan, pengasap, pengusaha terasikrupuk ikantepung ikan dan sebagainya;
dan, 3
Penunjang kegiatan ekonomi perikanan, seperti pemilik toko atau warung, pemilik bengkel montir dan las, pengusaha angkutan, tukang perahu, dan
kuli kasar manol.
2.4. Sistem Patron Klien