Strategi Berdasarkan Basis Produksi

6.5.3. Strategi Berdasarkan Basis Produksi

Strategi berdasarkan basis produksi merupakan strategi yang diterapkan rumahtangga nelayan dengan memanfaatkan sumber produksi secara maksimal. Lahan produksi yang dimiliki rumahtangga nelayan yaitu laut memiliki karakteristik sumberdaya yang berbeda dengan lahan produksi sektor pekerjaan lain. Akibat karakteristik sumberdaya laut yang bersifat akses terbuka open access , nelayan tidak bisa memiliki klaim atas pemilikan lahan produksi. Sementara limbah produksi dari industri dan rumahtangga dapat dengan mudah masuk dan mencemari lahan sumber produksi. Rumahtangga nelayan pada komunitas nelayan Kampung Bambu melakukan strategi berdasarkan basis produksi berupa ekstensifikasi penambahan input eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi maupun dengan memperluas lahan produksi intensifikasi. Strategi ekstensifikasi yang dilakukan nelayan dengan memanfaatkan penambahan tenaga kerja atau teknologi dominan dilakukan oleh nelayan jaring, sementara nelayan bagang, sero, budidaya dan kuli nelayan cenderung melakukan strategi intensifikasi. Nelayan jaring merupakan nelayan dengan alat tangkap dinamis, artinya kepemilikan nelayan terhadap alat tangkap yang sifatnya tidak menetap di laut, melainkan memerlukan persiapan dalam penggunaannya sehingga tidak dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu. Nelayan jaring melakukan strategi ekstensifikasi berupa penambahan teknologi pada alat tangkap mereka, sebelum pencemaran nelayan jaring menggunakan trawl dan pursein sebagai alat tangkap utama, hingga mulai marak digunakan trawl oleh nelayan kapal besar yang turut mempengaruhi terjadinya pencemaran. Nelayan jaring tradisional mulai mengganti alat tangkap mereka dengan gill net sebagai bentuk adaptasi teknologi produksi terhadap pencemaran. Sementara nelayan dengan alat tangkap statis yang memiliki karakteristik alat tangkap yang sifatnya tidak bergerak melainkan terpancang di laut, yaitu nelayan bagang, sero dan budidaya, cenderung melakukan intensifikasi lahan produksi. Berbeda dengan pola intensifikasi pertanian berupa perluasan lahan, strategi intensifikasi yang dilakukan nelayan adalah memperluas jangkauan produksi melalui pembuatan bagang, sero, dan pancang ternak dalam jarak lebih jauh dari sebelum terjadi pencemaran. Nelayan bagang misalnya, dahulu sebelum pencemaran, dalam jarak kilometer dari bibir pantai mereka sudah bisa menancapkan bagangnya, sedangkan kini mereka harus berlayar lebih jauh hingga hitungan mil untuk menancapkan bagang agar bisa mencapai tempat yang terdapat ikannya. Demikian halnya dengan nelayan sero dan nelayan pembudidaya kerang hijau, nelayan dengan alat tangkap statis cenderung melakukan produksi penangkapan ikan dalam jarak yang lebih jauh sebagai adaptasi dari pencemaran pesisir.

6.5.4. Strategi Berbasis Spasial dan Finansial