Sedangkan BPRS lainnya masih dikategorikan inefisien, atau dapat diartikan belum dapat mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
dimilikinya.Pada metode Data Envelopment Analysis DEA juga ditampilkan analisis teknis mengenai BPRS yang masih dikategorikan
inefisien. Pada analisis teknis akan ditampilkan pencapaian tiap-tiap input maupun output dalam menghasilkan score efisiensi. Adapun mengenai
analisis teknis akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
Setelah menampilkan grafik tingkat efisiensi BPRS kawasan Timur selama kuartal II tahun 2013 sampai kuartal III tahun 2015, kita akan melihat
pencapaian tingkat efisiensi rata-rata pada masing-masing BPRS kawasan Timur selama periode dalam penelitian. Melalui gambar 4.3 dapat di lihat
bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS yang memiliki asset besar seperti BPRS Investama Mega Bakti memiliki tingkat efisiensi rata-rata yang
sangat baik bila dibandingkan dengan BPRS lainnya yang dapat dikatakan memiliki asset yang kecil seperti BPRS Surya Sejati, BPRS Bahari
Berkesan, dan BPRS Patuh Beramal. Namun BPRS Dinar Ashri dapat dikatakan kurang efisien, meskipun memiliki asset yang besar, karena BPRS
ini belum mampu mengoptimalkan dananya dalam segi pembiayaan, sehingga pembiayaannya masih kurang baik dibandingkan dengan BPRS
yang lainnya.
Gambar 4.5 Rata-Rata Efisiensi 5 Lima BPRS kawasan Barat Kuartal
II 2013 – Kuartal III 2015
Berdasarkan hasil diatas maka secara keseluruhan perkembangan tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kawasan Timur
mempunyai trend yang fluktuatif dikarenakan tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kawasan Timur secara individu juga bersifat
fluktuatif seperti yang ditampilkan pada gambar 4.4. Selama periode penelitian score efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kawasan Barat
tertinggi dicapai pada kuartal IV tahun 2014 dengan score 78,44 dan score efisiensi terendah terdapat pada kuartal I tahun 2014 dengan score 57,07.
Dengan hasil pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kawasan Barat masih dikategorikan inefisien atau belum
optimal dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.
20 40
60 80
100 120
SURYA SEJATI SST
BAHARI BERKESAN
BBK PATUH
BERAMAL PBA
INVESTAMA MEGA BAKTI
IMB DINAR ASHRI
DAS Series1
Gambar 4.6 Efisiensi 5 Lima Kawasan Timur Berdasarkan Kuartal
3. Perbandingan Efisiensi BPRS Kawasan Barat dan BPRS
Kawasan Timur
Kemudian akan ditampilkan grafik perbandingan tingkat efisiensi BPRS kawasan Barat dan BPRS kawasan Timur selama
kuartal II tahun 2013 sampai kuartal III tahun 2015, kita akan melihat pencapaian tingkat efisiensi rata-rata pada masing-masing BPRS
kawasan Barat dan BPRS kawasan Timur selama periode dalam
penelitian.
Gambar 4.7 Rata-Rata Efisiensi 5 Lima BPRS kawasan Barat dan BPRS
kawasan Timur Kuartal II 2013 – Kuartal III 2015
66.09 73.568
77.974
57.074 62.61
69.408 78.444
58.696 63.114
73.272
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Rata-Rata Efisiensi Kawasan Timur
Rata-Rata Efisiensi Kawasan Barat
Dalam grafik tersebut dapat dilihat rata-rata efisiensi antara kawasan Barat dan kawasan Timur di Indonesia. Ternyata, BPRS kawasan Barat lebih
efisien dibandingkan dengan BPRS kawasan Timur, hal tersebut dapat dilihat dari score efisiensi pada setiap kuartalnya selama periode penelitian.
Pada kuartal II tahun 2013 score rata-rata efisiensi kawasan Timur sebesar 66, sedangkan di kawasan Barat score rata-rata efisiensi sebesar 73,
berarti pada kuartal tersebut BPRS kawasan Barat lebih efisien dibandingkan dengan BPRS kawasan Timur. Kemudian pada kuartal III tahun 2013 score
rata-rata efisiensi BPRS kawasan Timur sebesar 73, dan di BPRS kawasan Barat score rata-rata efisiensi sebesar 82, pada kuartal ini juga menunjukan
bahwa BPRS kawasan Barat lebih efisien dibandingkan dengan BPRS kawasan Timur. Selanjutnya pada kuartal IV tahun 2013, BPRS kawasan
Barat lebih efisien daripada BPRS kawasan Timur, karena rata-rata score efisiensi BPRS kawasan Barat sebesar 85, dibandingkan dengan rata-rata
score efisiensi BPRS kawasan Timur yang hanya sebesar 77. Kemudian kuartal I tahun 2014 score rata-rata efisiensi di BPRS kawasan Timur hanya
sebesar 57, dan di BPRS kawasan Barat score rata-rata efisiensi sebesar 66, menunjukan bahwa BPRS kawasan Barat lebih efisien dibandingkan
dengan BPRS kawasan Timur. Pada kuartal II tahun 2014 score rata-rata efisiensi BPRS kawasan Barat sebesar 74, sedangkan pada BPRS kawasan
Timur score rata-rata efisiensi sebesar 62, hal tersebut juga memberikan
informasi bahwa pada kuartal ini BPRS kawasan Barat lebih efisien daripada BPRS kawasan Timur.
Selanjutnya pada kuartal III tahun 2014 score rata-rata efisiensi BPRS kawasan Timur sebesar 69, dan di BPRS kawasan Barat score rata-rata
efisiensi sebesar 83, menunjukkan bahwa pada kuartal ini BPRS kawasan Barat juga lebih efisien dibanding BPRS kawasan Timur. Dan pada kuartal
IV tahun 2014 rata-rata score efisiensi BPRS kawasan Timur sebesar 78, sedangkan rata-rata score efisiensi BPRS di kawasan Barat sebesar 85,
berarti pada kuartal ini BPRS kawasan Barat lebih efisien daripada BPRS kawasan Timur. Kemudian kuartal I tahun 2015 rata-rata score efisiensi
kawasan Timur turun 20 dari kuartal yang sebelumnya dan hanya sebesar 58, sedangkan kawasan Barat rata-rata score efisiensi sebesar 70, pada
kuartal ini juga menunjukan bahwa BPRS kawasan Barat lebih efisien dibandingkan dengan BPRS kawasan Timur. Selanjutnya pada kuartal II
tahun 2015, BPRS kawasan Barat lebih efisien daripada BPRS kawasan Timur, terlihat dari score rata-rata efisiensi kawasan Barat sebesar 70
dibandingkan dengan score rata-rata efisiensi kawasan Timur yang hanya sebesar 63. Terakhir pada kuartal II tahun 2015 score rata-rata efisiensi
kawasan Timur sebesar 73, sedangkan score rata-rata efisiensi kawasan Barat sebesar 78, dan menunjukkan bahwa BPRS kawasan Barat lebih
efisien dibandingkan BPRS kawasan Timur pada kuartal terakhir ini.