menggunakan teknologi periode t, D adalah fungsi jarak input, dan semua variabel yang sebelumnya dijelaskan. Nilai yang lebih besar dari satu
mengindikasikan pertumbuhan produktivitas yang positif yang berada diantara dua periode.
Merujuk pada Fare, Grosskop, Lindgrend, dan Roos 1993, rumus tersebut juga dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
Atau M = TE . TC
Dimana
Adapun M Malmquist Index adalah hasil dari pengukuran proses tehnis P yang diukur sebagai frontier periode t + 1 dan periode t dengan
perubahan efisiensi E dalam periode yang sama.Sedangkan untuk Malmquist Index output, juga menggunakan rumus yang sama dengan tersebut diatas.
Dalam penelitian Sufian Fadzlan E = Technical Effciency dan P= Technical Change
15
15
Fadzlan Sufian, “Malmquist Indices Of Productivity Change In Malaysian Islamic Banking Industry: Foreign Versus Domestic Banks
” Journal of Economic Cooperation, 2007: h. 123-124.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan telah banyak dilakukan, baik melalui metode parametrik maupun dengan metode non
parametrik.
1. Syafaat Muhari dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen 2015
16
Penelitian ini berjudul Efficiency of the Islamic Rural Bank In Six Zones Of Indonesia Using Non Parametric and Parametric Method. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi BPRS, yang terbagi kedalam enam daerah, yakni Jakarta, Jawa Barat-Banten, Jawa Tengah-Yogyakarta, Jawa
Timur, Sumatra, dan Bagian Timur Indonesia. Studi dilakukan pada 73 BPRS selama periode kuartal II Juni 2011 sampai dengan kuartal I Maret
2013.Dalam penelitian ini menggunakan metode SFA dan DEA. Pada metode SFA menggunakan pendekatan biaya, dengan variabel input : biaya dana dan
biaya tenaga kerja, sedangkan variabel output : pembiayaan dan penempatan pada bank lain, serta faktor yang berhubungan dengan lingkungan
environmental factors: equity over total assets Rasio Modal terhadap Aset and non performing loans Pembiayaan Bermasalah. Sedangkan pada metode
DEA menggunakan pendekatan operasional, dengan variabel input : biaya tenaga kerja, beban bagi hasil, beban lain-lain, penyusutan dan amortisasi,
sedangkan variabel output : pendapatan bagi hasil, danpendapatan lain-lain.
16
Syafaat Muhari dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen,”Efficiency of the Islamic Rural Bank In Six Zones Of Indonesia Using Non Parametric and Parametric Me
thod” Journal of Islamic Banking and Finance, Juli-Sept 2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :Pertama, rata-rata efisiensi BPRS menggunakan SFA lebih tinggi daripada menggunakan DEA. Kedua, BPRS
di bagian timur Indonesia memiliki tingkat efisiensi paling tinggi dibandingkan daerah yang lainnya dengan menggunakan metode SFA dan
DEA.Pada metode SFA, daerah yang memiliki efisiensi terendah yaitu daerah Sumatera.Sedangkan pada metode DEA, daerah yang memiliki efisiensi
terendah yaitu daerah Jawa Tegah-Yogyakarta.Ketiga, Metode DEA variabel pedapatan bagi hasil memiliki pengaruh yang paling besar untuk mengukur
efisiensi, sedangkan beban lain-lain dan biaya tenaga kerja tidak memiliki pengaruh terhadap efisiensi.Keempat, Metode SFA komponen biaya tenaga
kerja, biaya dana, total pembiayaan, penempatan pada bank lain and non performing loans mempunyai pengaruh yang signifikan pada efisiensi
biayaequity over total asset Rasio Modal terhadap Aset tidak mempunyai pengaruh, biaya dana dan biaya tenaga kerja adalah komponen yang
memberikan kontribusi terbesar BPRS efisiensi biaya dengan SFA. Selain itu dapat ditarik kesimpulan, menggunakan DEA adalah lebih tepat untuk
mengukur efisiensi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang
efisiensi di BPRS.Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode
analisis yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode DEA dan SFA, tanpa
menganalisis tingkat
produktivitas dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat efisiensi.Selain itu, dari segi jumlah sampel dan variabel yang digunakan juga berbeda.
2. Muhammad Faza Firdaus 2013
17
Penelitian ini berjudul “Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan
Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis ”.Penelitian ini bertujuan
untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah BUS di Indonesia.Penelitian ini dilakukan pada 10 Bank Umum Syariah BUS di
Indonesia periode 2010-2012. Analisis metode dalam penelitian ini adalah analisis two-stage DEA. First Stage, menggunakan DEA untuk mengukur
kinerja efisiensi Bank Umum Syariah BUS. Second Stage, nilaiskor efisiensi dari DEA, diregresi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi menggunakan model Tobit. Kemudian variabel input yang digunakan Dana Pihak Ketiga DPK, total aset, biaya tenaga kerja. Variabel outputnya
meliputi pembiayaan dan pendapatan operasional.Sedangkan pada regresi Tobit, variabel dependen yaitu aset, jumlah cabang bank, ROA, ROE, CAR,
NPF, Inflasi. Sedangkan variabel independen yaitu score DEA. Hasil penelitian diketahui bahwa secara umum tingkat efisiensi 10
BUS memiliki trend yang fluktuatif selama waktu penelitian. Pada hasil analisis model Tobit dapat disimpulkan bahwa variabel cabang bank, NPF,
CAR memiliki pengaruh negatif signifikan. Sedangkan pada variabel asset
17
Muhammad Faza Firdaus, “Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Metode Two- Stage Data Envelopment Analysis
” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013