Kemudian setelah mati, kalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui lahir dan batin kalian, lalu mengganjar dengan perbuatan-
perbuatan kalian setelah Dia memberitahu kalian segala hal yang kecil dan besar dari perbuatan kalian itu.
4. Pengukuran Efisiensi Bank
Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel 1957 yang merupakan tindak lanjut dari model yang diajukan oleh Debreu 1951 dan
Koopmans 1951.
Konsep pengukuran
efisiensi Farrel
dapat memperhitungkan input majemuk lebih dari 1 input. Farrel menyatakan
bahwa efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu efisiensi teknis technicalefficiency dan efisiensi alokatif allocative
efficiency. Efisiensi teknis menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencapai output semaksimal mungkin dari sejumlah input. Sedangkan
efisiensi alokatif
menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk
menggunakan input dengan proporsi seoptimal mungkin pada tingkat harga input tertentu. Kedua komponen ini kemudian dikombinasikan
untuk menghasilkan ukuran efisiensi total atau efisiensi ekonomis economic efficiency.
3
3
Zaenal Abidin dan Endri, “Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis DEA
” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol.11, no.1. Mei 2009: h. 22.
5. Penentuan Variabel Input-Output
4
Menurut Muliaman D. Hadad, Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. 2003 dalam Ratna Palamani 2014, terdapat tiga pendekatan yang lazim
digunakan dalam metode parametrik dan non-parametrik untuk mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan finansial suatu
lembaga keuangan, yaitu : a. Pendekatan Aset Asset Approach
Produksi asset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman loans.Pendekatan ini,
output benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk asset. b. Pendekatan Produksi Production Approach
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito deposit account dan kredit pinjaman
credit account, kemudian output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya.
c. Pendekatan intermediasi Intermediation Approach Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai
intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus unit kepada deficit unit. Input-input lembaga keuangan
tersebut meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga
4
Ratna Palamani, “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Dengan Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Di Indonesia
” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 23-24.
pada deposito, kemudian output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman loans dan investasi keuangan financial investment.
Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman loans.
5
Konsekuensi adanya tiga pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah perbedaan dalam menentukan input dan output.
Yang paling menonjol dalam hal penentuan input dan output antara
p
endekatan produksi dan pendekatan intermediasi adalah dalam memperlakukan simpanan. Dalam pendekatan produksi, simpanan
diperlakukan sebagai output, karena simpanan merupakan jasa yang dihasilkan diproduksi melalui kegiatan bank
.
Sedangkan dalam pendekatan intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input, karena
simpanan yang dihimpun bank akan mentransformasikannya ke dalam berbagai bentuk
asset
yang menghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
intermediasi. Pendekatan
ini
digunakan karena
mempertimbangkan fungsi vital bank sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit
d
an menyalurkannya kepada deficit unit. Pertimbangan lainnya adalah karakteristik
d
an sifat dasar
5
Harjum Muharram dan Rizki Purvitasari, , “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di
Indonesiadengan Metode Data Envelopment Analysis Periode Tahun 2005 ” Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam, Vol.II, No.3, Desember 2007: h.88-89.