Dari penjelasan tersebut bahwa biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh negatif terhadap total pembiayaan dan pendapatan
operasional.
B. Data Envelopment Analysis DEA
DEA adalah suatu teknik pemrogramanan matematika mathematical program-ming untuk mengukur tingkat efisiensi dari Unit Pembuat
Keputusan UPK atau Decision Making Unit DMU relatif terhadap UPK yang sejenis ketika semua unit-unit ini berada pada atau dibawah
“kurva efisiensi frontiernya”.
7
Secara sederhana, pengukuran ini dinyatakan dengan rasio: outputinput, yang merupakan suatu pengukuran
efisiensi atau produktivitas.
8
Havrylchyk 2006 - dalam Handria Mayosa 2014 DEA memungkinkan kita untuk menghitung keseluruhan biaya cost, efisiensi
teknis technical efficiency, efesiensi alokatif allocative efficiency, pure technical efficiency, dan efisiensi skala scale efficiency.Technical
Efficiency TE mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan output maksimum pada tingkat level tertentu dari input, atau kemampuan untuk
menggunakan minimum input untuk menghasilkan tingkat output tertentu.
7
Rahmat Hidayat, EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Jakarta: Gramata Publishing, 2014, h. 72.
8
Handria Mayosa, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis
” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 19-20.
Allocative Efficiency AE mengacu pada kemampuan menggunakan kombinasi input yang optimal pada tingkat harga tertentu untuk
menghasilkan tingkat output tertentu. Pengukuran keseluruhan biaya efisiensi cost efficiency adalah kombinasi dari efisiensi teknik dan
efisiensi alokatif.
Kelebihan dan Kelemahan DEA
9
Setiap metodologi tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan dari penggunaan metodologi DEA diantaranya
adalah : DEA mampu menangani pengukuran efisiensi secara relatif bagi
beberapa Decision Making Unit DMU sejenis dengan menggunakan banyak input dan output.
Metode ini tidak memerlukan asumsi bentuk fungsi hubungan antara variabel input dan output sebagaimana diterapkan pada regresi biasa.
Dalam DEA, DMU-DMU tersebut dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.
Faktor input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda, sebagai contoh, misalnya output 1 X
1
dapat berupa jumlah jiwa yang diselamatkan sedangkan output 2 X
2
jumlah pendapatan
9
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam Jakarta: Gramata Publishing, 2013, h. 326.
yang diterima dalam satuan rupiah, tanpa perlu melakukan perubahan satuan dari kedua variabel tersebut.
Disamping beberapa kelebihannya, metode DEA juga tidak terlepas dari beberapa kelemahan, diantaranya adalah :
Karena DEA merupakan sebuah extreme point technique, maka kesalahan-kesalahan pengukuran dapat mengakibatkan masalah yang
signifikan. DEA hanya mengukur efisiensi relative dari DMU dan tidak mengukur
efisiensi absolute. Atau dengan kata lain, DEA hanya menunjukkan perbandingan penilaian baik dan buruk suatu DMU dibandingkan
dengan sekumpulan DMU lainnya yang sejenis. Dikarenakan DEA adalah teknik parametrik, maka uji hipotesis secara
sistemik akan sulit dilakukan. Menggunakan perumusan linier programming terpisah untuk setiap
DMU, maka perhitungan secara manual membutuhkan waktu apalagi untuk masalah dalam skala besar. Akan tetapi, kelemahan dari masalah
ini sudah dapat teratsai dengan adanya software frontier analyst.
10
Frontier analysis menggunakan dua pendekatan model yang umum digunakan, yaitu model Charnes, Chooper dan Roodes CCR yang
dikembangkan pada tahun 1978 dan model Banker, Charnes dan Chooper
10
Ibid., h.332-325.