Ukuran keberhasilan dalam kegiatan penangkaran jalak bali di

5.2 Ukuran keberhasilan dalam kegiatan penangkaran jalak bali di

Penangkaran UD Anugrah Dalam suatu usaha penangkaran, khususnya penangkaran jalak bali keberhasilan dalam mengembangbiakkan jalak bali hingga memperoleh bibit yang baru adalah hal yang mutlak untuk diperoleh apabila penangkaran tersebut ingin terus berjalan. Jalak bali yang ditangkarkan oleh suatu penangkaran harus sehat dan tidak cacat, hal ini akan berakibat dengan kualitas jalak bali dan bibit jalak bali yang dihasilkan. Berikut persentase dan kriteria tingkat daya tetas telur, perkembangbiakan induk jalak bali dan angka kematian piyik dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Persentase dan kriteria tingkat daya tetas telur, perkembangbiakan dan angka kematian jalak bali di Penangkaran UD Anugrah No Tahun Persentase Daya tetas telur Perkembangbiakan induk jalak bali Angka kematian 1 2009 50 40 25 2 2010 50 50 25 3 2011 50 70 25 4 2012 50 100 25 Rata-rata 50 65 25 Kriteria Sedang Tinggi Rendah Berdasarkan tabel 14, daya tetas telur diperoleh sebanyak 50 dengan kategori sedang. Daya tetas telur diperoleh dari telur yang ditetaskan dibagi dengan jumlah total telur yang ada. Jalak bali di Penangkaran UD Anugrah mampu menghasilkan telur antara 2 – 4 telur, namun yang dapat ditetaskan berjumlah 1 – 2 telur. Persentase perkembangbiakan induk jalak bali di Penangkaran UD Anugrah tergolong tinggi yaitu 65. Hal ini diduga karena pengelolaan jalak bali di Penangkaran UD Anugrah telah cukup berhasil untuk membuat jalak bali di penangkaran tersebut menghasilkan telur serta bertambahnya indukan jalak bali yang mampu berkembangbiak menyebabkan nilai dari tingkat perkembangbiakan menjadi tinggi. Angka kematian piyik yang berada di Penangkaran UD Anugrah tergolong rendah yaitu 25. Hal ini dikarenakan pada saat umur piyik sekitar 3 – 7 hari telah dipisahkan lebih awal agar mencegah kematian piyik akibat dipatuk oleh induknya serta nilai tersebut didapatkan dari total anak yang mati tiap kelas umur dibagi dengan total anak keseluruhan tiap kelas umur. Menurut Permenhut Nomor P.19Menhut-II2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar menyebutkan bahwa tingkat daya tetas telur, tingkat perkembangbiakan induk jalak bali serta tingkat angka kematian piyik yang berada di Penangkaran UD Anugrah telah memenuhi syarat untuk keberhasilan penangkaran dalam segi standar kualifikasi penangkaran yang telah ditetapkan oleh Permenhut tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penangkaran yang dinyatakan telah layak untuk dijual kepada peminat jalak bali. Standar kualifikasi penangkaran tersebut dapat dilihat pada lampiran 8 mengenai keputusan dari Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur yang member izin kepada Penangkaran UD Anugrah sebagai pengumpulpengedar jalak bali. Peran serta masyarakat sekitar penangkaran sangat diperlukan dalam suatu usaha penangkaran, apabila tidak diperhatikan faktor tersebut maka besar kemungkinan akan terjadi kecemburuan sosial yang akan merugikan kegiatan pengelolaan suatu penangkaran. Berdasarkan hasil wawancara, Penangkaran UD Anugrah telah memperhatikan faktor tersebut dengan cara memperkerjakan masyarakat sekitar sebagai keeper serta sebagai penyedia pakan bagi jalak bali. Penangkaran UD Anugrah juga tidak melakukan perbuatan yang merugikan masyarakat, seperti membuang limbah sembarangan. Hal ini dikarenakan limbah yang berasal dari hasil pembuangan Penangkaran UD Anugrah dikumpulkan dan dibuang ke tempat sampah serta membuat Penangkaran UD Anugrah dinilai berhasil dalam memperhatikan faktor sosial yang berada di sekitar penangkaran tersebut. Prayana 2012 menambahkan, beberapa hal yang menjadi faktor penentu keberhasilan dalam kegiatan penangkaran antara lain: a. Letak kandang yang jauh dari kebisingan dan gangguan manusia. b. Kebersihan, keamanan, dan perawatan kandang yang selalu terjaga. c. Pemberian pakan, baik pakan utama maupun pakan tambahan yang rutin diberikan setiap hari. d. Pemberian obat dan vitamin secara rutin untuk menjaga kesehatan dan mencegah terserangnya penyakit pada burung yang ditangkarkan. e. Menjaga kemurnian genetik dan menghindari terjadinya in-breeding.

5.3 Aktivitas Harian