BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah dan Tujuan
4.1.1 Sejarah
Penangkaran UD Anugrah merupakan penangkaran yang bergerak dibidang penangkaran burung berkicau. Didirikan pada tahun 2008 oleh Suhono
Nyoto Sardjono. Perusahaan ini menangkarkan berbagai jenis burung baik burung yang dilindungi ataupun tidak, diantaranya adalah jalak bali Leucopsar
rothschildi, jalak putih Sturnus melanoptera, cucak rowo Pyconotus zeylanicus, murai batu Copsychus malabaricus dan kepodang Oriolus
chinensis. Perusahaan ini berdiri berdasarkan hobi pengelola dalam memelihara burung, khususnya burung-burung berkicau dan burung jalak bali Leucopsar
rothschildi. Pada tanggal 27 Juni 2008, penangkaran UD Anugrah mendapatkan izin penangkaran berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHKA No.
75IVSet-32008 dan pada tanggal 20 Agustus 2009 mendapatkan Surat Keputusan Perlindungan dan Pengawetan Alam dengan surat izin SK 99IV-
8PPA.0.009 sebagai pengedar.
4.1.2 Tujuan
Tujuan didirikannya penangkaran UD Anugrah adalah: a
Untuk konservasi burung, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi
b Untuk ekonomi komersial.
4.2 Letak Penangkaran
Penangkaran UD Anugrah terletak di Jl. Puncak Dsn. Purworejo RT 002 RW 001 Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa
Timur.
4.3 Kondisi Biologi
Selain jalak bali, Penangkaran UD Anugrah juga menangkarkan jenis burung yang lain. Untuk mengetahui beberapa jenis burung yang ditangkarkan
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Beberapa jenis burung yang ditangkarkan di Penangkaran UD Anugrah
No Nama Lokal
Nama Ilmiah
1 Cucak rawa
Pyconotus zeylanicus 2 Beo
nias Gracula religiosa
3 Kakatua raja
Probosciger atterimus 4 Merak
hijau Pavo muticus
5 Murai batu
Copsychus malabaricus 6 Kepodang
Oriolus chinensis 7 Jalak
suren Sturnus contra
8 Bayan sumba
Eclectus roratus eornelia 9
Nuri kepala hitam Lorius lory
10 Anis merah
Turdus citrinus 11 Kacer
Copsychus saularis
4.4 Struktur Organisasi
Penangkaran UD Anugrah secara keseluruhan dipimpin oleh seorang pemilik sekaligus penanggung jawab yang bernama Suhono Nyoto Sardjono.
Petugas kandang dan satwa yang dimiliki oleh Penangkaran UD Anugrah berjumlah dua orang, yaitu Yanto dan Yoga.
4.5 Aksesibilitas
Penangkaran UD Anugrah terletak tidak jauh dari Kota Kediri. Lokasi ini dapat dicapai dengan jarak sekitar 17 km dengan menempuh jarak sekitar 2 jam.
Selain itu, lokasi ini juga dapat dicapai dari Pare yang memiliki jarak sekitar 7 km.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Teknik Penangkaran
Secara umum terdapat beberapa aspek teknik manajemen penangkaran satwa yang diketahui dapat menentukan keberhasilan penangkaran suatu jenis
satwa. Aspek teknis penangkaran tersebut adalah sejarah penangkaran jalak bali, jumlah populasi jalak bali di penangkaran, aspek perkandangan, aspek pakan,
pemeliharaan kesehatan, teknik pengembangbiakan, teknik adaptasi dan manajemen pemanfaatan hasil. Adapun penjelasan secara lengkap tentang praktek
pengelolaan setiap aspek teknis penangkaran jalak bali Leucopsar rothschildii yang dilakukan oleh UD Anugrah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
dengan pihak pengelola disajikan berikut ini.
5.1.1 Sejarah Penangkaran UD Anugrah
Penangkaran jalak bali yang berada di penangkaran UD Anugrah dimulai pada tahun 2007. Pemilik penangkaran membuat penangkaran burung awalnya
hanya untuk dijadikan hiburan dan hobi. Pada awalnya jalak bali yang berada di penangkaran UD Anugrah berjumlah dua pasang yaitu berasal dari UD Star Jaya
yang berasal dari Solo, Jawa Tengah dan UD Suara Abadi yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Pengangkutan dari Solo dan Nganjuk menggunakan Surat
Angkut Tumbuhan Satwa Liar Dalam Negeri SATS – DN yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam Dirjen PHKA. Penangkaran UD Anugrah memiliki tujuan konservasi dan ekonomi. Pada
waktu pengamatan, pihak TNBB melakukan pertukaran jalak bali sebanyak 3 pasang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Pertukaran jalak bali
antara pihak TNBB dan pihak Penangkaran UD Anugrah bertujuan untuk melakukan pertukaran genetik. Pertukaran genetik berfungsi untuk memelihara
perbedaan genetik yang mengurangi tingkat inbreeding. Menurut Thohari 1987, penangkaran satwa liar yang menggunakan bibit dalam jumlah sedikit mempunyai
suatu konsekuensi kemungkinan terjadinya inbreeding, yaitu perkawinan antara