BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Teknik Penangkaran
Secara umum terdapat beberapa aspek teknik manajemen penangkaran satwa yang diketahui dapat menentukan keberhasilan penangkaran suatu jenis
satwa. Aspek teknis penangkaran tersebut adalah sejarah penangkaran jalak bali, jumlah populasi jalak bali di penangkaran, aspek perkandangan, aspek pakan,
pemeliharaan kesehatan, teknik pengembangbiakan, teknik adaptasi dan manajemen pemanfaatan hasil. Adapun penjelasan secara lengkap tentang praktek
pengelolaan setiap aspek teknis penangkaran jalak bali Leucopsar rothschildii yang dilakukan oleh UD Anugrah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
dengan pihak pengelola disajikan berikut ini.
5.1.1 Sejarah Penangkaran UD Anugrah
Penangkaran jalak bali yang berada di penangkaran UD Anugrah dimulai pada tahun 2007. Pemilik penangkaran membuat penangkaran burung awalnya
hanya untuk dijadikan hiburan dan hobi. Pada awalnya jalak bali yang berada di penangkaran UD Anugrah berjumlah dua pasang yaitu berasal dari UD Star Jaya
yang berasal dari Solo, Jawa Tengah dan UD Suara Abadi yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Pengangkutan dari Solo dan Nganjuk menggunakan Surat
Angkut Tumbuhan Satwa Liar Dalam Negeri SATS – DN yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam Dirjen PHKA. Penangkaran UD Anugrah memiliki tujuan konservasi dan ekonomi. Pada
waktu pengamatan, pihak TNBB melakukan pertukaran jalak bali sebanyak 3 pasang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Pertukaran jalak bali
antara pihak TNBB dan pihak Penangkaran UD Anugrah bertujuan untuk melakukan pertukaran genetik. Pertukaran genetik berfungsi untuk memelihara
perbedaan genetik yang mengurangi tingkat inbreeding. Menurut Thohari 1987, penangkaran satwa liar yang menggunakan bibit dalam jumlah sedikit mempunyai
suatu konsekuensi kemungkinan terjadinya inbreeding, yaitu perkawinan antara
anggota keluarga dekat yang sebenarnya dapat membawa pengaruh jelek dalam kualitas keturunannya.
Gambar 2 Pihak TNBB menukarkan jalak bali di Penangkaran UD. Anugrah.
5.1.2 Populasi jalak bali di penangkaran
Populasi jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah sampai pada bulan April tahun 2012 berjumlah 39 ekor yang meliputi kelas umur sebagai
berikut Tabel 5. Tabel 5 Populasi jalak bali tahun 2012 berdasarkan kelas umur
Kelas umur Jumlah ekor
Keterangan
0 – 1 tahun 15
Anakan 1 – 2 tahun
4 -
2 – 7 tahun 20
Indukan
Berdasarkan Tabel 5, populasi jalak bali paling banyak berada pada usia indukan yaitu pada kelas umur 2 – 7 tahun, hal ini dikarenakan jalak bali yang
menjadi indukan, dipelihara dengan sangat baik dengan memperhatikan kesehatannya. Hal ini yang membuat jalak bali yang menjadi indukan di
Penangkaran UD Anugrah mempunyai jumlah yang paling banyak. Selain itu, indukan jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah juga diperhatikan
dari segi kualitasnya, sehingga mampu menghasilkan telur sebanyak 12 kali dalam satu tahun atau dalam satu bulan mempunyai musim kawin sebanyak satu
kali dengan jumlah telur yang dihasilkan 2 – 4 telur. Pada kelas umur 0 – 1 tahun berjumlah 15 ekor, hal ini dikarenakan jalak bali yang dapat hidup setelah
menetas hanya 1 – 2 ekor. Jalak bali yang berumur 1 – 2 tahun berjumlah paling
sedikit, yaitu hanya empat ekor, hal ini dikarenakan jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah pada umur tiga bulan sudah mulai dijual oleh
pengelola penangkaran kepada konsumen. Penjualan jalak bali yang berumur tiga bulan dilakukan karena menurut pengelola Penangkaran UD Anugrah, pada umur
tiga bulan jalak bali tersebut sudah bisa makan dengan sendiri.
5.1.3 Perkandangan