Kandungan gizi pakan Pakan

batasan lolohan 4 kali. Hal ini dilakukan karena pencernaan piyik masih belum stabil dan jika piyik terlalu kenyang maka piyik tersebut akan mati kekenyangan. Pemberian pakan pisang dan pepaya dilakukan dengan cara mengupas kulitnya. Pisang dan pepaya yang telah dikupas kulitnya tersebut kemudian ditaruh di wadah yang telah disediakan. Dalam satu minggu pemberian pisang dan pepaya dilakukan secara bergantian dengan komposisi 5 hari pisang dan 2 hari pepaya.

5.1.4.3 Kandungan gizi pakan

Jalak bali sama dengan satwa yang ada di dunia, yaitu membutuhkan kandungan gizi yang cukup untuk hidupnya. Kandungan gizi pakan merupakan salah satu penentu dalam keberhasilan beternak jalak bali. Jika pakan diberikan sembarangan, maka keseimbangan unsur gizi yang dibutuhkan oleh jalak bali tidak berproduksi secara optimal. Kandungan gizi pakan jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah yang pernah dilaporkan Novianti 2011, dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10 Kandungan gizi pakan jalak bali yang berada di Penangkaran UD Anugrah No Jenis Pakan Kandungan gizi Kadar abu Kadar protein Kadar lemak Serat kasar Ca BETN ME Kkalkg 1 Pepaya 0,51 0,88 1,21 0,79 0,0016 4,92 299,68 2 Pisang 1,22 3,27 20,16 1,0025 0,22 28,57 2612,4 3 Kroto 2,04 12,43 2,48 3,59 0,15 0,34 614,28 4 Ulat hongkong 1,99 15,23 2,99 4,6 1,62 7,28 1002,32 5 Pur 13,53 11,68 9,12 11,27 5,14 47,75 2830,04 6 Jangkrik 1,47 17,72 3,47 3,49 1,24 0,4 864,18 7 Cacing 2,16 17,29 4,19 0,14 1,4 1,68 940,63 Jumlah 22,92 78,5 43,62 24,8825 9,7716 90,94 9163,53 Berdasarkan Tabel 10, total kadar abu dalam kandungan gizi pakan jalak bali di Penangkaran UD Anugrah sebesar 22,92 dengan total kadar abu dalam pakan utama sebesar 15, total kadar protein dalam kandungan gizi pakan jalak bali sebesar 78,5 dengan total kadar protein dalam pakan utama sebesar 29,4, total kadar lemak dalam kandungan gizi pakan jalak bali sebesar 43,62 dengan total kadar lemak dalam pakan utama sebesar 12,59 dan jumlah total serat kasar dalam kandungan gizi pakan jalak bali di Penangkaran UD Anugrah sebesar 24,8825 dengan total serat kasar dalam pakan utama sebesar 14,76 serta jumlah total energi yang terdapat pada pakan jalak bali di Penangkaran UD Anugrah sebesar 9163,53 kkalkg dengan total energi dalam pakan utama sebesar 3694,22 kkalkg. Ditinjau dari Sudarwo dan Siriwa 1999, menyebutkan bahwa jumlah kebutuhan energi pada unggas sebesar 2900 – 3200 kkalkg dan jumlah protein sebesar 10–30. Kebutuhan energi dan protein tersebut tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan energi di Penangkaran UD Anugrah sebesar 3694,22 kkalkg dan kebutuhan protein sebesar 29,4 dalam pakan utama jalak bali, sehingga dapat dikatakan kandungan gizi pakan jalak bali di Penangkaran UD Anugrah sudah cukup baik. Kandungan protein diperlukan bagi burung sebagai zat pembangun tubuh, dapat menggantikan jaringan tubuh yang rusak, sebagai bahan baku pembentukan enzim, hormon, dan zat-zat antibodi serta mengatur peredaran cairan tubuh dan zat yang larut di dalamnya ke dalam dan ke luar sel Hermawan 2012. Protein terbentuk dari 20 asam amino Turut 2011. Menurut Hermawan 2012, kekurangan protein menyebabkan burung menjadi kurus, bulu rusak, kerdil, kanibalisme, murung, enggan berkicau, serta sering berprilaku mencabuti bulunya sendiri. Menurut Forum Agri 2012, kandungan serat kasar pada pakan yang diberikan kepada jalak bali tidak boleh terlalu tinggi. Bila terlalu tinggi akan mengakibatkan berkurangnya daya serap tubuh terhadap sari makanan. Menurut Hermawan 2012, karbohidrat merupakan unsur di dalam pakan yang berfungsi sebagai sumber energi, pembakar lemak, memperkecil oksidasi protein menjadi energi, dan memelihara fungsi normal alat-alat pencernaan serta kadar lemak merupakan sumber energi, saluran air metabolik, insulator pengatur suhu tubuh, sebagai bantalan atau pelindung bagian tubuh, serta sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Apabila burung terlalu banyak mengonsumsi lemak maka burung tersebut berpeluang mencret atau gemuk. Padahal burung yang gemuk cenderung malas berkicau dan berbiak.

5.1.5 Pemeliharaan kesehatan