Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 69
D. Kekristenan dan Hak Asasi Manusia
Meskipun Alkitab tidak berbicara tentang hak asasi manusia secara eksplisit, tetapi kita dapat menemukan di sana-sini konsep-konsep yang
merujuk kepada hak asasi manusia. Dalam Bilangan 35:9-34 Allah memberikan perintah kepada Musa untuk membangun “kota-kota perlindungan” agar
orang yang tidak sengaja menyebabkan kematian orang lain tidak dibalas dengan dibunuh. Ia dapat melarikan diri ke kota-kota perlindungan. Adapun
jumlah kotanya cukup banyak, yaitu enam kota, tiga di kota sebelah barat sungai Yordan, dan tiga lagi di sebelah timurnya.
Kota-kota itu adalah Kadesh, Sikhem dan Hebron di sebelah barat, sedangkan Golan, Ramot di Gilead, dan Bezer di sebelah timur.
Apabila seseorang membunuh atau mengakibatkan seseorang tewas dan ia merasa tidak bersalah atau tidak sengaja telah menyebabkan kematian itu,
maka ia dapat melarikan diri ke kota-kota tersebut untuk berlindung. Ia tidak akan dibunuh. Ia harus tinggal di kota itu “sampai matinya imam besar yang
telah diurapi dengan minyak yang kudus” ay. 25.
Konsep ini kemudian diambil alih oleh gereja Kristen dengan menetapkan gereja sebagai tempat perlindungan. Pada tahun 511, dalam Konsili Orleans,
di hadapan Raja Clovis I, setiap orang yang mencari suaka akan diberikan apabila ia berlindung di sebuah gereja, dalam gedung-gedung lain milik gereja
Sumber : Nelson’s 3-D Bible Mapbook
Gambar 2.1 Lokasi Kota-kota Perlindungan di Israel Kuno
70 Buku Guru Kelas XII SMASMK
itu, atau di rumah uskup. Perlindungan diberikan kepada orang-orang yang dituduh mencuri, membunuh, atau berzina. Juga budak yang melarikan diri
akan diberikan perlindungan, namun ia akan dikembalikan kepada tuannya bila sang tuan mau bersumpah di atas Alkitab bahwa ia tidak akan bertindak
kejam. Hak suaka ini kemudian dikukuhkan oleh semua konsili sesudah Orleans.
E. Penjelasan Bahan Alkitab dari Bilangan 35: 9-34
Musa diperintahkan membangun enam kota perlindungan. “Tiga kota harus kamu tentukan di seberang sungai Yordan dan tiga kota harus kamu
tentukan di tanah Kanaan; semuanya kota-kota perlindungan” ay. 14. Untuk apa kota-kota perlindungan ini didirikan? Kota-kota ini harus
dibangun “...supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana” ay. 15. Ini adalah perintah yang
menarik, sebab kita tahu bahwa pola kehidupan di masyarakat Israel kuno sangat keras. Dalam Keluaran 21:23-25, misalnya, kita menemukan perintah
berikut:
23
Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa,
24
mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki,
25
lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
Demikian pula dalam Kitab Imamat 24:19-20 dikatakan:
19
Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:
20
patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain
bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. Dari ayat-ayat di atas kita dapat melihat bahwa hukum-hukum Israel
didasarkan pada lex talionis atau hukum pembalasan. Nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka
ganti luka, bengkak ganti bengkak. Itu berarti, seseorang yang membunuh sesamanya sudah pasti akan dibalas dengan hukuman mati pula. Namun
masalahnya, bagaimana jika kematian itu terjadi bukan karena kesengajaan? Bukankah kasus-kasus seperti ini sering kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari – pengemudi mobil yang menabrak seseorang yang menyeberang di jalan raya karena jalan itu licin akibat hujan, atau karena tiba-tiba matanya
terkena sinar yang sangat terang sehingga ia tidak dapat melihat orang yang
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 71
menyeberang itu. Bagaimana seharusnya orang ini diperlakukan? Apakah harus diberlakukan hukum pembalasan?
F. Kegiatan Pembelajaran