29 “Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami
apa  yang  sedang  diajarkan  dengan  mengacu  pada  masalah-masalah  dunia  nyata yang  berhubungan  dengan  peran  dan  tanggung  jawab  mereka  sebagai  anggota
keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga kerja” University of Whasington dalam Trianto  2013:  105.  Pembelajaran  Contextual  Teaching  and  Learning  berupaya
menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, sehingga semua yang telah dipelajari  siswa  dapat  menjadi  ingatan  jangka  panjang  siswa.  Dalam  kegiatan
belajar  bukan  hanya  memerhatikan  hasil  belajar,  tetapi  yang  lebih  penting  yakni proses belajar siswa.
Beberapa  pendapat  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  pembelajaran kontekstual  menekankan  pada  proses  belajar  yang  melibatkan  siswa  secara  aktif
untuk menemukan sendiri fakta atau konsep dari suatu materi melalui pengalaman langsung.  Dalam  hal  ini,  guru  mengaitkan  materi  pelajaran  dengan  konsep  yang
telah dimiliki siswa untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran.
2.1.10.2 Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL
Menurut  Depdiknas  2002 dalam  Trianto  2013:  111-9,  pendekatan  CTL
memiliki  tujuh  komponen  utama,  yaitu  konstruktivisme  constructivism,  inkuiri inqury,  bertanya  questioning,  masyarakat  belajar  learning  community,
pemodelan  modeling,  refleksi  reflection,  penilaian  sebenarnya  authentic assessment.    Sebuah  kelas  dikatakan  menerapkan  pendekatan  CTL,  jika
menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajaran. Berikut ini merupakan penjelasan ketujuh komponen tersebut yaitu:
30 Pertama,  konstruktivisme.  Dalam  pendekatan  CTL  siswa  perlu  dibiasakan
untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Hal tersebut akan menciptakan proses pembelajaran yang
berpusat  pada  siswa.  Siswa  harus  menemukan  dan  mentransfer  suatu  informasi kompleks  ke  situasi  lain,  dan  apabila  dikehendaki,  informasi  menjadi  milik
mereka sendiri. Kedua, inquiry menemukan. Pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang
berkaitan  dengan  penemuan.  Sebuah  pembelajaran  CTL  harus  dirancang  dengan baik agar siswa menemukan sendiri konsep dalam suatu materi. Sebagai  seorang
guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang memberikan motivasi kepada siswa  untuk  menemukan  sendiri  materi  melalui  pengalaman  langsung.
Pengetahuan  dan  keterampilan  yang  diperoleh  siswa  diharapkan  bukan  hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Ketiga,  questioning  bertanya.  Bertanya  merupakan  strategi  utama  yang berbasis  kontekstual.  Bertanya  dalam  pembelajaran  dipandang  sebagai  kegiatan
guru  untuk  mendorong,  membimbing,  dan  menilai  kemampuan  berpikir  siswa. Bagi  siswa,  kegiatan  bertanya  merupakan  bagian  penting  dalam  pembelajaran
yang  berbasis  inquiry  yaitu  menggali  informasi,  mengonfirmasi  apa  yang  sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Keempat,  learning  community  masyarakat  belajar.  Masyarakat  belajar berarti  dalam  kegiatan  pembelajaran  terjadi  komunikasi  dua  arah.  Dalam  kelas
CTL,  guru  disarankan  selalu  melaksanakan  pembelajaran  dalam  kelompok-
31 kelompok belajar. Kelompok belajar dibentuk secara heterogen. Hal ini bertujuan,
agar  setiap  siswa  mau  bertukar  pengetahuan  dan  pengalaman  dengan  sesama temannya  selama  proses  pembelajaran  berlangsung.  Setiap  pihak  harus  merasa
bahwa  setiap  orang  lain  memiliki  pengetahuan,  pengalaman,  atau  keterampilan yang  berbeda  yang  perlu  dipelajari.  Adanya  masyarakat  belajar  ini  menjadikan
setiap  siswa  kaya  akan  pengetahuan  dan  pengalaman  sebagai  bekal  hidup  di lingkungannya.
Kelima,  modeling  pemodelan.  Dalam  suatu  pembelajaran  keterampilan atau  pengetahuan  tertentu,  ada  model  yang  bisa  ditiru  oleh  siswa.  Guru  dapat
menampilkan  model  yang  dapat  ditiru  oleh  siswa  pada  proses  pembelajaran. Namun,  guru  bukanlah  satu-satunya  model  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Guru
dapat  menggunakan  siswa  yang  memiliki  pengalaman  yang  berkaitan  dengan materi  yang  akan  diajarkan  sebagai  model  dalam  pembelajaran.  Model
pembelajaran dapat pula datang dari luar yang ahli dalam bidangnya. Keenam,  refleksi.  Refleksi  adalah  cara  berpikir  tentang  apa  yang  baru
dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang  lalu.  Refleksi  merupakan  respon  terhadap  kejadian,  aktivitas,  atau
pengetahuan  yang  baru  diterima.  Refleksi  ini  biasanya  dilaksanakan  pada  akhir pembelajaran.  Melalui  kegiatan  refleksi,  guru  membantu  siswa  membuat
hubungan  antara  pengetahuan  yang  dimiliki  sebelumnya  dengan  pengetahuan yang baru.  Hal ini membuat siswa merasa memeroleh sesuatu yang berguna bagi
dirinya tentang apa yang baru dipelajari.
32 Ketujuh, penilaian autentik. Assesment adalah proses pengumpulan berbagai
data  yang  bisa  memberikan  gambaran  perkembangan  belajar  siswa.  Assessment bukan  dilakukan  di  akhir  periode  pembelajaran,  tetapi  dilakukan  bersama-sama
secara terintegrasi  tidak terpisah dari kegiatan  pembelajaran. Penilaian  autentik menilai pengetahuan dan keterampilan perfomance yang diperoleh siswa.
Ketujuh  komponen  pendekatan  tersebut  ini  harus  dilaksanakan  selama pembelajaran  yang menerapkan pendekatan CTL. Melalui penerapan pendekatan
CTL  ini,  akan  mengembangkan  keterampilan  proses  sains  yang  dimiliki  siswa. Hal  ini  akan  menjadikan  siswa  mau  melakukan  kegiatan  penemuan  dan  mencari
sendiri  pengetahuan  barunya.  Siswa  akan  memiliki  rasa  ingin  tahu  yang  tinggi akan suatu peristiwa, sehingga untuk mencari jawabannya mereka berusaha untuk
mencarinya sendiri. Semua ini akan memperkaya pengetahuan, pengalaman serta keterampilan yang dimiliki oleh siswa.
2.1.10.3 Langkah-langkah Pendekatan Contextual Teaching and Learning