Daya Beda Soal-soal Tes

59 manual menggunakan rumus yang dijelaskan oleh Sudjana, diperoleh data analisis tingkat kesukaran soal tes yang disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran No Soal I Keterangan No. Soal I Keterangan 2 0,84375 Mudah 33 0,53125 Sedang 5 0,84375 Mudah 34 0,343375 Sedang 6 0,875 Mudah 37 0,6875 Sedang 7 0,65625 Sedang 38 0,59375 Sedang 9 0,65625 Sedang 40 0,6875 Sedang 11 0,6875 Sedang 41 0,84375 Mudah 15 0,875 Mudah 42 0,8125 Mudah 18 0,65625 Sedang 43 0,8125 Mudah 19 0,6875 Sedang 44 0,4375 Sedang 20 0,65625 Sedang 46 0,40625 Sedang 21 0,625 Sedang 47 0,65625 Sedang 25 0,875 Mudah 49 0,28125 Sukar 27 0,78125 Mudah 52 0,6875 Sedang 28 0,875 Mudah 53 0,8125 Mudah 29 0,65625 Sedang 54 0,5625 Sedang 30 0,875 Mudah 56 0,375 Sedang 31 0,8125 Mudah 58 0,90625 Mudah 32 0,875 Mudah 60 0,9375 Mudah Berdasarkan Tabel 3.4 tersebut, data yang valid dengan tingkat kesukaran “mudah” terdapat pada nomor 2, 5, 6, 15, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 41, 42, 43, 53, 58, dan 60 ; tingkat kesukaran “sedang” terdapat pada nomor 7, 9, 11, 18, 19, 20, 21, 29, 33, 34, 37, 38, 40, 44, 46, 47, 52, 54, dan 56 ; dan tingkat kesukaran “sukar” terdapat pada nomor 49. Adapun analisis tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

3.5.1.4 Daya Beda

Arikunto 2013: 226 menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan yaitu: 60 Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto 2013: 228-9 Peneliti menentukan kelompok atas dan kelompok bawah sebelum menentukan analisis daya beda. Penentuan kedua kelompok tersebut berdasarkan nilai yang diperoleh seluruh siswa setelah diurutkan. Arikunto 2013: 227 menjelaskan bahwa jika jumlah siswa dari kelas ujicoba kurang dari 100, maka untuk menentukan kelompok atas dan bawah dapat dilakukan dengan mengurutkan skor dari seluruh siswa dan persentase penentuan kelas yaitu 50 siswa sebagai kelompok kelas atas dan 50 siswa sebagai kelompok kelas bawah. Setelah mendapatkan besarnya daya beda dari setiap soal, peneliti dapat menentukan daya pembeda setiap soal berdasarkan klasifikasi daya pembeda berikut. D = 0,00 – 0,20 : jelek D = 0,21 – 0,40 : cukup D = 0,41 – 0,70 : baik D = 0,71 – 1,00 : baik sekali 61 D = negatif : semuanya tidak baik. Arikunto 2013: 232 Soal yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, minimal harus memiliki daya beda cukup. Hal ini berarti soal tes yang memiliki daya beda jelek sebaiknya tidak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil uji daya beda terdapat 7 soal baik, 26 soal cukup, dan 3 soal jelek. Soal yang memiliki kriteria baik yakni soal nomor 20, 27, 29, 33, 46, 47, dan 49. Soal yang memiliki kriteria cukup yakni soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 18, 19, 21, 25, 28, 30, 31, 34, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 49, 53, 54, dan 56. Sementara itu, soal yang memiliki kriteria jelek yaitu soal nomor 32, 58, dan 60. Berikut ini merupakan hasil analisis daya beda soal yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan hasil analisis daya beda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Beda No Soal D Kiteria No Soal D Kriteria 2 0,25 Cukup 33 0,44 Baik 5 0,31 Cukup 34 0,31 Cukup 6 0,25 Cukup 37 0,38 Cukup 7 0,25 Cukup 38 0,31 Cukup 9 0,31 Cukup 40 0,38 Cukup 11 0,38 Cukup 41 0,31 Cukup 15 0,25 Cukup 42 0,25 Cukup 18 0,31 Cukup 43 0,25 Cukup 19 0,25 Cukup 44 0,38 Cukup 20 0,44 Baik 46 0,44 Baik 21 0,38 Cukup 47 0,44 Baik 25 0,25 Cukup 49 0,31 Cukup 27 0,44 Baik 52 0,50 Baik 28 0,25 Cukup 53 0,25 Cukup 29 0,44 Baik 54 0,25 Cukup 30 0,25 Cukup 56 0,38 Cukup 31 0,38 Cukup 58 0,19 Jelek 32 0,13 Jelek 60 0,13 Jelek 62 Berdasarkan hasil analisis uji coba soal tes, dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk tes awal dan akhir sejumlah 33 soal. Namun peneliti hanya menggunakan 30 soal yang akan digunakan sebagai tes awal dan akhir. Soal yang akan digunakan peneliti yakni butir soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 18, 20, 21, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 38, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 49, 52, 53, 54, dan 56.

3.5.2 Pedoman Wawancara

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR KELAS V SDN SEKARAN 01

10 92 313

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

IMPLEMENTASI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS Implementasi Metode Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Manyaran, Karangged

0 1 15

IMPLEMENTASI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS Implementasi Metode Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Manyaran, Karangged

0 2 14

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KELAS V SDN 1

0 0 25

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8