Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA

21 konsep melalui kegiatan menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pemberian contoh yang terdapat di sekitar siswa akan mempermudah siswa memahami suatu konsep dalam materi tertentu.

2.1.5 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Ilmu pengetahuan alam sering dikenal dengan istilah sains. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu nature science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam Samatowa 2011: 3. Sumanto, dkk. 2007 dalam Putra 2013: 40 mengungkapkan “Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip- prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.” Hakikat sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam dapat diklasifikasi menjadi tiga bagian yaitu: ilmu pengetahuan sebagai produk, proses, dan sikap Susanto 2013: 167. Berikut ini merupakan penjelasan dari ketiga bagian klasifikasi dalam IPA. Pertama, Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori- teori IPA. Kedua, Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuwan. Adapun proses dalam 22 memahami IPA disebut keterampilan proses sains science process skills yaitu keterampilan yang dilakukan para ilmuwan seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasi, dan menyimpulkan. Ketiga, Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Sulistyorini 2006 menjelaskan bahwa ada sembilan aspek yang dikembangkan dalam sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerjasama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri Susanto 2013: 168-9. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa alam. Berbagai teori dan fakta dalam IPA dapat diperoleh melalui keterampilan dan proses. Selanjutnya, teori dan fakta itu dapat ditemukan karena adanya rasa ingin tahu dari seseorang, sehingga sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu teori, fakta, dan konsep ini harus dikembangkan dalam melaksanakan pembelajaran IPA. 2.1.6 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan mata pelajaran eksak yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar. Mata pelajaran IPA diberikan sejak tingkat dasar sebagai bekal siswa pada tingkat pendidikan menengah. Pembelajaran IPA di sekolah dasar membantu siswa mempelajari konsep melalui proses keterampilan sains yang paling dasar yaitu observasi, analisis, dan menyimpulkan. Hal ini akan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa untuk memeroleh suatu jawaban membutuhkan suatu proses yang tidak sederhana. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan pembelajaran khusus, termasuk IPA. Oleh 23 karena itu, guru perlu mengetahui dan memahami tentang tujuan pembelajaran tersebut. Menurut BSNP dalam Susanto 2013: 171-2, tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar yaitu 1 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya; 2 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari; 3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; 4 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; 6 meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan; serta 7 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Tujuan pembelajaran IPA tersebut dapat tercapai apabila siswa sekolah dasar mampu menguasai semua standar isi dalam pembelajaran IPA. Ada banyak materi pokok yang terdapat dari setiap standar isi dalam pembelajaran IPA. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mata pelajaran IPA di sekolah dasar, ruang lingkup bahan kajian IPA untuk sekolah dasar meliputi aspek-aspek berikut. 1 Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; 2 Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3 Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; serta 4 Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 24 Pembelajaran IPA SD khususnya untuk kelas V meliputi beberapa materi pokok yaitu: organ pernafasan manusia, pencernaan manusia, peredaran darah pada manusia, tumbuhan hijau, ketergantungan manusia dan hewan terhadap tumbuhan hijau, sifat bahan, perubahan kimia dan fisika, gaya, pesawat sederhana, cahaya, proses pembentukan tanah, struktur bumi dan matahari, daur air dan peristiwa alam, serta sumber daya alam dan penggunaannya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan khusus dalam pembelajaran IPA. Apabila siswa mampu menguasai semua materi IPA di tingkat sekolah dasar, maka siswa memiliki bekal untuk melanjutkan sekolah di tingkat menengah.

2.1.7 Materi Daur Air

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR KELAS V SDN SEKARAN 01

10 92 313

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

IMPLEMENTASI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS Implementasi Metode Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Manyaran, Karangged

0 1 15

IMPLEMENTASI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS Implementasi Metode Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Manyaran, Karangged

0 2 14

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KELAS V SDN 1

0 0 25

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8