34
2.1.10.4 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
Setiap pendekatan pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan pendekatan CTL. Menurut Shoimin 2013: 45, ada beberapa
kelebihan dan kekurangan dari pendekatan CTL. Kelebihan dari pendekatan CTL yakni 1 pembelajaran kontekstual menekankan aktivitas siswa selama
pembelajaran; 2 pembelajaran kontekstual menjadikan siswa belajar melalui proses pengalaman; serta 3 konsep dari materi pelajaran ditemukan oleh siswa
sendiri. Selanjutnya, kekurangan dari pendekatan CTL yakni dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pembelajaran
harus persiapkan dengan sebaik-baiknya. Dalam setiap pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, pembelajaran yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL harus
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kekurangan dari pendekatan CTL harus diminimalisir dengan memanfaatkan waktu yang tersedia dengan baik, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian berkaitan dengan pendekatan Contextual Teaching Learning CTL telah banyak dilaksanakan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian
tentang penerapan pendekatan CTL yang telah dilakukan.
35 Pertama, penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan oleh Atmaja
2014 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui Penerapan Pendekatan
Kontekstual.” Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Sukamanah Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dari aspek kognitif, kinerja, dan sikap setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukkan pada siklus I
hasil belajar siswa diperoleh rata-rata 70 dengan 40 siswa telah mencapai KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata 80 dengan
persentase siswa mencapai KKM sebesar 80. Kedua, penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan Firman, dkk
2014 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokkan Makhluk Hidup melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL
pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan.” Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa SDN 2 Salakan yang
berjumlah 23 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Hasil penelitian pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 60,87,
pada siklus II rata-rata nilai belajar siswa yaitu 70,00 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26. Hasil pada siklus III rata-rata nilai tes formatif 73,70 dengan
ketuntasan belajar 86,96. Simpulannya, penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan.
36 Ketiga, penelitian yang dilakukan Khikayati 2010 dengan judul
“Penerapan Pendekatan Kontekstual Tipe Inquiri dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pokok Energi di Kelas IV SD Darussalam
Kalibakung Balapulang Tegal.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Darussalam sangat baik. Pada tahap pra tindakan
diperoleh rata-rata 65,24. Kemudian siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 80 dengan persentase ketuntasan belajar 95, siklus II rata-rata nilai hasil
belajar siswa yaitu 87,62 dengan persentase ketuntasan belajar 100. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I yakni 63 dan pada siklus yang II mencapai
85. Keempat, penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan oleh Wiji 2013
dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan
melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes.
” Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 yang berjumlah 9 siswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 17 dengan kriteria cukup dan pada siklus II mendapat skor 23 dengan kriteria baik.
Persentase hasil belajar siswa pada siklus I mendapat ketuntasan klasikal 60 dan pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 80. Berdasarkan penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pecahan pada siswa kelas III SD Negeri
Kebogadung 02 Brebes.
37 Kelima, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Atmojo 2012 yang
berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Laporan Pengamatan melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas V SD Negeri Jatingarang 03
Bodeh Pemalang”. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jatingarang 03 Bodeh Pemalang yang berjumlah 26 siswa. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 66,27 dan pada siklus II rata-rata nilai kelas mencapai 72,80. Selanjutnya, peersentase
aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I mencapai 72,18 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,87. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri
Jatingarang, Bodeh, Pemalang. Keenam, peneltian tindakan kelas PTK yang dilakukan Asshidiqi 2012
dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL di Kelas IV
SD Negeri Sindang 02 Kabupaten Tegal .” Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, diperoleh data bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 78 dengan nilai rata-rata kelas 76,83 dan pada siklus II
persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100 dengan nilai rata- rata kelas sebesar 87,32. Selanjutnya, persentase aktivitas siswa pada saat
pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu dari 74.88 menjadi 85.34. Persentase hasil pengamatan performansi guru pada
38 siklus I mencapai nilai 80,38 dan pada siklus II menjadi 87,96. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi di kelas IV SD Negeri Sindang 02. Ketujuh, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Sularso 2013
dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Unsur Cerita Rakyat melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL pada Peserta Didik Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 3 Pekuncen Kecamatan Jatilawang.” Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 3 Pekuncen yang berjumlah 21 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I nilai perfomansi guru 92,33 A dan persentase keaktifan siswa mencapai 59,18 serta rata-rata nilai hasil belajar
69,88 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 57,14. Selanjutnya, pada siklus II, nilai perfomansi guru yaitu 96,40 A dan persentase keaktifan siswa
79,93 serta rata-rata nilai hasil belajar siswa mencapai 86,10 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 100. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran unsur cerita rakyat pada siswa kelas V SD
Negeri 3 Pekuncen Kecamatan Jatilawang. Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Suparman, dkk 2013 dengan
judul “The Effect Of Contextual Teaching And Learning Approach And Achievement Motivation Upon Students Writing Competency For The Tenth
Grade Students Of SMAN 1 Keruak In The Academic Year 2012-2013 .” Subjek
39 penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Keruak yang berjumlah 227
siswa dengan 88 siswa terpilih sebagai sampel. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat kesimpulan yang telah dibuat yaitu 1 siswa yang dalam
pembelajaran menulis menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional; 2 terdapat
interaksi yang sangat signifikan antara pembelajaran kontekstual, pendekatan belajar, dan motivasi berprestasi pada kompetensi menulis siswa SMAN 1
Keruak; 3 bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar menulis yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik
daripada yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional; dan 4 bagi siswa yang motivasi berprestasinya rendah, terdapat perbedaan yang
signifikan antara siswa yang belajarnya menggunakan kontekstual dan yang menggunakan pendekatan konvensional.
Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Sutama dan Narimo 2013 dengan judul “Contextual Math Learning Based on Lesson Study Can Increase
Study Comm
unication .” Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Selo, Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I persentase
siswa yang mampu menyatakan ide matematika dengan berbicara yaitu 38,24 13 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 76,47 26 siswa. Persentase
siswa yang mampu menggambarkan ide ke dalam model matematika pada siklus I yaitu 32,35 11 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 70,59 24 siswa.
Selanjutnya, persentase siswa yang mampu menuliskan ide matematika dalam
40 bentuk visual yaitu 41,18 14 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi
82,35 28 siswa. Sementara itu, persentase siswa yang mampu menjelaskan konsep matematika pada siklus I yaitu 29,41 10 siswa dan pada siklus II
meningkat menjadi 61,76 21 siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan belajar komunikasi pada siswa kelas IV SD Negeri Selo, Boyolali.
Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Tiningsih, Yuniarsa, dan Octa 2014 dengan judul “Writing Skills Enhancement Using the Contextual Teaching
and Learning CTL Approach in Jayapura ”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase keberhasilan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada siklus pertama mencapai 21, pada siklus kedua meningkat menjadi 63 dan
pada siklus ketiga keberhasilan meningkat juga menjadi 89. Simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiningsih, Yuniarsa dan Octa yaitu bahwa
penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan menulis.
Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa penelitian tersebut menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL pada jenjang
SD dan SMA. Beberapa mata pelajaran yang dipelajari menggunakan pendekatan CTL yakni mata pelajaran IPA, Matematika, IPS, dan Bahasa Indonesia.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni penggunaan pendekatan CTL pada mata pelajaran IPA, sedangkan perbedaannya yakni
41 terdapat pada jenis penelitian, materi yang dipelajari, serta subjek penelitian.
Penelitian terdahulu merupakan penelitian tindakan kelas PTK, sedangkan penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Pendekatan CTL digunakan
dalam pembelajaran IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Jadi, penelitian ini dapat menambah menambah kajian penelitian
lanjutan tentang penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran terutama mata pelajaran IPA kelas V.
Penggunaan pendekatan CTL pada penelitian terdahulu terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal
ini dapat menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian apakan pendekatan CTL efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V materi daur
air di SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Selanjutnya, peneliti akan menguji keefektifan pendekatan CTL dalam judul penelitian “Keefektifan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal”.
2.3 Kerangka Berpikir