Teori Malthus Perkembangan Penduduk Indonesia

20 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VIII Keterangan: CBR : angka kelahiran kasar L : jumlah kelahiran P : jumlah penduduk CBR = · · · L P × 1000 8000 200000 × 1000 e faktor seksual f faktor keguguran Sedangkan, angka kelahiran banyak dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: a umur b banyaknya perkawinan c umur waktu perkawinan d keguguran e tingkat pendidikan f keadaan ekonomi dan status pekerjaan. b. Macam-Macam Angka Kelahiran Berikut ini macam-macam angka kelahiran. Coba kamu pahami. 1 Angka kelahiran kasar crude birth rate = CBR Angka kelahiran kasar, yaitu jumlah kelahiran tiap 1000 orang penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut. Gambar 2.2 Penduduk Sumber: image.g oogle.com Misal, tahun 1987 di Kota Bandung bayi yang dilahirkan 8000, sedangkan jumlah penduduk seluruhnya 200.000 jiwa. Jadi, CBR = –—–——–—–—– = 40 CBR 40, artinya tiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun jumlah bayi yang dilahirkan ada 40. Dari rumusan di atas diperoleh penggolongan angka kelahiran sebagai berikut: Jika angka kelahiran lebih dari 30 = tergolong tinggi antara 20 - 30 = tergolong sedang kurang dari 20 = tergolong rendah 21 Bab 2 | Permasalahan Kependudukan di Indonesia 2 Angka kelahiran khusus age specific birth rate = ASBR Angka kelahiran khusus, yaitu jumlah kelahiran tiap 1000 orang wanita antara kelompok umur tertentu dalam waktu satu tahun. Angka kelahiran khusus dapat dihitung dari jumlah kelahiran wanita usia produktif 15 - 44 tahun atau kelompok 20 - 24 tahun atau kelompok umur tunggal 20 tahun. Rumus yang digunakan dalam menentukan angka kelahiran khusus adalah: Misal, Kota Bandung ada 20.000 wanita umur 20 - 24 tahun dari jumlah bayi yang dilahirkan dari kelompok umur tersebut dalam waktu satu tahun ada 1200. Angka kelahiran khusus Kota Bandung tersebut adalah: ASBR = –—–—–—–—– = 60 3 Angka kelahiran bersih general fertility rate = GFR Angka kelahiran bersih, yaitu jumlah kelahiran tiap 1000 orang penduduk wanita yang berusia produktif pada suatu daerah dalam waktu satu tahun. Rumus yang digunakan dalam menentukan angka kelahiran bersih, yaitu: Keterangan: ASBR = angka kelahiran kelompok umur X LX = jumlah kelahiran wanita pada kelompok umur X PX = jumlah wanita pada kelompok umur X X = kelompok umur tunggal atau kelompok 5 tahun ASBR = –—–—–—– LX PX × 1000 1200 20000 × 1000 Keterangan: GFR : angka kelahiran bersih LF : jumlah kelahiran wanita pada usia produktif PF : jumlah wanita pada usia produktif F : kelompok umur produktif 15 - 45 tahun untuk daerah tropis GFR = –—–—–—– LF PF × 1000 Misal, Kota Bandung ada 25.000 wanita usia produktif. Jumlah bayi yang dilahirkan dalam waktu satu tahun ada 1.250. Angka kelahiran bersih Kota Bandung tersebut adalah: GFR = –—–—–—–—– = 50 1250 2500 × 1000 22 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VIII GFR 50, artinya bahwa tiap 1000 orang wanita usia produktif dalam waktu satu tahun jumlah bayi yang dilahirkan sebanyak 50 orang. c. Faktor-Faktor Penunjang Kelahiran Ada beberapa faktor penunjang kelahiran pronatalis yang menyebabkan tingginya angka kelahiran. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a Faktor perasaan, di antaranya adalah: 1 perasaan malu apabila tidak punya anakketurunan; dan 2 perasaan malu apabila anak gadisnya belum kawin sehingga terjadi perkawinan dalam usia muda. b Faktor anggapan, di antaranya adalah: 1 anggapan bahwa makin banyak anak makin banyak rezeki; dan 2 anggapan bahwa anak laki-laki mempunyai peranan lebih penting dalam keluarga sehingga belum punya anak laki-laki rasanya belum merasa puas. c Faktor ekonomi dan pendidikan d. Faktor-Faktor Penghambat Kelahiran Ada beberapa faktor penghambat kelahiran, di antaranya adalah: a faktor perasaan, seperti perasaan lekas tua jika mempunyai anak b faktor kesehatan c faktor ekonomi d faktor pendidikan e faktor usaha e. Pengaruh dari Tingkat Kelahiran yang Tinggi Berikut ini adalah pengaruh dari tingkat kelahiran yang tinggi, yaitu: a besar jumlah bayi yang lahir tiap tahun; b besar jumlah penduduk terdiri dari anak-anak; c besar jumlah penduduk muda; d banyaknya jumlah perkawinan; dan e anggaran belanja rumah tangga banyak digunakan untuk biaya konsumsi, harian, perumahan, dan pemeliharaan kesehatan. f. Angka Kematian Mortalitas Mortalitas adalah angka kematian tiap 1000 orang pada suatu daerah dalam waktu 1 tahun. Berikut ini macam-macam angka kematian. 23 Bab 2 | Permasalahan Kependudukan di Indonesia Keterangan: CDR : angka kematian pasar M : jumlah kematian P : jumlah penduduk CDR = –—–—–—– M P × 1000 1 Angka kematian kasar Crude Death Rate = CDR Artinya, jumlah kematian tiap 1000 orang penduduk pada suatu daerah dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut. 2 Angka kematian khusus Age Specific Death Rate = ASDR Angka kematian khusus, yaitu jumlah kematian tiap 1000 orang penduduk pada usia tertentu. Rumusnya adalah sebagai berikut: 3 Angka kematian bayi Infant Mortality Rate = IMR Angka kematian bayi, yaitu jumlah kematian bayi di bawah umur 1 tahun pada suatu daerah dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut: Keterangan: ASDR : angka kematian khusus MX : jumlah kematian usia tertentu 50 - 54 tahun PX : jumlah penduduk usia tertentu 50 - 54 tahun ASDR = –—–—–—– MX PX × 1000 4 Angka kematian lepas baru lahir Neonatal Mortality Rate = NMR Angka kematian lepas baru lahir, yaitu jumlah kematian bayi di bawah umur satu tahun tiap 1000 bayi yang hidup pada suatu daerah selama 1 bulan pertama hidupnya. Rumusnya adalah sebagai berikut: IMR = –—–—–—––—–—–—––—–—–—––—–—–—– jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun jumlah kelahiran bayi × 1000 NMR = –—–—––—–—–—–——––—–—–—––—–—–—––– jumlah kematian bayi di bawah umur 1 bulan × 1000 jumlah kelahiran 24 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VIII Misalnya, pada 1997 jumlah kematian ibu ada 160, sedangkan jumlah kelahiran bayi ada 1.000.000. MMR = –—–—––—–—–—–—— = 16 Keterangan: apabila kematian ibu - lebih dari 125 = tergolong sangat tinggi - antara 75 - 125 = tergolong tinggi - antara 35 - 75 = tergolong sedang - kurang dari 35 = tergolong rendah g. Faktor-Faktor Kematian Promortality Faktor yang menunjang kematian dapat menyebabkan banyaknya orang yang mati sehingga jumlah penduduk berkurang. Faktor-faktor kematian tersebut adalah sebagai berikut: 1 Faktor fisiografis, yaitu: a adanya bencana alam; dan b adanya pencemaran atau polusi lingkungan. 2 Faktor kesehatan, yaitu: a rendahnya tingkat kesehatan penduduk; b makanan dan pakaian yang tidak memenuhi syarat; c terjangkitnya wabah penyakit; dan d kurangnya tenaga medis. 3 Faktor tindakan manusia, yaitu: a peperangan; b pembunuhan atau bunuh diri; c kecelakaan lalulintas; dan d malpraktik dokter. MMR = —–—–——––—–—–—––—–—–—– jumlah kematian waktu melahirkan jumlah kelahiran × 100.000 160 1.000.000 × 100.000 Gambar 2.3 Bencana alam Sumber: image.g oogle.com Misalnya, pada 1997, bayi yang mati di bawah umur 1 bulan ada 150 jiwa, sedangkan jumlah bayi yang hidup ada 10.000 jiwa. Jadi, NMR = –—–—––—–—— = 15 5 Angka kematian waktu melahirkan Material Mortality Rate = MMR Angka kematian waktu melahirkan, yaitu jumlah kematian ibu yang melahirkan tiap 100.000 bayi yang lahir pada suatu daerah dalam waktu 1 tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut: 150 × 1000 10.000 25 Bab 2 | Permasalahan Kependudukan di Indonesia Gambar 2.4 Peperangan dan permukiman kumuh Sumber: image.g oogle.com h. Faktor-Faktor Penghambat Kematian Antimortalitas Faktor-faktor ini dapat menyebabkan banyaknya manusia bertahan hidup sehingga jumlah penduduk bertambah. Berikut ini faktor-faktor penghambat kematian, yaitu: 1 Faktor kesehatan, antara lain: a pelayanan kesehatan yang baik; dan b majunya tingkat kesehatan penduduk. 2 Faktor agama, agama melarang untuk membunuhbunuh diri. 3 Faktor pendidikan, orang yang memiliki pendidikan tinggi mengerti cara merawat kesehatan. 4 Faktor tindakan manusia, antara lain: a adanya perdamaian antarmanusia; b hidup rukun dan gembira; c lalu lintas yang aman; dan d berkurangnya kejahatan.

3. Tingkat Kepadatan Penduduk di Tiap-Tiap

Provinsi di Indonesia Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat, seperti: kampung, desa, kabupaten, kota, provinsi, pulau atau negara. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Karena wilayah Indonesia merupakan salah satu negara yang luas, maka penyebaran dan kepadatan penduduknya tidak merata, ada yang padat, dan ada pula yang jarang penduduknya. Penduduk Indonesia terpusatkan di Pulau Jawa, padahal luas Pulau Jawa hanya sekitar 6 dari seluruh luas pulau-pulau di wilayah Indonesia ini. Hal tersebut disebabkan karena: a historis, dari dahulu Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan; b tanah di Pulau Jawa subur; c secara ekonomi menjadi pusat perdagangan; dan d tersedianya fasilitas pendidikan. „ „ Karena wilayah Indonesia merupakan salah satu negara yang luas, maka penyebaran dan kepadatan penduduknya tidak merata. 26 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VIII 1 Sumatra 20,97 2 Jawa 59,19 3 Bali dan Nusa Tenggara 5,35 4 Kalimantan 5,38 5 Sulawesi 7,10 6 Maluku dan Papua 2,01 Jumlah 100,00 No. Pulau Persentase Penyebaran „ „ Kepadatan penduduk memperlihatkan rata- rata jumlah setiap kilometer persegi km 2 . Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan penduduk memperlihatkan rata-rata jumlah setiap kilometer persegi km 2 . Cara menghitung kepadatan penduduk adalah sebagai berikut: Contoh: Pulau Sumatra jumlah penduduknya adalah 42.666.048 jiwa, sedangkan luas wilayahnya adalah 482.393 km 2 . Berapa kepadatan penduduk Pulau Sumatra? Jawab: Kepadatan penduduk Pulau Sumatra adalah: –—–—––—– = 88,45 Jadi, kepadatan penduduk Pulau Sumatra adalah 88,45 dibulatkan menjadi 88 jiwakm 2 . Kamu dapat mengetahui kepadatan penduduk Indonesia pada pulau-pulau besar di wilayah Indonesia berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 berikut ini. Persebaran penduduk yang tidak merata ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a kesuburan tanah b keadaan cuaca dan iklim c keadaan air d keamanan lingkungan e lapangan pekerjaan f sarana kehidupan terpenuhi Berikut ini tabel persentase penyebaran penduduk di Indonesia. 42.666.048 482.393