Pengertian Pengendalian Sosial Ruang Lingkup dan Sifat Pengendalian Sosial

167 Bab 12 | Pengendalian Penyimpangan Sosial Gambar 12.1 Pengendalian sosial antara individu dengan kelompok Sumber: image.g oogle.com Dalam melaksanakan pengendalian sosial ada dua sifat, yaitu: a Sifat preventif, artinya usaha yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. b Sifat represif, artinya usaha yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran.

C. Cara Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a persuasif, yaitu cara yang menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing berupa anjuran. Contohnya: ajakan pemerintah kota kepada para pedagang kaki lima untuk menempati kios yang sudah disediakan. b Kurasif, yaitu cara pengendalian dengan cara tindak ancaman dan kekerasan. Contohnya: pemerintah menindak warganya yang melanggar aturan hukum. Selain kedua cara di atas, ada lagi cara pengendalian sosial lain, yaitu menurut Koentjaraningrat 1992: 217 pengendalian sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: a. Mempertebal keyakinan warga masyarakat akan kebaikan adat istiadat. b. Memberi ganjaran kepada warga yang taat akan adat istiadat. c. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa warga masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat. d. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman-ancaman dan kekuasaan. „ „ Apabila pendidikan telah berhasil dalam mencapai tujuannya, maka sarana yang lain langkahnya akan lebih maju lagi. Akan tetapi, sebaliknya kegagalan dalam pendidikan akan berakibat fatal pada sarana yang lain. 168 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VIII

D. Sarana Pengendalian Sosial

Adapun yang menjadi sarana dalam pengendalian sosial adalah sebagai berikut: a. Pendidikan Pendidikan, baik yang bersifat formal maupun informal merupakan salah satu alat pengendalian sosial yang telah melembaga. Pengendalian melalui sarana pendidikan merupakan dasar pokok untuk sarana- sarana yang lain. Apabila pendidikan telah berhasil dalam mencapai tujuannya, maka sarana yang lain langkahnya akan lebih maju lagi. Akan tetapi, sebaliknya kegagalan dalam pendidikan akan berakibat fatal pada sarana yang lain. Gambar 12.2 Lembaga pendidikan Sumber: image.g oogle.com b. Desas-Desus Desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak berlandaskan pada fakta atau kenyataan. Desas-desus sering juga disebut gosip. Isi gosip tidak harus benar, tetapi yang penting adalah apa yang digosipkan itu tidak dapat membuat orang sadar akan kekeliruannya dan kembali pada kehidupan yang normal. c. Hukuman Di dalam masyarakat harus terdapat sanksi atau hukuman baik yang positif ataupun negatif. Betapapun bagusnya aturan, akan lemah dalam kenyataannya di lapangan apabila tidak ada sanksi atau hukuman bagi orang yang melanggarnya karena sanksi itu sendiri memiliki dua fungsi, yaitu: a untuk menyadarkan orang yang melakukan penyimpangan; dan b sebagai contoh konkret bagi orang yang melakukan atau tidak terhadap pelanggaran aturan. d. Teguran Teguran adalah kritik sosial yang dikemukakan secara langsung dan terbuka terhadap seseorang yang melakukan perbuatan menyimpang. Mengapa hal tersebut dilakukan? Teguran akan dilakukan oleh orang