61 Pemasaran produk perikanan harus dilakukan dengan cepat karena terkait
produknya yang mudah rusak atau perishable, sehingga sangat mengandalkan kelancaran proses transportasi untuk menjaga mutu produk. Oleh karena itu,
dibutuhkan alat transportasi yang mampu membawa produk dengan cepat seperti kapal laut atau pesawat. Perkembangan teknologi dibidang transportasi ini
memunculkan kontainer dengan kargo berpendingin untuk menjaga suhu produk selama proses pengiriman.
6.2.5. Kekuatan Kompetitif
Kekuatan kompetitif dapat dilihat melalui lima faktor diantaranya: 1.
Ancaman Pendatang Baru Perusahaan yang baru masuk ke dalam industri pengolahan ikan akan
memberikan pengaruh bagi perusahaan yang sudah ada seperti PD Sambu. Kemungkinan masuknya pendatang baru ke dalam industri pembekuan
ikan ini tergolong rendah karena adanya kebutuhan modal yang cukup besar dan saat ini yang terjadi adalah semakin banyak perusahaan
pembekuan ikan yang gulung tikar. Di kota Cirebon sendiri terjadi penurunan perusahaan pembekuan ikan dari 14 eksportir di tahun 1980
hingga sekarang hanya terdapat 3 eksportir ikan beku yaitu PD Sambu, PT Jaya Sakti, dan PT Samtu.
2. Persaingan Dalam Industri
Persaingan dalam industri pembekuan ikan ini dialami juga oleh PD Sambu seperti persaingan harga dan perolehan bahan baku. Di Kota
Cirebon terdapat dua perusahaan eksportir ikan beku selain PD Sambu yaitu PT Jaya Sakti dan PT Samtu. PT Jaya Sakti merupakan pesaing
utama PD Sambu, PT Jaya Sakti memproduksi produk yang sama dengan PD Sambu serta memiliki negara tujuan ekspor yang sama. Perbedaan
keduanya terletak pada bentuk badan usaha, PD Sambu masih berupa perusahaan dagang sedangkan PT Jaya Sakti sudah berupa perseroan
terbatas yang manajemennya sudah lebih teratur. PT Jaya Sakti memiliki produk dengan nilai ekspor lebih tinggi bila dibandingkan PD Sambu.
Selain itu, PT Jaya Sakti memiliki keunggulan karena lebih dulu berdiri dibandingkan PD Sambu sehingga memiliki ikatan dengan pemasok dan
62 pembeli yang lebih kuat. Adanya perusahaan sejenis dapat menjadi
ancaman yang besar karena persaingan untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih murah dan bisa saja peluang pasar yang ada diambil oleh
perusahaan pesaing. 3.
Produk Substitusi Produk substitusi dapat mempengaruhi salah satunya dari sisi harga.
Ketika harga produk yang dijual perusahaan dirasakan cukup mahal oleh pembeli maka pembeli berusaha untuk mencari alternatif produk lain yang
memiliki fungsi sama dengan harga yang lebih murah. Berdasarkan wawancara dengan manajer PD Sambu, ketika harga ikan beku sedang
mahal biasanya pembeli menggantinya dengan membeli produk udang beku, cumi beku maupun fillet baik itu fillet giling atau fillet biasa. Fillet
ini merupakan daging ikan yang sudah dibuang tulang maupun kulitnya. 4.
Kekuatan Pemasok Dalam industri pembekuan ikan, bahan baku sangat tergantung dari
pemasok, karena ikan merupakan bahan utama untuk melakukan kegiatan produksi perusahaan dalam memenuhi permintaan pembeli. PD Sambu
menggunakan bahan baku ikan yang berasal dari pemasok yang sebagian besar dari Jawa diantaranya Batang, Tegal, Gebang, dan Losari. Namun,
pemasok PD Sambu mudah beralih ke perusahaan lain ketika harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan keinginan pemasok. Pemasok mampu
mempengaruhi kegiatan usaha PD Sambu karena ikan merupakan bahan baku utama bagi perusahaan.
5. Kekuatan Pembeli
Eksportir ikan beku tidak hanya berada di Cirebon saja, tetapi diberbagai tempat di seluruh Indonesia. Sehingga PD Sambu harus mampu
bersaing untuk mempertahankan pembeli produk perusahaan yang ada saat ini. Harga bisa saja menjadi faktor berpindahnya pembeli dari produk
perusahaan. Ketika harga ikan beku dirasa cukup mahal, maka tidak jarang pembeli produk PD Sambu berusaha untuk menurunkan harga jual produk
yang ditetapkan perusahaan agar sesuai keinginan pembeli. Namun, karena selama ini PD Sambu selalu berusaha memenuhi standar mutu produk
63 yang diinginkan pembeli dan memberikan layanan terbaik kepada para
pembelinya, sehingga faktor yang mengancam dari sisi kekuatan pembeli dapat dikurangi.
6.2.6. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman