18 bisnis  itu  sendiri,  seperti  uraian  produk,  kegiatan,  fungsi  dan  pasar  yang  saat  ini
dijalankan  perusahaan.  David  2004  menyatakan  bahwa  misi  merupakan pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari
perusahaan lain yang serupa.
3.1.4.  Lingkungan Perusahaan
Analisis  lingkungan  adalah  suatu  proses  yang  digunakan  perencana strategi  untuk  memantau  sektor  lingkungan  dalam  menentukan  peluang  atau
ancaman  terhadap  perusahaan.  Perusahaan  perlu  menganalisis  dan  mendiagnosis lingkungan  karena  faktor  lingkungan  merupakan  pengaruh  utama  terhadap
perubahan  strategi.  Analisis  lingkungan  memberikan  kesempatan  bagi  perencana strategi  untuk  mengantisipasi  peluang  dan  membuat  rencana  untuk  melakukan
tanggapan  pilihan  terhadap  peluang  ini.  Hal  ini  juga  membantu  perencana  untuk menghindari  ancaman  atau  mengembangkan  strategi  yang  dapat  mengubah
ancaman menjadi keuntungan perusahaan Jauch dan Glueck 1988.
3.1.4.1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal terdiri dari varibel-variabel kekuatan dan kelemahan yang  ada  di  dalam  organisasi  tetapi  biasanya  tidak  dalam  pengendalian  jangka
pendek.  Variabel  tersebut  membentuk  suasana  dimana  pekerjaan  dilakukan. Variabel  itu  meliputi  struktur,  budaya  dan  sumber  daya  organisasi  Hunger  dan
Wheelen  2003.  Lingkungan  internal  dapat  dikaji  dengan  pendekatan  analisis rantai nilai yang dapat dilihat pada Gambar 5.
3.1.4.2. Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai seperti yang dikemukakan oleh Porter adalah satu cara untuk  menguji  sifat  dan  tingkat  sinergi,  apabila  ada,  diantara  kegiatan-kegiatan
internal perusahaan. Setiap perusahaan melakukan kegiatan merancang, membuat, memasarkan,  mengantarkan  dan  mendukung  produknya.  Seluruh  kegiatan
tersebut  dapat  digambarkan  dengan  menggunakan  rantai  nilai.  Perbedaan- perbedaan  diantara  rantai  nilai  para  pesaing  adalah  sumber  kunci  keunggulan
kompetitif.  Analisis  rantai  nilai  dapat  diidentifikasi  dengan  lima  kegiatan  utama yang biasanya terjadi di setiap bisnis yaitu 1 inbound logistic; penanganan bahan
baku  dan  pergudangan,  2  operasi  seperti  mesin,  perakitan  dan  pengujian,  3
19 outbound logistic
; penggudangan dan distribusi harga, produk jadi, 4 pemasaran dan  penjualan,  serta  5  layanan  konsumen.  Porter  juga  mengidentifikasi  empat
kegitan pendukung diantaranya 1 pembelian bahan mentah, mesin dan peralatan, 2 perkembangan teknologi seperti research and development, perbaikan produk
dan  proses,  3  manajemen  sumber  daya  manusia  terdiri  dari  perekrutan, pelatihan, pengembangan dan 4 infrastruktur perencanaan, akuntansi, keuangan,
hukum, hubungan pemerintah dan manajemen kualitas.
a
b Keterangan:   a : Kegiatan Penunjang
b : Kegiatan Utama
Gambar 5.
Analisis Rantai Nilai
Sumber : Hunger dan Wheelen 2003
3.1.4.3.  Lingkungan Eksternal
Menurut  David  2009,  analisis  mengenai  lingkungan  eksternal dipengaruhi  oleh  lima  kategori  luas  yaitu  1  kekuatan  ekonomi,  2  kekuatan
sosial,  budaya,  demografis  dan  lingkungan,  3  kekuatan  politik,  pemerintahan dan hukum, 4 kekuatan teknologi, dan 5 kekuatan kompetitif.
1. Kekuatan Ekonomi
Kekuatan  ekonomi  ini  yang  mengatur  pertukaran  material,  uang, energi dan informasi.  Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap
daya tarik potensial dari beragam strategi. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan semakin buruk pula iklim bisnis di negara tersebut. Faktor-faktor
ekonomi  yang  dapat  mempengaruhi  suatu  perusahaan  ekspor  diantaranya inflasi dan nilai tukar atau kurs mata uang rupiah terhadap dolar.
Margin Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Sumber Daya Manusia Perkembangan Teknologi
Pembelian Inbound
Operasi Outbound
Pemasaran Layanan
Logistic Logistic
dan Penjualan Margin
20 2.
Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan Perubahan  sosial,  budaya,  demografis  dan  lingkungan  memiliki
dampak  yang  besar  atas  hampir  semua  produk,  jasa,  pasar  dan  konsumen. Tren-tren sosial, budaya, demografis dan lingkungan membentuk cara orang
hidup,  bekerja,  memproduksi  dan  mengkonsumsi.  Tren  tersebut menciptakan  jenis  konsumen  yang  berbeda  dan  konsekuensinya
menciptakan  kebutuhan  akan  produk,  jasa  dan  strategi  yang  berbeda  pula. Tren  sosial  yang  mungkin  mempengaruhi  seperti  gaya  hidup  status  atau
kedudukan dan perilaku masyarakat di sekitar perusahaan maupun pembeli produk  perusahaan.  Sedangkan  tren  budaya  berkaitan  dengan  adat  istiadat
dan kebiasaan dari masyarakat di luar perusahaan. Tren  demografis  yang  dapat  mempengaruhi  perusahaan  dari  sisi
eksternalnya  adalah  jumlah  penduduk  yang  bisa  menjadi  peluang  bagi produk  yang  dihasilkan  perusahaan.  Dan  faktor  lingkungan  yang  dapat
berpengaruh  diantaranya  perubahan  musim,  dalam  hal  ini  berpengaruh terhadap  peningkatan  atau  penurunan  permintaan  ikan  dikarenakan  musim
tertentu. 3.
Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Faktor  politik,  pemerintahan  dan  hukum  dapat  merepresentasikan
peluang  atau  ancaman  utama  baik  bagi  organisasi  kecil  maupun  besar. Pemerintah sebagai pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja
serta  konsumen  utama  dalam  organisasi  sangat  berperan  dalam kelangsungan  hidup  suatu  perusahaan.  Selain  itu,  tujuan  kebijakan  dan
stabilitas  politik  pemerintahan  menjadi  faktor  penting  yang  mempengaruhi perusahaan  dari  sisi  eksternalnya.  Perubahan-perubahan  dalam  hukum
paten,  undang-undang,  dan  tarif  pajak  dapat  mempengaruhi  perusahaan secara signifikan.
4. Kekuatan Teknologi
Kekuatan  teknologi  merepresentasikan  peluang  dan  ancaman  besar yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi
bisa  secara  dramatis  mempengaruhi  produk,  jasa,  pasar,  pemasok, distributor,  pesaing,  konsumen,  proses  produksi,  praktik  pemasaran  dan
21 posisi  kompetitif  organisasi.  Selain  itu,  kemajuan  teknologi  dapat
menciptakan  pasar  baru,  menghasilkan  produk  yang  baru  dan  lebih  baik, mengubah  posisi  biaya  kompetitif  dalam  suatu  industri,  serta  membuat
produk dan jasa yang ada saat ini usang. Teknologi dapat berkaitan dengan kecepatan  transfer  teknologi  oleh  karyawan,  masa  atau  waktu  keusangan
teknologi  dan  harga  teknologi  yang  diadopsi  seperti  transportasi, komunikasi dan informasi penggunaan internet dan e-commerce.
5. Kekuatan Kompetitif
Menurut  Porter  1992,  kekuatan  persaingan  yang  dapat  secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampulabaan dalam
industri  atau  kekuatan  yang  paling  besar  akan  menentukan  serta  menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. Kekuatan persaingan
terdiri dari masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar  pembeli,  kekuatan  tawar-menawar  pemasok,  serta
persaingan diantara para pesaing yang ada. a.
Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri membawa kapasitas baru, keinginan
untuk  merebut  bagian  pasar,  serta  sering  kali  juga  sumber  daya  yang besar.  Akibatnya  harga  dapat  menjadi  turun  atau  biaya  membengkak
sehingga  mengurangi  kemampulabaan.  Ancaman  masuknya  pendatang baru  ke  dalam  industri  tergantung  pada  rintangan  masuk  yang  ada,
digabung  dengan  reaksi  dari  pada  pesaing  yang  sudah  ada  yang  dapat diperkirakan  oleh  pendatang  baru.  Terdapat  enam  sumber  utama
rintangan  masuk  yaitu  skala  ekonomis,  diferensiasi  produk,  kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi dan biaya tak
menguntungkan terlepas dari skala. b.
Ancaman Produk Pengganti Mengenali  produk-produk  pengganti  adalah  persoalan  mencari
produk  lain  yang  dapat  menjalankan  fungsi  yang  sama  seperti  produk dalam industri. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri
karena  batas  atas  pada  harga-harga  perusahaan  dalam  suatu  industri. Produk  pengganti  yang  perlu  mendapat  perhatian  adalah  produk  yang
22 1 mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang
lebih baik dibanding produk dalam industri, 2 dihasilkan oleh industri yang  berlaba  tinggi.  Dalam  hal  terakhir,  produk  pengganti  seringkali
dengan  cepat  ikut  berperan  jika  terjadi  perkembangan  tertentu  yang meningkatkan  persaingan  dalam  industri  perusahaan  tersebut  dan
menyebabkan  penurunan  harga  atau  peningkatan  prestasi.  Produk pengganti  akan  memberikan  ancaman  saat  produk  pengganti  tersebut
memiliki  harga  yang  lebih  murah  dari  produk  yang  dihasilkan perusahaan dengan kualitas sama ataupun lebih tinggi David 2009.
c. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli  bersaing  di  industri  dengan  cara  memaksa  harga  turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih
baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain yang mengorbankan kemampulabaan  industri.  Kekuatan  dari  tiap-tiap  kelompok  pembeli
yang  penting  dalam  industri  tergantung  pada  sejumlah  karakteristik situasi  pasarnya  dan  pada  kepentingan  relatif  pembeliannya  dari
industri  yang  bersangkutan  dibandingkan  dengan  keseluruhan  bisnis pembeli tersebut. Daya tawar pembeli dapat menggambarkan kekuatan
besar  yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Oleh karena  itu,  untuk  menarik  konsumen  perusahaan  dapat  menawarkan
garansi yang panjang atau layanan khusus untuk mendapatkan loyalitas konsumen Porter 1992.
d. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok  dapat  menggunakan  kekuatan  tawar-menawar  terhadap para  peserta  industri  dengan  mengamcam  akan  menaikkan  harga  atau
menurunkan  mutu  produk  atau  jasa  yang  dibeli.  Pemasok  yang  kuat dapat  menekan  kemampulabaan  industri  yang  tidak  mampu
mengimbangi  kenaikan  harganya.  Kondisi-kondisi  yang  menentukan kekuatan pemasok tidak hanya dapat berubah melainkan juga seringkali
berada  di  luar  kekuasaan  perusahaan.  Tetapi,  perusahaan  terkadang dapat  memperbaiki  situasi  melalui  strategi.  Perusahaan  dapat
memperkuat  ancamannya  seperti  melakukan  integrasi  ke  belakang
23 untuk mendapatkan kendali terhadap pemasok  ataupun menghilangkan
biaya peralihan. e.
Persaingan Diantara Para Pesaing yang Ada Menurut  Porter  1992,  rivalitas  dikalangan  pesaing  yang  ada
berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik  seperti  persaingan  harga,  perang  iklan,  introduksi  produk  dan
meningkatkan  pelayanan  atau  jaminan  kepada  pelanggan.  Intensitas persaingan  berhubungan  dengan  beberapa  faktor  yaitu  jumlah  pesaing,
tingkat  pertumbuhan  industri,  karakteristik  produk  atau  jasa,  jumlah biaya tetap, kapasitas, tingginya penghalang untuk keluar dan diversitas
pesaing.  Hal  ini  dapat  dilihat  melalui  model  lima  kekuatan  persaingan pada Gambar 6.
Gambar 6. Model Lima Kekuatan Persaingan
Sumber: Porter 1992
3.1.5.  Penetapan Tujuan Jangka Panjang