Analisis Leverage Integrasi padi-sapi potong pada sistem usahatani di lahan sawah: studi kasus di Kabupaten Cianjur.

24 Suatu usahatani pola SIPT disebut memenuhi syarat berkelanjutan dilihat dari dimensi ekologi jika usahatani pola SIPT dapat meminimalisir penggunaan. input kimia dari luar, memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan mengolah limbah temak menjadi kompos dan mengolah limbah jerami menjadi pakan ternak. Dengan demikian, atribut yang dapat digunakan untuk mencerminkan keberlanjutan dimensi ini adalah tingkat pemanfaatan limbah peternakan untuk pupuk organik dan limbah pertanian untuk pakan ternak, instalasi pengelolaan limbah di rumah potong hewan dan lain-lain. Usahatani pola SIPT dikatakan memenuhi dimensi ekonomi dalam konsep pembangunan berkelanjutan bila mampu menghasilkan produksi secara berkesinambungan, meningkatkan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya berbagai kegiatan usaha pendukung. Hal tersebut memperlihatkan bahwa atribut ekonomi dapat mencerminkan keberlanjutan dari dimensi ini adalah kelayakan usaha dari aspek finansial dan ekonomi, tingkat penerimaan petani, kontribusi terhadap pendapatan asli daerah, dan lain-lain. Usahatani pola SIPT dikatakan memenuhi dimensi sosial-budaya, bila pola tersebut dapat mendukung pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan, pemerataan pendapatan, terbukanya kesempatan berusaha secara adil, serta terdapat akuntabilitas serta partisipasi masyarakat. Dengan demikian atribut sosial-budaya yang dapat mencerminkan keberlanjutan dari dimensi ini adalah pemahaman masyarakat yang tinggi terhadap lingkungan, bekerja dalam kelompok, penyuluhan dan pelatihan dan lain-lain. Karena kondisi yang demikian akan mampu mendorong ke arah keadilan sosial dan mencegah terjadinya konflik kepentingan. Uraian sebelumnya, semakin jelas bahwa tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan usahatani pola SIPT bersifat multidimensi yaitu mewujudkan kelestarian baik secara ekologis, ekonomi, dan sosial-budaya. Implikasinya memang menjadi kompleks jika dibandingkan dengan usahatani pola monokultur yang hanya mengejar produksi pertanian. Manfaat yang dapat diperoleh dari pertanian terintegrasi ini antara lain: meningkatkan produktivitas gabah dan daging, meningkatkan populasi ternak sapi potong, meningkatkan pendapatan petani dan pendapatan daerah, meningkatkan produktivitas dan kelestarian lahan,