Kerangka Pemikiran Integrasi padi-sapi potong pada sistem usahatani di lahan sawah: studi kasus di Kabupaten Cianjur.

5 faktor penting. Faktor-faktor penting dari existing condition dan need analysis di kombinasikan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap SIPT yang dikaji. Pada tahap akhir, dapat dirumuskan kebijakan dan strategi pengembangan SIPT di Kabupaten Cianjur. Upaya memadukan sapi dengan padi akan membawa dampak budidaya, sosial, dan ekonomis yang positif. Budidaya ternak semakin efisien dengan ketersediaan pakan secara kontinyu, problem sosial akibat limbah yang menimbulkan polusi dapat diatasi dan secara ekonomis petani dapat melakukan efisiensi usaha, sehingga dapat mengurangi ketergantungan sarana produksi dari luar. Secara skematis, kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1 Gambar 1. Kerangka pemikiran T e k nologi Ek onom i Sosia l buda ya Ek ologi Pa di da n Sapi K om odit as U nggulan Da e rah Se sua i Ya T ida k Re k om e ndasi K e bijak a n da n Strat e gi Pe nge m ba nga n SI PT M D S At r ibu t Sk e na rio St rat e gi Penge mba ngan SI PT K EBI J AK AN DEPART EM EN PERT AN IAN SI ST EM I N T EGRASI PADI -T ERNAK Fa k t or-Fak t or St rat e gis Pe nge m banga n SI PT M ode l Sist em I nt e grasi Sa pi-Padi SI PT 6

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan pertanian, dan pihak-pihak yang berkepentingan berupa 1. bahan masukan dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian di masa mendatang di kabupaten Cianjur. 2. acuan bagi pengusaha dan masyarakat dalam upaya pelestarian SDA dan lingkungan serta manfaat yang akan dinikmatinya 3. sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan peternakan

1.6 Kebaruan Novelty

Nilai kebaruan penelitian ini adalah strategi pengelolaan usahatani pola SIPT yang melibatkan stakeholder dalam perumusan kebijakan dan skenario strategi pengembangan SIPT berdasarkan aspek ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi guna meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. 7 II TINJAUAN PUSTAKA Program utama pembangunan pertanian adalah ketahanan pangan dan agribisnis. Sasaran program pembangunan pertanian yang telah ditetapkan adalah meningkatnya kesejahteraan petani dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan ekosistem, sehingga keberlanjutan usaha pertanian dapat terjamin. Salah satu kebijakan yang ditempuh Kementerian Pertanian pada tahun 2002 adalah melakukan pengembangan usaha pertanian secara terpadu dengan harapan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani. Guna mendukung keberhasilan kebijakan dimaksud, alternatif yang lebih memungkinkan adalah dengan melakukan pendekatan sistem integrasi padi ternak SIPT. SIPT merupakan bagian dari program pemerintah yang dilaksanakan secara terpadu, lintas sektoral antara Kementerian Pertanian, Kementerian Pemukiman dan Prasarana Wilayah serta Kementerian Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Program tersebut merupakan salah satu alternatif program terobosan yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan yakni kecukupan swasembada daging Menurut Dirjen Peternakan 2009, program SIPT adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal seperti pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak dan kotoran ternak sapi dapat diproses menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tidak ada limbah yang terbuang zero waste. Menurut Diwyanto dan Haryanto 2003, integrasi usahatani pola SIPT mencakup tiga jenis kegiatan usahatani yang saling berkaitan satu sama lain yaitu: 1 budidaya ternak, 2 budidaya padi serta 3 pengelolaan jerami dan kompos. Inovasi yang dikembangkan dalam budidaya ternak mencakup pengandangan temak secara berkelompok, aplikasi budidaya termasuk strategi pemberian pakan, pengelolaan dan pemanfaatan kotoran ternak menjadi kompos untuk tanaman padi. Pengembangan budidaya padi sawah irigasi melalui teknologi pengelolaan, penyimpaman dan peningkatan kualitas jerami sebagai pakan temak. Selama 10 tahun terakhir 1995-2005, data statistik menunjukkan bahwa luas areal tanam padi di lahan sawah secara nasional sedikit meningkat dari 10,08 8 juta ha pada tahun 1995 menjadi 10,71 juta ha pada tahun 2005, atau naik rata-rata 0,61 persentahun. Di samping itu, produktivitas juga meningkat dari 4,64 tonha pada tahun 1995 menjadi 4,78 tonha pada tahun 2005, atau tumbuh rata-rata 0,29 persentahun. Pertumbuhan produktivitas yang rendah mencerminkan bahwa penerapan teknologi di tingkat petani sudah mendekati kejenuhan, terutama di Jawa. Terlebih lagi dengan sarana produksi yang makin mahal mengakibatkan kemampuan petani untuk membeli sarana produksi makin terbatas. Pertumbuhan luas panen dan produktivitas tersebut menyebabkan produksi padi sawah secara nasional meningkat dari 46,81 juta ton pada tahun 1995 menjadi 51,22 juta ton pada tahun 2005 atau hanya tumbuh rata-rata 0,91 persen per tahun BPS 2006. Dalam kaitan ini telah dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi ternak sapi dengan tetap melestarikan sumber daya sawah melalui program peningkatan produktivitas padi terpadu dengan Sistem Integrasi Padi-Ternak SIPT yang didukung oleh penguatan kelembagaan tani. Pertumbuhan areal dan produktivitas yang rendah terutama terjadi di Pulau Jawa sebagai sentra produksi padi. Luas areal panen, produktivitas dan produksi padi di Jawa selama 10 tahun terakhir meningkat dengan laju yang rendah, yaitu masing-masing 0,45 persen; 0,07 persen; dan 0,52 persen. Pada periode yang sama di luar Pulau Jawa areal panen tumbuh lebih cepat yaitu rata-rata 0,78 persentahun, dan produktivitas tumbuh 0,64 persentahun, sehingga produksi meningkat rata-rata 1,43 persentahun. Namun karena kontribusi luar Jawa dalam produksi padi sawah hanya sekitar 43 persen, maka pertumbuhan produksi nasional lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan di Pulau Jawa Suwandi 2006.

2.1 Potensi Ternak Sapi sebagai Penghasil Daging

Dalam aspek pengentasan kemiskinan, subsektor peternakan berperan sangat penting. Berdasarkan data dari Proyek Inpres Desa Tertinggal IDT, komoditas yang dipilih sebagian besar 60-70 adalah ternak. Begitu pula dalam Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi P4MI, semua lokasi kegiatan menghendaki adanya sistem usaha pertanian yang melibatkan ternak sebagai basis dalam sistem usaha pertaniannya Kusnadi et al. 2005b.