Potensi Sapi sebagai Penghasil Pupuk Organik

11

2.2 Potensi Sapi sebagai Penghasil Pupuk Organik

Ternak sapi bagi petani dapat berfungsi sebagai penghasil pupuk kandang dan tabungan yang memberikan rasa aman pada saat kekurangan pangan paceklik disamping berfungsi sebagai penyedia tenaga kerja Najib et al. 1997. Ternak selain menghasilkan produk utama, juga menghasilkan hasil samping berupa feses dan urine yang sampai saat ini masih dianggap masalah, dengan inovasi yang sederhana dapat diubah menjadi kompos yang bermutu, dan nilai kompos yang dihasilkan ternyata cukup besar. Penggunaan kompos pada lahan pertanian akan mendukung kelestarian lingkungan sekaligus mewujudkan “organic farming“ yang berdaya saing tinggi Badan Litbang Pertanian 2000. Aspek penting dalam penggunaan kotoran ternak sebagai pupuk yaitu nilai penggunaannya dan sebagai sumber hara yang dibutuhkan tanaman. Berkurangnya kandungan bahan organik pada lahan pertanian di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa sebenarnya diperlukan 100 tambahan bahan organik untuk mengembalikan pada keadaan kesehatan tanah yang normal. Hal ini berarti akan diperlukan pupuk organik yang sangat besar untuk membuat keadaan kesehatan tanah menjadi normal kembali Deptan 2001. Memacu peningkatan produktivitas lahan dapat digunakan pupuk organik. Pupuk organik sangat penting bagi usaha pertanian, karena selain meningkatkan hasil juga dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah Sally 1999; Thamrin 2002. Bahan organik dapat diperoleh dari pemeliharaan sapi dalam sistem integrasi tanaman padi-ternak sapi seperti SIPT. Secara nasional pengelolaan padi pada lahan irigasi tersebut dapat meningkatkan produktivitas padi antara 7,1–38,4 Bahar 2002, dan meningkatkan hasil padi dari 4,5 tha menjadi 5,5 tha gabah kering giling Sumanto et al. 2002. Disamping itu petani dapat memperoleh keuntungan lain dari hasil samping pemeliharaan sapi berupa pertambahan bobot hidup sapi dan pupuk kandang, selain itu sapi juga dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja untuk meluku. Menurut Adiningsih 2000, kotoran ternak sebagai limbah dengan penggunaan mikroba dan cacing sebagai komoditas baru yang mempunyai keunggulan yaitu proses pengomposan dipercepat; dapat diproduksi secara massal dan dijadikan kemasan ekonomis; kompos dapat menjadi cabang usaha dan 12 penyerapan tenaga kerja; peningkatan kualitas dan penghematan penggunaan; memungkinkan perluasan penggunaan lahan-lahan marginal; dan memutus daur ulang hewan parasit dan kuman patogen yang sering ada di kotoran ternak. Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 8 - 10 kghari, kemudian diproses menjadi pupuk organik menghasilkan 4 - 5 kghari. Ternak sapi akan menghasilkan sekitar 7,3- 11,0 ton pupuk organik pertahun. Penggunaan pupuk organik pada lahan persawahan adalah 2 tonhektartanam, sehingga potensi pupuk organik yang ada dapat menunjang kebutuhan pupuk organik untuk 1,8 - 2,7 hektar dengan dua kali tanam pertahun Haryanto 2000. Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran 5 kgekorhari menjadi 3 kgekorhari dengan harga Rp 400kg. Jadi untuk seekor sapi dapat menghasilkan kompos kotoran sapi sebanyak 90 kgbulan atau Rp 36.000bulan Sariubang et al. 2001; 2004. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik disamping mampu menghemat penggunaan pupuk anorganik, juga memperbaiki struktur dan ketersediaan unsur hara tanah. Dampak ini terlihat dengan meningkatnya produktivitas lahan. Menurut Adnyana et al. 2003, SIPT yang dikembangkan petani mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik 25 - 35 persen dan meningkatkan produktivtas padi 20 - 29 persen. Menurut Bulu et al. 2004 bahwa SIPT yang diterapkan petani mampu meningkatkan pendapatan sekitar 8,4 persen dan menghemat biaya pupuk sekitar 25,2 persen dan meningkatkan pendapatan petani sebesar 41,4 persen Sudaratmaja et al. 2004, sedangkan menurut Suwono et al. 2004 bahwa penggunaan pupuk organik mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik, walaupun dalam prakteknya petani tidak mengurangi penggunaan pupuk anorganik secara signifikan. Pengomposan adalah proses mengubah limbah organik menjadi pupuk organik melalui kegiatan biologi pada kondisi yang terkontrol Sutardi et al. 2004. Tujuan pengomposan adalah mengurai bahan organik yang dikandung bahan limbah, menekan timbulnya bau busuk, membunuh benih gulma dan organisme yang bersifat pathogen dan sebagai produknya berupa pupuk organik yang sesuai untuk diaplikasikan di lahan pertanian. 13

2.3 Potensi Limbah Jerami Padi