saing, dan kualitas pelayanan jasa, dan perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi dan
kesimpulan yang diperoleh dapat digeneralisasi pada populasi Hasan, 2003. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
non probabilitas berupa teknik Judgement Sampling, dimana pengambilan sampel tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh peneliti Umar,
2005. Pertimbangan-pertimbangan responden tersebut diantaranya pelanggan yang sedang berkunjung yang pernah makan di Restoran de’ Leuit lebih dari
sekali. Hal tersebut dilakukan agar responden yang digunakan mencerminkan pelanggan Restoran de’ Leuit yang sesungguhnya, sehingga dapat
merepresentasikan hasil yang akan diperoleh pada penelitian ini. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dalam penelitian ini dengan rumus
Slovin Umar, 2005, yaitu :
Keterangan : = ukuran sampel
= ukuran populasi = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebesar 10 atau 0,1. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah jumlah rata-rata
pelanggan yang berkunjung ke Restoran de’ Leuit setiap bulannya. Berdasarkan hasil wawancara, kunjungan per bulan sekitar 8000 orang. Maka berdasarkan
rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan perhitungan sebagai berikut :
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan program Software Microsoft Excel 2007
dan Statistical Package For Social Science SPSS versi 16. SPSS
merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data hasil statistik yang penggunaannya cukup mudah. Dalam penelitian ini Microsoft Office
Excel digunakan untuk input data, mengukur sikap responden dan juga digunakan
untuk olah data awal yang selanjutnya akan digunakan untuk uji regresi linier berganda. Software SPSS digunakan untuk mengolah data dari analisis regresi
linier berganda dan juga untuk menguji validitas instrument yang digunakan dalam penelitian dan menghitung besarnya nilai Alpha Cronbach guna melihat
reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan dalam penelitian.
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Umar 2005, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk uji validitas
diketahui dengan cara menghitung korelasi r antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment
Pearson . Kuesioner dikatakan valid jika korelasi r lebih dari nilai r tabel dengan
tingkat signifikansi sebesar 5 persen α=5, rumus dari korelasinya adalah
sebagai berikut :
Keterangan : = skor pernyataan
= jumlah responden = skor total pernyataan
= koefisien validitas yang dicari Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Statistical
Package For Social Science SPSS versi 16. Uji validitas dilakukan terhadap 30
responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan yaitu sebesar 0,361 maka kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
konsisten Umar, 2005. Uji reliabilitas data kuesioner dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach’s Alpha dengan rumus :
Keterangan : = reliabilitas instrument
= varians total = banyak butir pertanyaan
= jumlah varians butir Jumlah varians butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varians tiap
butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varians menurut Umar 2005 yang digunakan adalah :
Keterangan : =
varian s
= nilai skor yang dipilih = jumlah sampel
Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan Software SPSS versi 16. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana reliabilitas variabel
dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60.
3.5.3 Pengukuran Sikap
Menurut Kinnear dalam Umar 2005, skala likert berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu misalnya setuju-tidak
setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Skala likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial
Suliyanto, 2005. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert
dilakukan dengan rumus : …………………………………………………………………………………………… 5
Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pernyataan, kemudian dihitung skor rataan akhir dengan rumus :
………………………………………………………………………..……..… 6
Keterangan : X
= Skor rataan pernyataan fi
= Frekuensi yang memiih pernyataan ke-i n
= Jumlah responden yang memilih pernyataan tersebut X
tot
= Skor rataan akhir Skor = 1 : Sangat tidak setuju
4 : Setuju 2 : Tidak setuju
5 : Sangat setuju 3 : Kurang setuju
Selanjutnya nilai skor rataan akhir yang diperoleh akan dibandingkan dengan kriteria yang akan menentukan tingkat persepsi pelanggan, nilai
pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, perilaku pelanggan dan loyalitas pelanggan. Kriteria yang digunakan adalah dengan Rentang Skala RS dengan
rumus Simamora, 2005:
Keterangan: m
= Skor tertinggi yang digunakan skor 5 n
= Skor terendah yang digunakan skor 1 b
= Jumlah kelas 5 kelas Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka
didapat panjang Rentang Skala dengan jumlah kelas sebanyak 5 kelas yaitu sebesar 0,8. Selanjutnya kriteria yang diperoleh untuk mengukur tingkat
persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, perilaku pelanggan dan loyalitas pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria Skor Rataan Akhir No
Skor Rataan Keterangan
1. 1,00-1,80
Sangat tidak setujusangat buruksangat rendah 2. 1,81-2,60
Tidak setujuburukrendah
3. 2,61-3,40
Kurang setujukurang baikcukup rendah 4. 3,41-4,20
Setujubaiktinggi 5.
4,21-5,00 Sangat setujusangat baiksangat tinggi
3.5.4 Analisis Deskriptif
Pengujian untuk mengetahui karakteristik pelanggan Restoran de’ Leuit digunakan analisis deskriptif melalui perhitungan persentase jawaban responden
dalam bentuk tabulasi sederhana. Menurut Rifai 2010 analisis deskriptif dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu = Total jawaban
Untuk menganalisis tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, perilaku pelanggan dan loyalitas pelanggan
melalui kriteria skor rataan pada Tabel 4 kemudian menggunakan analisis deskriptif.
3.5.5 Analisis Resgresi Linier Berganda
Menurut Hasan 2003, regresi linier berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya Y dihubungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel,
mungkin dua, tiga, dan seterusnya variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
, ..., X
n
namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linier. Bentuk umum persamaan
regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut :
1 1
2 2
3 3
k k
……………………………….. 9 Keterangan:
= variabel
terikat dependent
1 2
3 k
= koefisien regresi
1 2
3 k
= variabel bebas independent = kesalahan pengganggu disturbance terma, artinya nilai-nilai dari variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam pemasaran Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh
persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing, kualitas pelayanan jasa, dan
perilaku pelanggan terhadap loyalitas pelanggan Restoran de’ Leuit, melalui bentuk dari persamaan di atas menjadi sebagai berikut:
1 1
2 2
3 3
………………………… 10 Keterangan :
= Loyalitas
pelanggan
1 2
3 4
5
= koefisien regresi = nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan
1
= Persepsi pelanggan
4
= Kualias Pelayanan Jasa
2
= Nilai pelanggan
5
= Perilaku Pelanggan
3
= Daya saing Menurut Nugroho 2005, model regresi linear berganda disebut sebagai
model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik yang meliputi multikolineritas, autokorelasi
dan heteroskesdastisitas. Proses uji asumsi klasik dilakukan secara bersamaan dengan proses uji regresi. Pada penelitian ini dilakukan tiga uji asumsi, yaitu
normalitas, multikolineritas, dan heteroskesdastisitas. 1.
Uji Normalitas Menurut Suliyanto 2005, uji normalitas untuk mengetahui apakah residual
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng bell-shaped curve yang
kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Distibusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data yang diambil.
Cara mendeteksinya dengan menggunakan histogram regression residual yang sudah distandarkan serta menggunakan analisis kai kuadrat dan
kolmogorov-smirnov . Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan
menyebar dengan normal apabila nilai kolmogrov-smirnov Z ≤ Z tabel atau
nilai asymp. sig. 2-tailed α.
2. Uji multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independent
yang memiliki korelasi antar variabel independent lain dalam satu model. Multikolineritas diuji dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor VIF. Nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 dan
nilai Variance Inflation Factor VIF yang tidak lebih dari 10 sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Semakin tinggi VIF
maka semakin rendah Tolerance. 3.
Uji Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat
kesamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskesdastisitas. Ada tidaknya heteroskesdastisitas
dapat diprediksi dengan melihat pola gambar Scatterplot. Setelah dilakukan uji asumsi klasik, kemudian dilakukan Uji F dan Uji t.
Uji F merupakan uji yang dilakukan untuk melihat apakah terjadi pengaruh nyata antara peubah independent terhadap peubah dependent secara
keseluruhan. Sedangkan Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing peubah independent berpengaruh terhadap peubah dependent.
Uji F diketahui dengan melihat signifikan F hitung apakah lebih besar dari alpha
yang ditetapkan atau tidak. Sedangkan, Uji t dilakukan dengan melihat signifikansi t
hitung
yang diperoleh dilakukan pembanding dengan alpha yang ditetapkan. Uji asumsi klasik, Uji F dan Uji t dilakukan dengan bantuan
software SPSS versi 16.0.
3.5.6 Uji F dan Uji t
Uji F atau uji global dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kemampuan menyeluruh atau bersama-sama variabel independent X
1
, X
2
, X
3
,.., Xn terhadap variabel dependent Y. Uji F ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Hasil F-test pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test
menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value pada kolom Sig. lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan, atau F hitung pada kolom F lebih besar dari F
tabel. F tabel dihitung dengan cara df1=k-1, dan df2= n-k, k adalah jumlah variabel dependen dan independen Nugroho, 2005.
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual parsial terhadap variabel dependent.
Pada regresi berganda, mungkin variabel X
1
, X
2
, X
3
,.., Xn secara bersama-sama berpengaruh nyata. Namun demikian, belum tentu secara individual atau parsial
seluruh variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel dependentnya Y. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficient
a
. Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari p-value pada kolom Sig. pada masing-masing
variabel independent, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t-hitung pada kolom f lebih besar dari t-tabel dihitung dari
two-tailed α = 5 df-k, k merupakan jumlah variabel independen menurut
Nugroho, 2005. Menurut Nugroho, berkaitan dengan uji yang akan dilakukan dalam uji
regresi yang dilakukan secara simultan dengan F-test dan secara individu parsial dengan t-test, maka hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha
yang diusulkan dalam uji regresi linier berganda. Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesi jika hipotesi nol Ho yang diusulkan:
1. Ho diterima jika F atau t-hitung F atau t-tabel, atau nilai p-value pada
kolom sig. level of significant α.
2. Ho ditolak jika F atau t-hitung F atau t-tabel, atau nilai p-value pada
kolom sig. level of significant α.
Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika hipotesis alternative Ha yang diusulkan:
1. Ha diterima jika F atau t-hitung F atau t-tabel, atau nilai p-value pada
kolom sig. level of significant α.
2. Ha ditolak jika F atau t-hitung F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom
sig. level of significant
α.
3.6. Analisis Regresi Stepwise
Untuk mengetahui pernyataan variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi dengan
metode stepwise. Regresi stepwise melibatkan dua jenis proses, yaitu: forward selection
dan backward elimination. Teknik ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada masing-masing tahapan, akan diputuskan variabel mana yang
merupakan predictor terbaik untuk dimasukan ke dalam model. Variabel ditentukan berdasarkan uji-F, variabel ditambahkan ke dalam model selama ini p-
value -nya kurang dari nilai kritik
α. Kemudian variabel dengan nilai p-value lebih dari nilai kritik
α akan dihilangkan. Proses ini dilakukan terus-menerus hingga tidak ada lagi variabel yang memenuhi kriteria untuk ditambahkan atau
dihilangkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Restoran de’ Leuit Bogor dirintis oleh Ibu Irene Elizabet bersama keluarga. Pada tahun 2007, Ibu Irene mendirikan sebuah restoran di Bogor yang
berlokasi di Jalan Padjajaran No. 69, Bogor. Saat itu tanah yang digunakan sebagai lokasi usaha bukan tanah milik pribadi sehingga tiap tahunnya masih
menyewa tanah tersebut. Setelah tiga tahun berlokasi di tempat tersebut, pemilik mempunyai
pertimbangan untuk memindahkan lokasi restoran ke Jalan Pakuan No. 3 Ciheuleut Bogor dan terealisasi pada bulan Februari 2010 yang merupakan
tanah milik pribadi. Pemindahan ini telah dipertimbangkan dengan baik karena lokasi yang baru dinilai lebih tenang, tidak bising, lebih luas dari sebelumnya,
lokasi juga mudah untuk dijangkau kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dan tanah yang digunakan merupakan tanah pribadi serta akan menjadi
usaha milik sendiri. Masalah pemberitahuan mengenai pemindahan lokasi restoran kepada para
konsumennya pun telah dilakukan sebelumnya secara langsung maupun lewat media seperti majalah, koran, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan konsumen atau pelanggan yang telah ada sekarang dan diharapkan tidak kehilangan pelanggan pada awal pemindahan. Ternyata setelah
Restoran de’ Leuit Bogor berpindah di lokasi yang baru, jumlah pelanggan yang datang mengunjungi tidak jauh berbeda pada saat masih berlokasi di Jalan
Padjajaran No. 69. Restoran de’ Leuit merupakan restoran yang menggabungkan speciality
restaurant dan family type restaurant. Speciality restaurant adalah restoran yang
suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya, sedangkan familly type restaurant adalah suatu restoran
sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga yang tidak begitu mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun
rombongan.