2.3 Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen adalah manajemen laba
dengan variabel independen berupa kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit, leverage, kualitas audit dan
employee diff. kerangka konseptual dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kepemilikan
Institusional X1
Kepemilikan
Manajemen X2
Komisaris
Independen X3
Komite Audit
X4
Leverage
X5
Kualitas Audit
X6
Employee Diff
X7
Manajemen Laba
Y
H8 H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba
Adanya kepemilikan institusional disuatu perusahaan memiliki peran yang sangat penting untuk meminimalisir konflik keagenan yang terjadi antara
prinsipal dengan agen. Karena keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan
yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional dianggap sebagai sophiscated investor sehingga dapat melakukan fungsi monitoring
secara lebih efektif dan tidak mudah mempercayai tindakan manipulasi yang dilakukan oleh manajer seperti manajemen laba.
Adanya pengawasan yang dilakukan investor institusional secara optimal terhadap kinerja manajer, maka manajer akan lebih berhati – hati dalam
mengambil keputusan atau dengan kata lain pengawasan yang dilakukan investor institusional dapat mengurangi perilaku opportunistic manajer sehingga
manajer dapat memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja. Oleh karena itu, semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga meningkat sabrina, 2010.
Hasil penelitian Jao dan Pagalung 2011 menyatakan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian yang berbeda diperoleh dari Guna dan
Herawaty 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1: Kepemilikan Institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.2 Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Manajemen Laba
Adanya kepemilikan manjemen dalam suatu perusahaan dapat mengurangi masalah keagenan dan menyelaraskan kepentingan antara manajer
dan pemilik. Karena jika proporsi kepemilikan saham manajemen meningkat, maka kinerja perusahaan semakin baik. Hal ini disebakan karena saat
manajemen memiliki saham didalam suatu perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang sama dengan pemilik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ross
et al., 1999 dalam Sabrinna 2010 menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan cendrung
berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Hasil penelitian Jao dan Pagalung 2011 menyatakan bahwa Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba. Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dihasilkan oleh Guna dan Herawaty 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manjemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H2: Kepemilikan Manajemen memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.3 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba
Adanya komisaris independen dalam sutu perusahaan berfungsi sebagai penyeimbang dalam pengambil keputusan khususnya dalam rangka memberikan
perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lainnya yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan. Selain itu, komisaris independen
bertindak untuk menyelaraskan pendapat agar tidak terjadi perselisihan antara manajer dan tentunya mengontrol pelaporan keuangan dan dipastikan tidak ada
monopoli sehingga tidak menimbulkan manajemen laba. Komisaris independen juga dapat bertindak menjadi penengah dalam
perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal, mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada manajemen Ujiyantho dan
Pramuka, 2007. Oleh karena itu, diharapkan dengan semakin tingginya proporsi komisaris independen didalam suatu perusahaan dapat mengurangi adanya
perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil penelitian Jao dan Pagalung 2011 menyatakan bahwa Komisaris
independen mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dihasilkan oleh Guna dan Herawaty
2010 yang menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan sebagai berikut:
H3: Komisaris Independen memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.4 Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Adanya komite audit memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan perusahaan. Karena komite audit dianggap sebagai penghubung
antara pemegang saham dengan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian Nasution dan Setiawan, 2007:7.
Sehingga komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi terhadap
laporan keuangan
.
Defenisi komite audit menurut Surat Keputusan Bapepam dan LK Nomor Kep-643BL2012 adalah “ komite yang dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris”.
Hasil penelitian yang dihasilkan oleh Husni 2013 yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan hasil
penelitian yang berbeda diperoleh dari Guna dan Herawaty 2010 yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H4: Komite Audit memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.5 Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba
Dalam penelitian ini, leverage adalah perbandingan antara total utang dengan total aktiva perusahaan, yang menunjukkan seberapa besar aktiva yang
dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan utang. Ukuran ini juga berhubungan dengan keberadaan dan ketat tidaknya suatu persetujuan utang. Menurut Toto
2008:91 “semakin besar jumlah utang maka semakin besar potensi perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan kebangkrutan”. Apabila suatu perusahaan pembiayaanya lebih banyak menggunakan utang, hal ini berisiko akan terjadi
kesulitan pembayaran dimasa yang akan datang akibat utang lebih besar dari aset yang dimiliki. Sehingga perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi
akibat besarnya jumlah hutang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam
default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya Widyaningdyah, 2001:93.
Berdasarkan hasil penelitian Widyaningdyah 2001 menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian yang
sama juga dihasilkan oleh Guna dan Herawaty 2010. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H5: Leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.6 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba
Kualitas audit merupakan salah satu pertimbangan penting yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai kewajaran dari suatu laporan keuangan
Karena para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan keuangan yang telah diaudit
oleh auditor Rini dan Achmad,2015:5. Dalam penelitian ini varibel kualitas
audit diproksikan dengan ukuran KAP tempat auditor bekerja. Karena diasumsikan ukuran KAP berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan oleh
auditornya.
Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP dibedakan menjadi dua yaitu KAP Big Four dan KAP Non Big Four. Auditor yang bekerja di KAP Big Four
dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki program audit yang dianggap lebih akurat
dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP Non Big Four Isnanta, 2008. Hal ini menunjukkan bahwa KAP big four mempunyai reputasi yang
lebih baik dalam opini publik. Oleh karena itu, menggunakan auditor Big Four akan meningkatkan kualitas audit dan mengurangi probabilitas perusahaan untuk
melakukan kecurangan laporan keuangan Brazel et al., 2009:1153. Selain itu, terdapat dugaan bahwa auditor yang memiliki reputasi baik dapat mendeteksi
kemungkinan adanya manajemen laba secara lebih dini Widyaningdyah, 2001:93.
Hasil penelitian Guna dan Herawaty 2010 menyatakan bahwa kualitas audit berpegaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H6: Kualitas Audit memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.7 Pengaruh Employee Diff Terhadap Manajemen Laba
Adanya pehaman atas variabel employee diff dapat memberikan peringatan kepada berbagai pihak seperti direktur, kreditur, investor dan
auditor tentang probabilitas terjadinya kecurangan laporan keuangan. Adanya pemahaman ini akan membatu meminimalisir adanya praktek manajemen laba
yang dilakukan oleh pihak manajemen. Brazel et al., 2009 menunjukkan bahwa perbedaan antara ukuran keuangan dan nonkeuangan secara efektif dapat
digunakan untuk menilai adanya risiko kecurangan. Oleh karena itu, Brazel et al., 2009 meneliti apakah ukuran nonkeuangan yang tersedia untuk publik
seperti jumlah retail, jumlah cabang dan jumlah karyawan, dapat digunakan untuk membantu mendeteksi kecurangan laporan keuangan financial statement
fraud. Hasil penelitian Brazel et al., 2009 menunjukkan terdapat perbedaan
signifikan antara ukuran keuangan revenue growth dengan ukuran nonkeuangan employee growth bagi perusahan yang melakukan kecurangan
laporan keuangan. Hasil penelitian Brazel et al., 2009, menunjukkan employee diff untuk perusahaan yang melakukan kecurangan secara signifikan lebih besar
dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan. Perbedaan ini employee diff berhubungan positif dengan kecurangan laporan keuangan.
Berdasarkan penelitian yang dihasilkan oleh Alfiah 2013 menyatakan bahwa employee diff memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan. Dimana kecurangan dalam penelitian Alfiah 2013 diproksikan dengan manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H7: Employee diff memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.8 Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan
Employee Diff Terhadap Manajemen Laba
Hipotesis yang diajukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh corporate governance meliputi kepemilikan Institusional, kepemilikan manajemen,
komisaris independen dan komite audit, leverage, kualitas audit dan employee
diff secara simultan terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H8 : Corporate governance, leverage, kualitas audit dan employee diff
memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Umar 2008:35 desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah corporate governance
meliputi: kepemilikan institusional, kepemilikan manjemen, komisaris independen dan komite audit, leverage, kualitas audit dan employee diff. Variabel
dependennya adalah Manajemen Laba.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. Jumlah
perusahaan yang menjadi populasi sebanyak 135 perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan menggunakan metode purposive sampling.
Karena purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan
pertimbangan judgment tertentu atau jatah quota tertentu Hartono,2004:79. Ada pun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013 dan terdapat laporan keuangan yang telah diaudit.
2
Memiliki data yang lengkap untuk seluruh variabel yang akan diteliti.
3
Perusahaan tidak mengalami kerugian tahun 2013.
Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah ditetapkan, diperoleh sampel sebanyak 95 perusahaan manufaktur. Daftar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria NO KODE
NAMA PERUSAHAAN KRITERIA
SAMPEL 1
2 3
1 ADES Akasha Wira International Tbk
1
2 ADMG Polychem Indonesia Tbk
2
3 AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 4
AKKU Alam Karya Unggul Tbk X
5 AKPI
Argha Karya Prima Industry Tbk
4 6
ALDO Alkindo Naratama Tbk
5 7
ALKA Alaska Industrindo Tbk X
8 ALMI
Alumindo Light Metal Industry Tbk
6
9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
7
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
8
11 APLI
Asiaplast Industries Tbk
9 12
ARGO Argo Pantes Tbk
10 13
ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
11 14
ASII Astra International Tbk
12
15 AUTO Astra Auto Part Tbk
13
16 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk
X 17
BRAM Indo Kordsa Tbk
14 18
BRNA Berlina Tbk X
19 BRPT Barito Pasific Tbk
X 20
BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
15 21
BUDI Budi Acid Jaya Tbk
16 22
CEKA Cahaya Kalbar Tbk X
23
CNTX Century Textile Industry Tbk X
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
KRITERIA SAMPEL
1 2
3
24 CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
17 25
CTBN Citra Turbindo Tbk
18 26
DAVO Davomas Abadi Tbk
19 27
DLTA Delta Djakarta Tbk
20 28
DPNS Duta Pertiwi Nusantara
21 29
DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
22 30
EKAD Ekadharma International Tbk
23 31
ERTX Ever Shine Textile Industry Tbk X
32
ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk
X 33
ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
24 34
FASW Fajar Surya Wisesa Tbk X
35 FPNI
Titan Kimia Nusantara Tbk X
36 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
25
37 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
26
38 GGRM Gudang Garam Tbk
27
39 GJTL
Gajah Tunggal Tbk
28 40
HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk X
41 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
29
42 ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
30
43 IGAR
Champion Pasific Indonesia Tbk
31 44
IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri
Tbk X
45 IKBI
Sumi Indo Kabel Tbk
32 46
IMAS Indomobil Sukses International
Tbk
33 47
INAF Indofarma Tbk
X 48
INAI Indal Aluminium Industry Tbk
34
49 INCI
Intan Wijaya International Tbk
35 50
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
36 51
INDR Indo Rama Synthetic Tbk
X
52 INDS
Indospring Tbk
37 53
INKP Indah Kiat Pulp paper Tbk
38
54 INRU
Toba Pulp Lestari Tbk
39
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
KRITERIA SAMPEL
1 2
3
55 INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
40 56
IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
X
57 ISSP
Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
41
58 ITMA Itamaraya Tbk
X X
X 59
JECC Jembo Cable Company Tbk
42
60 JKSW
Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
X X
X 61
JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
43 62
JPRS Jaya Pari Steel Tbk
44
63 KAEF Kimia Farma Tbk
45
64 KARW Karwell Indonesia Tbk X
65 KBLI
KMI Wire and Cable Tbk
46 66
KBLM Kabelindo Murni Tbk
47 67
KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk X
68 KDSI
Kedawung Setia Industrial Tb
48 69
KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
49
70 KICI Kedaung Indag Can Tbk
50
71 KLBF Kalbe Farma Tbk
51
72 KRAH Grand Kartech Tbk
X
73 KRAS Krakatau Steel Tbk
X 74
LION Lion Metal Works Tbk
52
75 LMPI
Langgeng Makmur Industry Tbk X
76 LMSH Lionmesh Prima Tbk
53
77 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
54
78 MAIN Malindo Feedmill Tbk
55
79 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
56
80 MBTO Martina Berto Tbk
57
81 MERK Merck Tbk
58
82 MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
59 83
MLIA Mulia Industrindo Tbk X
84 MRAT Mustika Ratu Tbk
X 85
MYOR Mayora Indah Tbk
60
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
KRITERIA SAMPEL
1 2
3
86 MYRX Hanson International Tbk
X 87
MYTX Apac Citra Centertex Tbk X
88 NIKL
Pelat Timah Nusantara Tbk
61 89
NIPS Nippres Tbk
62
90 PBRX Pan Brothers Tbk
63
91 PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
64 92
POLY Asia Pasific Fibers Tbk X
93 PRAS
Prima alloy steel Universal Tbk
65 94
PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk
66 95
PTSN Sat Nusa Persada Tbk
67
96 PYFA Pyridam Farma Tbk
68
97 RICY
Ricky Putra Globalindo Tbk
69 98
RMBA Bentoel International Investama
Tbk X
99 ROTI
Nippon Indosari Corporindo Tbk
70 100 SCCO
Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
71
101 SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk X
X X
102 SIAP
Sekawan Intipratama Tbk X
103 SIDO
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
72
104 SIMA
Siwani Makmur Tbk X
105 SIPD
Siearad Produce Tbk
73 106
SKLT Sekar Laut Tbk
74
107 SMBR Semen Baturaja Persero Tbk
75 108 SMCB Holcim Indonesia Tbk
76
109 SMGR Semen Gresik Tbk
77 110 SMSM Selamat Sempurna Tbk
78
111 SOBI
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk X
X X
112 SPMA Suparma Tbk X
X X
113 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk
79 114
SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
80
115 SRSN
Indo Acitama Tbk
81 116 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk
X
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
KRITERIA SAMPEL
1 2
3
117 STTP
Siantar Top Tbk X
X 118
SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
X X
X 119 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk
X 120
TCID Mandom Indonesia Tbk
82
121 TIRT
Tirta Mahakam Resources Tbk X
122 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
83 123 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
84
124 TPIA
Chandra Asri Petrochemical
85 125
TRIS Trisula International Tbk
86
126 TRST
Trias Sentosa Tbk
87 127
TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
88 128
ULTJ Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk
89 129
UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
90
130 UNIT
Nusantara Inti Corpora Tbk
91 131 UNTX Unitex Tbk
92
132 UNVR Unilever Indonesia Tbk
93 133 VOKS Voksel Electric Tbk
X
134 WIIM
Wismilak Inti Makmur Tbk
94 135 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
95
Sumber: diolah dari data BEI
3.3 Jenis dan Sumber Data