3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi. Dalam penelitian ini, uji asumsi terdiri dari uji normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak
Ghozali, 2006: 110-112. Jika distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat dianggap berdistribusi normal, maka dikatakan ada masalah terhadap uji
normalitas. Menurut Ghozali, 2006:110 ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis
grafik dan analisis statistik. 1
Analisis Grafik Salah satu cara untuk menguji normalitas data dapat dilihat dari
penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut Ghozali, 2006:112: a
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal , maka modal regresi memenuhi asumsi normalitas. b
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atautidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2 Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya
Ghozali, 2006:163. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S.
Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov K-S memiliki tingkat signifikan di atas α 0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas atau tidak Ghozali,
2006: 91-92. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu berdasarkan pada nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut:
1
Bila VIF 10 terdapat masalah multikolinearitas.
2
Bila VIF 10 tidak terdapat masalah multikolinearitas.
3
Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.
4
Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.6.2.3 Uji Autokolerasi