auditor dari KAP Non Big Four Isnanta, 2008. Hal ini menunjukkan bahwa kantor akuntan besar mempunyai reputasi yang lebih baik dalam opini publik.
Oleh karena itu, menggunakan auditor Big Four akan meningkatkan kualitas audit dan mengurangi probabilitas perusahaan untuk melakukan kecurangan
laporan keuangan Brezel et al., 2009:1153. Selain itu terdapat dugaan bahwa auditor yang memiliki reputasi baik dapat mendeteksi kemungkinan adanya
manajemen laba secara lebih dini Widyaningdyah, 2001:93. Berikut adalah KAP yang termasuk dalam KAP big four di Indonesia:
1 Osman Bing Satrio Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu
DTT.
2 Purwantono, Suherman Surja berafiliasi dengan Ernst Young
EY.
3 Siddharta Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler KPMG.
4 Tanudiredja, Wibisana Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse
PwC
2.1.6 Ukuran Keuangan dan Nonkeuangan Financial And Nonfinancial
Measures
Menurut Sundari 2014 bahwa “kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode tertentu yang merupakan hasil atau
prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki”. Selain itu, kinerja juga
disebut sebagai performance yang artinya adalah pencapaian suatu target
keberhasilan dari sesuatu yang direncanakan di dalam organisasi tersebut. Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi Sundari, 2014. Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekankan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta
menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan baik yang bersifat intrinsik
maupun ekstrinsik Sundari, 2014. Adanya kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang objektif
untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan secara
keseluruhan Sundari, 2014. Semua ini diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan
efisien. Kinerja ini harus dinilai secara formal dengan menggunakan ukuran- ukuran dari suatu sistem pengukuran kinerja. Kinerja organisasi terdiri dari
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan . kinerja keuangan adalah kinerja keberhasilan yang dinilai berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai
uang, dengan cara membandingkan realisasi keuangan berdasarkan anggarannya. Sedangkan kinerja nonkeuangan adalah kinerja keberhasilan yang dinilai tidak
berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan uang. Pengukuran kinerja secara tradisional,biasanya menggunakan rasio-rasio
keuangan, karena rasio atau ukuran keuangan inilah yang mudah dilakukan
pengukurannya. Namun, ternyata pengukuran dengan rasio keuangan saja sangat tidak relevan, karena perkembangan perusahaan yang semakin kompleks dan
ukuran-ukuran keuangan tidak dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaaan perusahaan Sundari, 2014. Berdasarkan penelitian Chow dan Stade,
2006:2 terdapat tiga jenis pengukuran kinerja yaitu ukuran keuangan financial measures, ukuran non keuangan nonfinancial measures dan ukuran subjektif
subjective measures. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran nonkeuangan nonfinancial measures terbukti lebih baik dibandingkan dengan
ukuran keuangan financial measures dalam membantu perusahaan mengimplementasikan strateginya.
Dalam sistem pengukuran kinerja terdapat pengukuran pemicu perubahan. Dengan mengidentifikasi ukuran hasil dan pemicu, selanjutnya
adalah mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara ukuran-ukuran tersebut. Dengan menampilkan secara eksplisit hubungan sebab akibat tersebut, suatu
perusahaan akan memahami bagaimana ukuran-ukuran nonkeuangan misalnya, kualitas produk memicu ukuran-ukuran keuangan misalnya, pendapatan
Anthony dan Govindarajan, 2009:175. Oleh karena itu, jika auditor dan pihak yang berkepentingan seperti direksi, kreditor, investor dan regulator dapat
mengidentifikasi ukuran-ukuran nonkeuangan nonfinancial measures yang berhubungan dengan ukuran keuangan financial measures, ketidakkonsistenan
pola antara keuangan dan nonkeuangan dapat digunakan untuk mendeteksi perusahaan dengan resiko kecurangan yang tinggi Brazel et al., 2009.
2.1.7 Employee Diff