16
Gambar 1.
Lingkup Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis
Sumber: Saragih 2010
3.1.2. Konsep Dayasaing
Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan sebagai kemampuan
suatu produsen untuk memproduksi suatu produk dengan biaya yang cukup rendah sehingga pada harga-harga yang terjadi di pasar internasional kegiatan
produksi tersebut menguntungkan Simanjuntak 1992. Dayasaing competitiveness sangat penting bagi keberhasilan atau
kegagalan suatu industri. Konsep dayasaing pada tingkat nasional adalah produktivitas. Menurut Porter 1990 dayasaing adalah produktivitas yang
didefinisikan sebagai output yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Kemampuan untuk menghasilkan suatu standar kehidupan yang tinggi dan meningkat bagi para
warga tergantung pada produktivitas dimana tenaga kerja dan modal suatu negara digunakan. Produktivitas adalah nilai output yang diproduksi oleh suatu unit
tenaga kerja atau modal. Produktivitas tergantung baik pada kualitas dan penampilan produk yang menentukan harga yang dapat mereka minta maupun
Subsistem Agribisnis
Hulu Subsistem
Usahatani Subsistem
Pengolahan Subsistem
Pemasaran
Industri perbenihan
Pembibitan tanaman
Industri agrokimia
Industri agrootomotif
Usaha tanaman
pangan dan hortikultura
Usaha perkebunan
Usaha peternakan
Industri makanan Industri minuman
Industri pangan Industri barang
serat alam Industri biofarma
Industri agrowisata dan
estetika Distribusi
Promosi Informasi
pasar Kebijakan
perdagangan Struktur pasar
Subsistem Jasa dan Penunjang
Perkreditan dan Asuransi Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Penyuluhan Transportasi dan Pergudangan
17 pada efisiensi dimana produk dihasilkan. Produktivitas adalah penentu utama dari
standar hidup negara yang berjangka panjang dan akar penyebab pendapatan per kapita nasional. Produktivitas sumberdaya manusia menentukan upah karyawan,
produktivitas dimana modal digunakan dan return yang diperolehnya untuk para pemegang sahamnya Cho dan Moon 2003.
Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Peningkatan dayasaing dapat
dilakukan dengan mentransformasikan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Seperti halnya pembangunan agribisnis yang dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan dayasaing, dimana suatu komoditi memiliki dayasaing jika menghasilkan keuntungan yang maksimum.
Keunggulan kompetitif competitive advantage sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dayasaing suatu aktivitas berdasarkan pada
kondisi perekonomian aktual. Secara operasional, Simatupang 1995 menyebutkan bahwa keunggulan kompetitif adalah kemampuan memasok barang
dan jasa pada waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen, baik di pasar domestik maupun pasar internasional, pada harga yang sama atau lebih rendah
dibandingkan yang ditawarkan oleh pesaing, seraya memperoleh laba paling tidak sebesar ongkos penggunaan opportunity cost sumberdaya. Kondisi ini
menyebabkan keunggulan kompetitif tidak saja ditentukan oleh keunggulan komparatif menghasilkan barang lebih murah dibandingkan dengan pesaing,
tetapi juga ditentukan oleh kemampuan untuk memasok produk dengan atribut karakter yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Menurut Porter 1990, negara-negara cenderung berhasil dalam bersaing pada industrinya disebabkan diamond nasionalnya yang saling mendukung.
Diamond tersebut mempuyai empat komponen yang saling terkait, yaitu: 1 kondisi faktor, seperti tenaga kerja terampil atau infrastruktur yang bersaing
dalam suatu industri, 2 kondisi permintaan pasar untuk barang dan jasa industri, 3 industri terkait dan industri pendukung secara internasional bersifat kompetitif
serta 4 strategi perusahaan, struktur dan persaingan Cho dan Moon 2003.
18
3.1.3. Formulasi Strategi 1 Analisis SWOT