73
6.1.5. Peran Pemerintah
Peran pemerintah dalam pengembangan agribisnis kedelai lokal di Indonesia sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya program-program serta
kebijakan-kebijakan baik secara langsung maupun secara tidak langsung berkaitan dengan agribisnis kedelai di Indonesia yang dilakukan melalui Departemen
Pertanian, Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten serta berbagai pihak lainnya. Upaya pemerintah untuk mengembangkan kedelai lokal di Indonesia dilakukan
mulai dari hulu hingga ke hilir dengan mengintegrasikan berbagai pihak dan instansi terkait agar agribisnis kedelai lokal dapat berkembang.
Upaya pemerintah untuk mendukung pengembangan kedelai lokal dilakukan dengan membuat kebijakan intensif pengembangan produksi kedelai
dengan mengacu pada Sasaran Strategis Departemen Pertanian 2010-2014, yaitu : 1 Peningkatan produksi dan swasembada berkelanjutan; 2 Ketahanan pangan
dan gizi 3 Peningkatan nilai tambah, dayasaing dan ekspor; 4 Peningkatan pendapatan petani. Intensif yang diterima petani terdiri atas dua komponen utama
yaitu subsidi sarana produksi seperti pupuk, benih, kredit, dan mekanisasi pertanian dan perlindungan harga hasil produksi berupa tarif dan jaminan harga
Sejati et al 2009. Peran pemerintah lainnya diimplementasikan dalam bentuk dijalankannya
program SLPTT Sekolah Lapang Pegelolaan Tanaman Terpadu yang dibuat pemerintah untuk mendukung pengembangan agribisnis kedelai lokal di
Indonesia. SLPTT merupakan Sekolah Lapang bagi petani dalam menerapkan teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut
spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Pada program ini
pemerintah menggulirkan berbagai bantuan untuk menunjang terlaksananya program ini. Bantuan tersebut berupa bantuan kredit seperti KUR dan KKP-E,
BLBU Bantuan Langsung Benih Unggul dan BLP Bantuan Langsung Pupuk bagi peserta program SL-PTT.
74
6.1.6. Kesempatan
Peran kesempatan merupakan faktor yang berada di luar kendali petani, pemerintah dan pengusaha namun dapat meningkatkan dayasaing global industri
nasional. Sektor pertanian kini menghadapi tantangan baru dari persoalan krisis energi global. Menjulangnya harga minyak global mendorong pencarian sumber
energi alternatif pengganti minyak bumi. Kenyataan bahwa minyak bumi sebagai sumber energi yang berasal dari fosil dan banyak digunakan oleh manusia ini,
suatu saat akan habis. Hal ini membuat tren biofuel sebagai sumber energi alternatif yang berasal dari tumbuhan, muncul ke permukaan.
Krisis energi kenaikan BBM merupakan kecenderungan jangka panjang yang tidak dapat diabaikan karena kenaikan BBM merupakan sumberdaya yang
tidak dapat diperbaharui. Manakala harga BBM naik diatas 100barel, negara maju seperti Amerika Serikat dan UE sebagai negara produsen penting komoditas
pangan dunia mengubah kebijakannya. Amerika Serikat mensubsidi besar-besaran untuk tanaman jagung sebagai bahan baku etanol. Akibatnya terjadilah peralihan
areal dari tanaman gandum dan kedelai menjadi areal tanaman jagung. Pada tahun 2008 misalnya, diperkirakan 30 persen produksi jagung di Amerika Serikat telah
beralih ke etanol, sebelumnya digunakan untuk pangan dan pakan. Padahal Amerika Serikat menyumbang sekitar 37,51 persen produksi kedelai dunia, dan
sekitar 26 persen produksi gandum dunia. Uni Eropa juga mengalihkan sejumlah pangan, terutama kanola dan kedelai untuk bahan baku biodiesel dan gandum
untuk etanol Sawit 2003. Adanya tren penggunaan biofuel sebagai sumber energi alternatif ini
merupakan faktor kesempatan karena jika sebagian besar negara produsen kedelai mengkonversi lahan kedelainya menjadi lahan untuk jagung sebagai bahan
pembuatan etanol atau menggunakan kedelai sebagai bahan untuk pembuatan biodiesel, maka produksi kedelai sebagai kebutuhan pangan akan semakin sedikit,
hal ini tentunya akan mengurangi pasokan kedelai dunia sebagai kebutuhan pangan. Berkurangnya pasokan kedelai dunia akan membuat harga kedelai dunia
meningkat. Meningkatnya harga kedelai impor akan meningkatkan harga kedelai lokal di pasar dalam negeri. Hal ini akan meningkatkan gairah petani untuk
menanam kedelai lokal karena harga kedelai tinggi di pasaran.
75
6.2. Keterkaitan Antar Komponen Utama Porter’s Diamond System
Setelah kita menganalisis sistem agribisnis kedelai lokal di Indonesia dengan menggunakan Porter’s Diamond System maka akan terlihat keterkaitan
antara komponen utama dan komponen penunjang. Keterkaitan antar komponen tersebut ada yang bersifat saling mendukung maupun tidak saling mendukung.
Keterkaitan antar komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Keterkaitan Antar Komponen Utama
No Komponen A
Komponen B Keterkaitan
Antar Komponen
Keterangan 1. Persaingan,
Struktur dan Strategi
Kondisi faktor Sumberdaya
Saling mendukung
• Hasil-hasil penelitian yang merupakan sumber
daya IPTEK mendukung strategi promosi dan publikasi yang dilakukan untuk pengembangan
kedelai lokal •
Strategi promosi seperti dibuatnya jurnal ilmiah, buletin buku, seminar, simposium yang
banyak dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan agribisnis kedelai lokal di
Indonesia.
2. Kondisi faktor
Sumberdaya Industri terkait
dan industri pendukung
Tidak saling mendukung
• Kondisi faktor sumberdaya yang belum
mampu memenuhi kebutuhan bahan baku industri
• Banyak industri terkait dan industri
pendukung menggunakan kedelai impor 3. Kondisi
Permintaan Industri terkait
dan industri pendukung
Saling mendukung
• Tingginya permintaan kedelai dalam bentuk
olahan membuat berkembangnya industri pengolahan kedelai di dalam negeri
• Adanya promosi yang dilakukan industri terkait
dan industri pendukung untuk meningkatkan permintaan produk mereka
4. Industri terkait
dan industri pendukung
Persaingan, struktur dan
strategi Tidak saling
mendukung •
Industri terkait dan industri pendukung mengimpor bahan baku dari negara lain
sehingga kedelai lokal tersaingi •
Struktur pasar oligopoli membuat industri terkait dan pendukung kesulitan karena harga
kedelai impor ditentukan oleh importir 5. Kondisi
permintaan Persaingan,
struktur dan strategi
Tidak saling mendukung
• Tingginya permintaan kedelai membuat
kedelai impor semakin deras masuk sehingga kedelai lokal tersaingi oleh kedelai impor
• Strategi yang diterapkan belum mampu
membuat konsumsi kedelai lokal meningkat, karena tingginya permintaan sebagian besar
didominasi oleh kedelai impor
6. Kondisi faktor
sumberdaya Kondisi faktor
permintaan Tidak saling
mendukung •
Kondisi faktor sumberdaya belum mampu memenuhi kebutuhan domestik
• Kondisi permintaan sebagian besar bergantung
pada kedelai impor