19 disebut sebagai blue print strategi. Blue Print Strategy ini sepenuhnya disusun
guna mendukung tercapainya tujuan visi organisasi dalam waktu yang telah
ditentukan Yoshida 2006.
Arsitektur strategik disusun dengan memperlihatkan unsur yang nantinya unsur-unsur tersebut dipadukan untuk mendapatkan sebuah peta umum strategik
yang akan diimplementasikan untuk jangka waktu yang telah dirumuskan. Beberapa unsur tersebut yaitu visi dan misi organisasi, analisis lingkungan
internal dan eksternal organisasi, mengetahui dan memahami tantangan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Analisis internal dan eksternal dalam analisis
strategik digunakan untuk memperoleh gambaran industri dimasa yang akan datang sekaligus sebagai solusi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis
yang semakin cepat.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Konsumsi kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Kedelai sebagai tanaman
pangan berkontribusi sebagai bahan baku berbagai pangan olahan yang memiliki nilai gizi yang tinggi namun juga berkontribusi pada industri pakan ternak. Hal
inilah yang membuat permintaan kedelai terus meningkat. Di lain pihak kebutuhan kedelai yang begitu besar sedangkan produksi kedelai lokal yang
belum mampu untuk mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri mengharuskan pemerintah untuk melakukan impor kedelai. Padahal besarnya impor kedelai yang
dilakukan akan mengurangi devisa yang cukup besar. Sedangkan tingginya impor kedelai murah yang mendominasi pasar kedelai di dalam negeri membuat kedelai
lokal semakin tersaingi. Karena itu dibutuhkan adanya kemandirian pangan atau swasembada kedelai untuk mengurangi volume impor kedelai.
Penjelasan di atas menggambarkan suatu kondisi yang berkaitan dengan agribisnis kedelai di Indonesia. Indonesia perlu untuk meningkatkan
dayasaingnya terhadap kedelai impor. Untuk meningkatkan dayasaing tersebut, maka diperlukan peran serta dari seluruh pelaku agribisnis dan dukungan
kebijakan pemerintah.
20 Gambaran di atas menjadi dasar penelitian ini yaitu menganalisis kondisi
sistem agribisnis saat ini, kemudian melihat dayasaingnya serta merumuskan strategi untuk pengembangan agribisnis kedelai lokal di Indonesia. Penelitian ini
dilakukan untuk pengembangan agribisnis kedelai lokal di Indonesia dengan menggunakan komponen Berlian Porter, kemudian dilanjutkan dengan
identifikasi SWOT terhadap komponen-komponen tersebut. Hasil identifikasi tersebut kemudian dirumuskan ke dalam suatu strategi pengembangan agribisnis
kedelai lokal di Indonesia dengan menggunakan matriks SWOT. Setelah diperoleh strategi tersebut maka akan disusun ke dalam Rancangan Arsitektur
Strategik. Semua hal yang telah dijelaskan sebelumnya terangkum dalam kerangka pemikiran operasional penelitian yang terdapat pada Gambar 2.
21
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Enam Komponen Berlian Porter:
1. Kondisi Faktor
Sumberdaya 2.
Kondisi Permintaan 3.
Industri Terkait dan Industri Pendukung
4. Struktur, Persaingan
dan Strategi Perusahaan
5. Peran Pemerintah
6. Peran Kesempatan •
Kedelai sebagai bahan baku utama industri pengolahan tempe dan tahu
• Tingginya permintaan kedelai dalam
negeri ● Peluang pasar kedelai di dalam
negeri
Sistem Agribisnis Kedelai Lokal di
Indonesia
Analisis SWOT Analisis Dayasaing
Agribisnis Kedelai Lokal di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis Kedelai Lokal di
Indonesia Arsitektur
Strategik ●Tingginya volume kedelai impor
●Dominansi kedelai impor di pasar domestik
● Harga kedelai impor lebih murah
22
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian