Tantangan Agribisnis Kedelai Lokal Program Pengembangan dan Peningkatan Dayasaing Agribisnis Kedelai Lokal

103 bentuk jaminan harga dan jaminan pembelian barang. Hal ini tentunya dapat meningkatkan gairah petani untuk menanam kedelai lokal dan produksi akan meningkat karena ada kepastian bagi petani dalam menjalankan usahataninya.

7.2 Rancangan Arsitektur Strategik Pengembangan dan Peningkatan

Dayasaing Agribisnis Kedelai Lokal 7.2.1. Sasaran Agribisnis Kedelai Lokal di Indonesia Upaya pemerintah untuk mendukung pengembangan kedelai lokal dilakukan dengan membuat kebijakan intensif pengembangan produksi kedelai dengan mengacu pada Sasaran Strategis Departemen Pertanian 2010-2014, yaitu : 1 Peningkatan produksi dan swasembada berkelanjutan 2 Ketahanan pangan dan gizi 3 Peningkatan nilai tambah, dayasaing dan ekspor 4 Peningkatan pendapatan petani Tercapainya swasembada kedelai di Indonesia bukanlah suatu hal yang mudah dicapai. Untuk itu dibutuhkan berbagai langkah untuk mewujudkan swasembada kedelai pada tahun 2014.

7.2.2. Tantangan Agribisnis Kedelai Lokal

Berdasarkan atas sasaran yang ingin dicapai oleh agribisnis kedelai lokal di Indonesia yaitu tercapainya swasembada kedelai pada tahun 2014. agribisnis kedelai lokal menghadapi beberapa tantangan diantaranya antara lain: 1 Lahan pengusahaan kedelai lokal yang semakin sempit karena kurangnya minat petani untuk menanam kedelai lokal. 2 Tingginya volume impor kedelai 3 Kurangnya permodalan petani 4 Produksi kedelai lokal masih rendah

7.2.3. Program Pengembangan dan Peningkatan Dayasaing Agribisnis Kedelai Lokal

Program-program yang telah disusun untuk meningkatkan dayasaing agribisnis kedelai lokal di Indonesia merupakan bentuk nyata dari strategi yang telah dirumuskan berdasarkan hasil analisis SWOT. Program tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. 104 Tabel 13. Program Pengembangan dan Peningkatan Dayasaing Agribisnis Kedelai Lokal di Indonesia Strategi Program Penanggung Jawab Peningkatan produksi kedelai lokal • Perluasan areal tanam kedelai lokal baik pada pada lahan bukaan baru atau melalui pengkapuran pada lahan kering • Peningkatan indeks pertanaman melalui sistem tumpang sari • Peningkatan produktivitas Petani, Balitbang Pertanian, Dinas Pertanian Daerah Pengembangan industri pengolahan berbasis kedelai lokal • Sosialisasi penggunaan kedelai lokal untuk industri pengolahan kedelai Pemerintah, KOPTI, kelompok tani, petani Penguatan kelembagaan • Membina kerjasama yang kuat dan integrasi antar lembaga terkait • Optimalisasi setiap program yang ada di masing-masinglembaga terkait Deptan, Badan Litbang Pertanian, Dinas Pertanian Daerah, KOPTI, Petani Membentuk kerjasama dengan lembaga permodalan non bank • Mengarahkan peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah LKMS untuk membantu permodalan petani kedelai lokal Pemerintah, Stakeholder Mengatur ketersediaan benih dan pupuk pada sentra produksi kedelai • Perluasan lahan pada balai benih untuk perbanyakan benih kedelai lokal serta pupuk • Pembentukan kerjasama dengan para penangkar benih Pemerintah, Balai benih, Swasta Meningkatkan peran kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis kedelai lokal di Indonesia • Pemberdayaan petani kedelai lokal melalui kelompok tani Petani Melakukan Sosialisasi dan promosi Agribisnis kedelai lokal • Melakukan promosi dan sosialisasi agribisnis kedelai lokal secara rutin kepada masyarakat luas baik melalui kegiatan langsung maupun hasil kegiatan melalui berbagai media Pemerintah, stakeholder, Perguruan tinggi Melakukan pembinaan dan pendampingan bagi petani • Melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani mulai dari penggunaan benih, pengolahan hingga pasca panen Dinas pertanian daerah, PPL Pembatasan impor • Pemberlakuan kuota impor • Pengembangan kemitraan dengan pihak swasta Pemerintah, Perusahaan pengolahan kedelai Membentuk Lembaga stabilitas harga kedelai • Peningkatan peran KOPTI sebagai lembaga penyalur kedelai dan penjaga stabilitas harga kedelai Pemerintah 105

7.2.4. Tahapan Arsitektur Strategik