Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Semarang Jurusan Seni Musik, Universitas Negeri Jakarta Jurusan Seni Musik, dan juga di Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Peluang kerja dari lulusan SMM Percik adalah menjadi pemain musik orkestra baik klasik maupun pop, menjadi Arrangerkomposer, menjadi
pengajarpelatih musik, dan dapat juga menjadi pemimpin korps musik angkatan.
Siswa-siswa SMM Percik pun dapat menjadi pengajar musik sebelum mereka lulus bagi yang memang dianggap telah memiliki keahlian yang cukup
baik. Siswa tersebut dapat mengajar di Pendidikan Musik Perguruan Cikini yang
merupakan lembaga informal yang dimiliki perguruan cikini. 4.6. Prestasi
Sebagai sekolah musik satu-satunya di Jakarta, SMM Percik harus bisa menunjukkan dirinya sebagai sekolah yang benar-benar mengembangkan musik
yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menunjukkannya dalam berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat mengangkat nama sekolah
SMM Percik adalah dengan mengikuti kegiatan perlombaan. Meskipun SMM Percik mengkhususkan dirinya sebagai sekolah musik yang beraliran klasik,
namun tidak membatasi kemampuan siswa dari SMM Percik untuk mengikuti dan mempelajari lomba-lomba diluar klasik. Hal ini dikarenakan klasik merupakan
dasar dalam bermain musik jenis lainnya. Berikut adalah beberapa prestasi yang berhasil diraih oleh SMM Percik.
a. Juara I Lomba Band Tingkat Nasional tahun 2007 b. Finalis Lomba Band Tingkat Nasional tahun 2008
c. Finalis Lomba Pembuatan Lagu dan Fotografi Yayasan Se-Jiwa 2008 d. Best of Manajemen waktu dalam Ancol Art Performance 2008
e. Juara I dan Juara II Best of Band JakStuff Jakarta Student Fun Festival Band Competition Performance 2009
f. Juara I Best of Band Gonzaga Festival Performance 2009
4.7. Kegiatan Pemasaran SMM Percik
SMM Percik rutin menyelenggarakan konser tahunan yang dinamakan Cikini klasika. Acara ini diikuti oleh siswa-siswa SMM Percik yang dianggap
telah layak untuk tampil dan juga bekerja sama dengan sekolah musik percik
lembaga non formal musik dari perguruan cikini.
Kegiatan besar ini merupakan suatu bentuk penghargaan atas siswa-siswa yang dianggap berprestasi dalam bidang musik yang dikuasainya. Kegiatan konser
inipun bekerjasama dengan pihak-pihak luar sebagai pengisi acara untuk lebih
mendorong minat dari masyarakat agar menyaksikan acara ini.
Selain melalui konser yang diadakan rutin, SMM percik juga melakukan promosi melalui media seperti internet, brosur, dan juga iklan di media. Hal ini
untuk lebih memperkenalkan SMM Percik di masyarakat agar SMM Percik lebih dikenal dan semakin diminati oleh anak yang memiliki minat terhadap musik dan
ingin lebih mengembangkan bakatnya.
Kegiatan pemasaran SMM Percik ada juga yang dilakukan secara langsung. Yakni dengan mendatangi sekolah SLTP dan memberikan gambaran
mengenai SMM Percik. Kegiatan ini dapat benar-benar memberikan informasi secara baik kepada calon lulusan SLTP sehingga dapat menimbulkan ketertarikan
dari calon lulusan tersebut. Untuk saat ini, yang paling memberikan sumbangsih besar dalam kegiatan
pemasaran SMM Percik adalah informasi dari mulut ke mulut. Informasi mengenai SMM Percik berasal dari lulusan, teman-teman, maupun saudara dari
calon lulusan SLTP tersebut.
4.8. Struktur Organisasi SMM Percik
Gambar 4. Struktur organisasi SMM Percik Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa struktur organisasi dari SMM
Percik dipimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah secara langsung membawahi dua wakilnya, yakni wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Kemudian bagan alirnya mengarah ke bagian kepala TU yang membawahi kasub-kasub. Jenjang terakhir dalam diagram
ini adalah guru.
4.9.Karakteristik Responden 1.
Jenis Kelamin
Berdasarkan dari hasil sensus terhadap 55 siswa SMM Percik yang merupakan total dari seluruh anak kelas XI dan XII, jumlah terbanyak
adalah siswa laki-laki. Siswa laki-laki secara persentase memiliki nilai sebesar 60 dan siswa perempuan sebesar 40.
Kepala Sekolah SMM ―Cikini‖ Heri Purwanto, Amd.Mu, SE
Waka. Sekolah Bidang Kesiswaan
Waka. Sekolah Bidang Kurikulum
KASUB
Guru KASUB
Kepala TU
Gambar 5. Perbandingan karakteristik jenis kelamin
2. Kelas
Berdasarkan data yang ada, terlihat bahwa jumlah siswa kelas XI lebih banyak dibandingkan siswa kelas XII. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan minat setiap tahunnya terhadap SMM Percik. Berdasarkan persentase terhadap 55 siswa, siswa kelas XI ada ada sebanyak 55 dan
siswa kelas XII ada sebanyak 45.
Gambar 6. Perbandingan karakteristik kelas
3. Mayor
Mayor di SMM Percik beragam dan tergantung dari minat dan kemampuan dari siswa SMM Percik. Dari 55 responden terlihat
keberagaman minat dan kemampuan meskipun ada mayor yang terlihat paling diminati dibandingkan mayor yang lainnya. Mayor yang paling
diminati adalah piano dengan jumlah peminat sebanyak 29. Urutan kedua adalah mayor Gitar dengan 16, lalu vokal dengan peminat 15.
Ditempat berikutnya adalah mayor Biola dan Perkusi dengan jumlah peminat yang sama yakni 9 . Mayor Flute, Viola, Saxophone, Clarinet
60 40
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
55 45
Kelas
XI XII
masing-masing diminati oleh 4 siswa. Dan mayor yang paling sedikit diminati dari keseluruhan responden adalah Contra Bass, Cello, Oboe,
Trumpet, dan Trombone. Mayor-mayor tersebut diminati oleh 2 siswa pada setiap mayornya.
Gambar 7. Perbandingan karakteristik mayor
4. Usia
Usia siswa di SMM Percik pada kelas XI dan XII ada pada rentang usia 15 hingga 18 tahun. Persentase terbanyak pada rentang usia 16 tahun yakni
43, kemudian 17 tahun dengan persentase 40. Siswa umur 18 tahun sebanyak 13 dan sisanya sebanyak 4 berusia 15 tahun.
Gambar 8. Perbandingan karakteristik usia
5 10
15 20
25 30
P ian
o B
io la
F lute
V io
la C
o ntr
a … V
o ka
l C
el lo
P er
k us
i G
ita r
O bo
e
S ax
o pho
ne C
lar ine
t T
rum pet
T ro
m bo
ne 29
9 4 4
2 15
2 9
16
2 4 4
2 2
Mayor
4
43 40
13
Usia
15 tahun 16 tahun
17 tahun 18 tahun
5. Agama
Musik klasik biasanya diidentikkan dengan agama tertentu. Namun, dari data yang ada terlihat bahwa hal tersebut tidaklah benar karena jumlah
siswanya cenderung cukup tersebar merata. Jumlah terbesar adalah siswa yang beragama Kristen, yakni dengan persentase 44. Kemudian siswa
yang beragama Islam sebanyak 36, lalu Katolik 18, dan sisanya beragama Budha sebesar 2.
Gambar 9. Perbandingan karakteristik agama
6. Daerah Asal
Siswa yang berasal dari Jakarta Timur dengan persentase 35 merupakan persentase terbesar dibandingkan dengan daerah lainnya dan cukup jauh
jumlahnya dengan siswa-siswa dari daerah lain. Siswa dari Jakarta Selatan dan Bekasi masing-masing dengan persentase 11, dari Depok 9, dari
Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat masing-masing 7. Kemudian siswa dari daerah Tangerang 5, Bogor dengan 4, dan yang
paling sedikit berasal dari daerah yang cukup jauh yakni dari Jogjakarta dan Batam dengan 2. Jika dilihat dari posisi SMM Percik yang
seharusnya ada di Jakarta Pusat, tapi ternyata jumlah siswa yang benar- benar dari daerah tersebut tidak menjadi yang mayoritas. Terlihat bahwa
SMM Percik meskipun baru berdiri pada tahun 2005 namun sudah cukup dikenal di masyarakat.
36 44
18 2
Agama
Islam Kristen
Katolik Budha
Gambar 10. Perbandingan karakteristik daerah asal
7. Latar Belakang Musik
Siswa-siswa SMM Percik lebih didominasi oleh yang sebelumnya belum memiliki latar belakang musik. Siswa yang belum kursus sebelum masuk
SMM Percik memiliki persentase sebesar 56, dan yang pernah kursus musik sebelumnya ada 44. Kebanyakan yang belum pernah kursus
musik belajar secara otodidak.
Gambar 11. Perbandingan karakteristik latar belakang musik
5 10
15 20
25 30
35
7 35
7 11
7 11
9 4
2 5
2
Daerah Asal
44 56
Latar Belakang Musik
Ada Tidak ada
8. Penghasilan Orang Tua
Penghasilan orang tua dari siswa SMM Percik paling banyak ada di kisaran Rp 3.000.001
– 5.000.000,- dengan persentase sebesar 31. Penghasilan sebesar Rp 2.000.001
– 3.000.000,- ada di posisi kedua dengan persentase sebesar 25. Kemudian ditempat berikutnya adalah
siswa dengan penghasilan orang tua sebesar Rp5.000.001 – 10.000.000,-
dengan persentase sebesar 20. Persentase sebesar 13 adalah siswa yang memiliki orang tua berpenghasilan paling tinggi yaitu di atas Rp
10.000.000,-. Paling kecil ditempati oleh siswa yang orang tuanya berpenghasilan di bawah Rp 2.000.000,- dengan persentase sebesar 11.
Hal ini memperlihatkan bahwa secara umum siswa SMM Percik ada dikalangan yang bisa dibilang menengah ke atas.
Gambar 12. Perbandingan penghasilan orang tua
9. Pengeluaran perbulan
Pengeluaran perbulan siswa SMM Percik paling banyak ada di kisaran III dengan persentase sebesar 31. Kemudian sebanyak 22 ada di kisaran I.
Di tempat ketiga adalah siswa dengan pengeluaran di kisaran V dengan persentase 18. Kemudian siswa dengan pengeluaran di kisaran II ada di
tempat keempat dengan persentase 16. Di tempat terakhir adalah siswa dengan pengeluaran perbulan di kisaran IV dengan persentase 13.
11
25
31 20
13
Penghasilan Orang Tua
2.000.000 2.000.001 - 3.000.000
3.000.001 - 5.000.000 5.000.001 - 10.000.000
10.000.000
Gambar 13. Perbandingan karakteristik pengeluaran perbulan
10. Sumber Dana
Berdasarkan hasil kuesioner, terlihat bahwa sumber dana yang membiayai sekolah siswa SMM Percik berasal dari orang tua. Sebanyak 94
menyatakan bahwa sumber dana mereka berasal dari pihak orang tua. Sebesar 4 saja yang dibiayai oleh saudarakeluarga mereka. Dan ada
siswa juga yang membiayai sekolahnya sendiri, yakni dengan persentase sebesar 2.
Gambar 14. Perbandingan karakteristik sumber dana
11. Asal Informasi
Berdasarkan hasil kuesioner, terlihat bahwa mayoritas siswa SMM Percik mengetahui mengenai sekolah ini dari TemanKeluarga dengan persentase
sebesar 62, kemudian sebanyak 16 mengetahui dari brosur. Sebanyak
22
16 31
13 18
Pengeluaran perbulan
500.000 I 500.001 - 700.000 II
700.001 - 1.000.000 III 1.000.001 - 2.000.000 IV
2.000.000 V
94 4 2
Sumber Dana
Orang Tua Saudarakeluarga
Sendiri
9 masing-masing mengetahui SMM Percik dari InternetElektronik dan dari informasi lainnya seperti Promosi langsung ke sekolah-sekolah.
Paling sedikit persentasenya adalah sebesar 4 mengetahui SMM Percik dari konser yang dilakukan oleh Perguruan Cikini.
Gambar 15. Perbandingan karakteristik asal informasi
12. Hobi
Berdasarkan hasil kuesioner, mayoritas siswa SMM Percik memiliki hobi musik. Dari 55 siswa, sebanyak 64 siswa SMM percik memang hobi
musik. Hal ini dapat berarti bahwa yang melatarbelakangi siswa tersebut untuk memilih bersekolah di SMM Percik karena dapat mengembangkan
dan memaksimalkan hobi yang dimiliki. Namun, ternyata tidak semuanya menjadikan musik sebagai hobi utamanya, ada 14 siswa yang memiliki
hobi Olahraga, 11 siswa memiliki hobi membaca, dan II siswa lagi memiliki hobi selain dari hobi-hobi yang telah disebutkan di atas.
Gambar 16. Perbandingan karakteristik hobi
9 16
62 4
9
Asal Informasi
InternetElektronik Brosur
TemanKeluarga Konser Percik
Pihak Lainnya
64 11
14 11
Hobi
Musik Membaca
Olahraga Lainnya
13. Pola Belajar
Setiap siswa berhak memilih lebih dari satu pola belajar yang telah mereka lakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data yang
diperoleh, terlihat bahwa sebanyak 53 belajar mengikuti instruksi pengajar, kemudian sebanyak 45 belajar sendiri, sebanyak 25 belajar
dengan teman, dan sebanyak 9 belajar dengan mengikuti kursus. Sebanyak 7 memiliki pola belajar lainnya.
Gambar 17. Perbandingan pola belajar
14. Waktu Belajar Tambahan
Dari data yang diperoleh, siswa SMM Percik jarang menambahkan waktu belajar mereka selain dari apa yang didapatkan di sekolah. Siswa yang
jarang melakukan hal bersebut memiliki persentase sebesar 49, kemudian yang melakukan secara insidental yakni pada situasi-situasi
tertentu ada sebanyak 26. Siswa yang belajar secara rutin sebanyak 18, dan yang tidak pernah belajar selain apa yang didapatkan di sekolah
sebanyak 7.
10 20
30 40
50 60
mengikuti instruksi
pengajar belajar
sendiri belajar
dengan teman
mengikuti kursus
lainnya 53
45 25
9 7
Pola Belajar
Gambar 18. Perbandingan waktu belajar tambahan
15. Nilai
Berdasarkan data nilai rata-rata pelajaran musik siswa SMM percik yang terdiri atas mata ajaran teori musik, solfegio, instrumen mayor, instrumen
minor, kooransambelorkes, dan musik tradisi diperoleh gambaran nilai seperti pada lampiran 4, dari data tersebut yang memperoleh huruf baku
dengan jumlah terbanyak yakni dengan huruf baku B, ada sebanyak 60. Kemudian sebanyak 24 memperoleh huruf mutu C. Siswa yang memiliki
huruf mutu dengan nilai paling baik, yakni dengan huruf mutu A sebanyak 11. Terkahir adalah siswa dengan huruf mutu D dengan persentase
sebesar 5. Nilai tersebut merupakan nilai rata-rata dari nilai siswa selama satu tahun sebelumnya.
Gambar 19. Perbandingan karakteristik nilai
18
26 49
7
Waktu Belajar Tambahan
Rutin Insidental
Jarang Tidak Pernah
11
60 24
5
Nilai
A B
C D
4.10. Hubungan Antara Karakteristik Pelanggan