Sekolah Menengah Kejuruan SMK Pelanggan

2. Peningkatan akhlak mulia; 3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; 4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan; 5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 6. Tuntutan dunia kerja; 7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sen; 8. Agama; 9. Dinamika perkembangan global; dan 10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 1. Pendidikan agama; 2. Pendidikan kewarganegaraan; 3. Bahasa; 4. Matematika; 5. Ilmu pengetahuan alam; 6. Ilmu pengetahuan sosial; 7. Seni dan budaya; 8. Pendidikan jasmani dan olahraga; 9. Keterampilankejuruan; dan 10. Muatan lokal Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama KabupatenKota untuk pendidikan dasar, dan propinsi untuk pendidikan menengah.

2.4. Sekolah Menengah Kejuruan SMK

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama setara SMP MTs. Menurut Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional, jumlah SMK saat ini ada 8402 yang terbagi atas 2219 SMK Negeri dan 6183 SMK Swasta. Menurut kelompok keahlian, SMK diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu Pekerjaan Sosial, Teknologi dan Industri, Pariwisata, Peternakan, Seni dan Kerajinan, Perikanan, Pertanian, Kesehatan, Farmasi, Implementatif 2004, Implementatif 2008, dan yang terakhir adalah Bisnis dan Manajemen. Pengklasifikasian tidak hanya terbatas pada kelompok keahlian tetapi setiap kelompok keahlian terbagi dalam bidang keahlian dan pada akhirnya baru terbagi dalam program keahlian yang berbeda-beda. Dari hal ini jelas terlihat bahwa memang ada banyak sekali program-program khusus yang bisa diperdalam oleh para siswa sesuai minat dan kemampuannya.

2.5. Pelanggan

Menurut Yamit 2004, pelanggan dan konsumen memang sangat sulit dibedakan. Namun terdapat perbedaan nyata dalam frekuensi penggunaan suatu produk atau jasa. Konsumen mempergunakan jasa atau produknya hanya untuk memenuhi kebutuhan sesaat, sedangkan pelanggan merupakan konsumen yang melakukan pembelian ulang atas produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Untuk mendeskripsikan pelanggan, Feldwick dalam Gerhard 2005 menjelaskan bahwa ada beberapa tingkatan pelanggan, yaitu : 1. Pelanggan loyal entrenched, yaitu konsumen yang tidak pindah ke produk lain. 2. Pelanggan normal average, yaitu pelanggan yang mempunyai loyalitas cukup tinggi, tetapi masih ada kemungkinan untuk pindah ke produk lain. 3. Pelanggan setengah loyal shallow, yaitu pelanggan yang setengah loyal, setengahnya lagi mempunyai sifat switcher. 4. Pelanggan tidak loyal convertible, yaitu pelanggan yang selalu berpindah ke produk lain. Nainggolan dalam Gerhard 2005 membedakan pelanggan dari jenisnya, yaitu : 1. Pelanggan Internal, yaitu : orang yang melakukan proses selanjutnya dari suatu pekerjaan “next process”. Pelanggan internal merupakan seluruh karyawan dari suatu industri. 2. Pelanggan Eksternal, yaitu : orang di luar industri yang menerima suatu produk akhir end user. Pelanggan eksternal setiap industri jelas adalah masyarakat umum yang menerima produk industri tersebut.

2.6. Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen