xli
xli komoditi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga
jumlah produksinya juga yang terbesar. Walaupun nilai kontribusinya terbesar, namun laju pertumbuhan untuk komoditi padi bukanlah yang
terbesar. Laju pertumbuhan komoditi padi berada pada urutan kedua setelah komoditi jagung. Laju pertumbuhan komoditi jagung yaitu sebesar
19,3017. Permintaan akan komoditi jagung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini terkait dengan fungsinya yang bisa
dijadikan sebagai pakan ternak, khususnya untuk ternak sapi. Kabupaten Boyolali terkenal dengan ternak sapinya. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan pakan bagi ternak yang ada, maka para peternak menggunakan tanaman jagung sebagai penunjang kebutuhan akan pakan ternak tersebut.
Jenis komoditi bahan pangan lain yang termasuk dalam klasifikasi komoditi prima berasal dari jenis buah-buahan, yaitu pisang. Nilai
pertumbuhan komoditi pisang sebesar 11,3503 dengan nilai kontribusi sebesar 4,55098. Komoditi pisang merupakan tanaman yang mudah
tumbuh. Dimanapun tanaman ini ditanam dan walaupun tanpa perawatan khusus maka tanaman ini akan tetap bisa berproduksi. Biasanya komoditi
ini banyak ditanam di pekarangan rumah. Jadi wajar saja jika petani di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali menanam tanaman ini.
Harga dari buah pisang memang tergolong murah, namun konsumen tetap bisa memperoleh nilai gizi yang hampir sama dibanding buah lain yang
memiliki harga lebih tinggi. Alasan-alasan inilah yang menyebabkan permintaan akan buah pisang dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Oleh karena itu, komoditi pisang termasuk dalam klasifikasi komoditi prima.
2. Komoditi Berkembang
Komoditi berkembang adalah komoditi yang mempunyai laju pertumbuhan yang cepat tapi kontribusi yang diberikan kecil. Komoditi
tanaman bahan pangan di Kabupaten Boyolali yang termasuk dalam klasifikasi komoditi berkembang ada 24 macam, yaitu komoditi mangga,
wortel, kobis, cabe, bawang merah, kedelai, durian, rambutan, pepaya,
xlii
xlii sawi, buncis, tomat, labu siam, mentimun, sawo, kentang, jambu biji,
bayam, terung, jambu air, duku, jeruk siam, jeruk besar, dan nanas. Komoditi-komoditi ini termasuk dalam komoditi berkembang karena
mempunyai pertumbuhan komoditi cepat tapi di sisi lain kontribusinya kecil. Pertumbuhan dari ke 24 komoditi tersebut dikatakan cepat karena
laju pertumbuhan dari komoditi-komoditi ini lebih besar dibanding laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Boyolali. Dan dikatakan mempunyai
kontribusi yang kecil karena kontribusi dari setiap komoditi lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kabupaten Boyolali. Sebagai
komoditi berkembang, maka komoditi-komoditi tersebut bisa dikatakan mampu bersaing dengan komoditi yang lain karena didukung oleh
pertumbuhannya yang cepat. Macam dan jumlah dari komoditi berkembang lebih bervariasi
dibanding komoditi prima karena jenis klasifikasi ini berasal dari komoditi jenis palawija, berbagai jenis komoditi sayur-sayuran, dan berbagai jenis
komoditi buah-buahan. Dari jenis komoditi palawija, yang termasuk klasifikasi komoditi berkembang adalah komoditi kedelai. Komoditi ini
memiliki nilai kontribusi sebesar 0,71675 dan nilai pertumbuhan sebesar 17,6062. Jelas saja jika komoditi kedelai termasuk dalam komoditi
berkembang karena komoditi ini memiliki nilai pertumbuhan yang lebih besar dari nilai pertumbuhan PDRB 4,1145, namun nilai kontribusinya
lebih kecil dari nilai kontribusi PDRB 2,38597. Jenis sayur-sayuran yang termasuk dalam komoditi berkembang ada
12 komoditi, yaitu komoditi wortel, kobis, cabe, bawang merah, sawi, buncis, tomat, labu siam, mentimun, kentang, bayam, dan terung. Dari 12
komoditi tersebut, komoditi yang mempunyai nilai pertumbuhan terbesar adalah komoditi kentang. Nilai pertumbuhan komoditi ini yaitu sebesar
595,9899. Walaupun nilai pertumbuhannya paling besar, namun kontribusinya dibanding kontribusi PDRB bukan yang terbesar. Nilai
kontribusi yang terbesar berasal dari komoditi wortel. Nilai kontribusinya yaitu sebesar 1,56901. Hal ini dipengaruhi oleh nilai produksi dari
xliii
xliii komoditi ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama
pada tahun terakhir nilai produksi komoditi wortel mengalami peningkatan yang relatif banyak dibanding peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya.
Akan tetapi nilai kontribusi komoditi wortel tersebut ternyata masih berada di bawah nilai kontribusi PDRB 2,38597. Sedangkan untuk
nilai pertumbuhan dari masing-masing komoditi sudah melebihi dari nilai pertumbuhan PDRB Kabupaten Boyolali 4,1145.
Jenis komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi berkembang adalah komoditi mangga, durian, rambutan, pepaya, sawo,
jambu biji, jambu air, duku, jeruk siam, jeruk besar, dan nanas. Dari 11 macam komoditi tersebut, komoditi yang mempunyai nilai pertumbuhan
tertinggi adalah komoditi jeruk siam, dengan nilai pertumbuhan yaitu sebesar 980,6212. Nilai pertumbuhan jeruk siam merupakan yang
tertinggi karena permintaan akan komoditi ini cenderung mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2007 permintaan untuk jeruk siam
mengalami peningkatan yang relatif signifikan. Dengan adanya peningkatan permintaan tersebut, tentunya berpengaruh pada nilai
produksinya yang juga mengalami peningkatan. Sedangkan komoditi yang memiliki nilai kontribusi terbesar adalah komoditi mangga, dengan nilai
kontribusi sebesar 2,10348. Masyarakat di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali membudidayakan komoditi mangga dan hasil
produksinya bisa dikatakan relatif besar. Oleh karena itu, wajar saja jika nilai kontribusi dari komoditi mangga merupakan nilai kontribusi yang
tertinggi untuk jenis buah-buahan.
3. Komoditi Terbelakang