xxiii
xxiii juga bisa dijual kepada orang-orang yang masih membutuhkan. Walaupun
saat ini pemerintah sudah mencanangkan penggunan kompor gas ketika memasak, tapi karena harga gas masih belum terjangkau untuk beberapa
orang maka mereka tetap menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak.
Hasil produksi dari sub sektor perkebunan antara lain adalah kayu sengon, jati, mahoni, dan akasia. Kayu-kayu tersebut biasanya digunakan
untuk membuat berbagai jenis furniture seperti meja, kursi, almari, pintu, dan berbagai macam bentuk kerajinan Berdasarkan Lampiran 16 dapat
diketahui bahwa dari berbagai jenis kayu tadi yang paling sedikit diproduksi oleh Kabupaten Boyolali pada tahun 2007 adalah jenis kayu
akasia. Sedangkan untuk jumlah produksi yang paling banyak pada tahun 2007 adalah jenis kayu sengon. Hal ini disebabkan karena harga kayu
sengon paling rendah jika dibandingkan dengan jenis kayu lainnya sehingga permintaan dari kayu jenis ini lebih banyak. Untuk jenis kayu
yang mempunyai harga paling tinggi adalah jenis kayu jati karena kualitas dari jenis kayu ini paling bagus daripada jenis kayu yang lainnya.
5. Sub Sektor Perikanan
Sub sektor perikanan yang di Kabupaten Boyolali merupakan kegiatan usaha perikanan darat. Perikanan darat ini terdiri dari usaha
budidaya dan perairan umum. Usaha budidaya dapat dilakukan di sawah dan kolam, sedangkan untuk perairan umum dapat dilakukan di waduk.
Walaupun pada tahun 2004 dan 2005 sumbangan sub sektor perikanan terhadap PDRB sektor pertanian relatif kecil namun sub sektor ini tetap
dibutuhkan oleh banyak masyarakat karena ikan mengandung banyak protein hewani yang diperlukan tubuh.
Berdasarkan Lampiran 17 dapat diketahui bahwa usaha budidaya ikan di sungai yang berada di Kabupaten Boyolali, hasil produksinya
selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun bahkan pada tahun 2007 luas lahan yang digunakan untuk budidaya juga mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan karena adanya penurunan kualitas air akibat adanya
xxiv
xxiv pencemaran dari penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia yang
dipergunakan petani sudah berlebihan. Produksi ikan di Kabupaten Boyolali yang diusahakan di waduk
berasal dari tiga waduk, yaitu Waduk Cengklik, Waduk Kedung Ombo dan Waduk Bade. Contoh ikan yang dibudidayakan ini adalah ikan nila,
karper, gabus dan lele. Bahkan di Kecamatan Sawit telah diresmikan Wisata Kampung Lele. Diharapkan dalam jangka panjang budidaya ikan
lele ini bisa membuka lapangan kerja baru terutama bagi masyarakat di Kabupaten Boyolali. Ikan-ikan hasil tangkapan para petani ikan di
Kabupaten Boyolali ini selain didistribusikan di pasar lokal, juga dikirim ke beberapa daerah lain, seperti ke Yogyakarta.
xxv
xxv
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Pangan Kabupaten Boyolali
Setiap daerah memiliki karakteristik perekonomian yang berbeda-beda, termasuk karaktesitik untuk komoditi tanaman bahan pangan. Karakteristik
komoditi ini tergantung dari potensi setiap daerah. Kabupaten Boyolali mempunyai beragam potensi yang perlu dikembangkan, baik ditinjau dari segi
sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Boyolali agar lebih cermat dalam memberdayakan
potensi tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah. Jika pendapatan daerah meningkat maka kondisi perekonomian di Kabupaten
Boyolali bisa menjadi lebih baik atau setidaknya stabil. Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian maka akan dapat memperlancar jalannya
pembangunan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Boyolali perlu mengenali dan mengembangkan apa yang menjadi potensi wilayahnya.
Sehingga strategi pembangunan daerah yang akan diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali dapat sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki.
Kondisi komoditi tanaman bahan pangan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat melalui beberapa variabel. Berdasarkan Pendekatan Tipologi Klassen,
kondisi tersebut dapat dilihat melalui laju pertumbuhan dan kontribusi setiap komoditi. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai 2 variabel tersebut.
1. Laju pertumbuhan komoditi tanaman bahan pangan di Kabupaten
Boyolali
Laju pertumbuhan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan dari suatu pembangunan yang
sedang berjalan. Dalam laju pertumbuhan akan ditemukan 2 nilai, yaitu