xix
xix Komoditi kobis banyak diproduksi di Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo,
dan Musuk. Untuk jumlah produksi komoditi pisang dan pepaya dari tahun
2004 hingga tahun 2007 cenderung mengalami peningkatan. Jumlah produksi komoditi pisang paling banyak terjadi pada tahun 2006 dan
jumlah produksi yang paling kecil terjadi pada tahun 2004. Seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali menanam komoditi pisang
karena komoditi ini mudah ditanam dan perawatannya tidak sulit. Untuk komoditi pepaya, pada tahun 2007 mempunyai jumlah produksi yang
paling besar dan pada tahun 2005 jumlah produksinya merupakan jumlah produksi yang paling sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun yang
lain. Komoditi ini banyak dikembangkan di Kecamatan Ampel, Boyolali, Mojosongo, dan Teras. Di antara empat kecamatan tersebut Kecamatan
Mojosongo merupakan kecamatan yang paling banyak memproduksi buah pepaya dan karena alasan ini pula dibuatlah suatu sentra pasar yang
menjual buah pepaya. Pada tahun 2004, berdasarkan luas panennya, komoditi pepaya di Kabupaten Boyolali mempunyai produksi terbesar di
Propinsi Jawa Tengah.
2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Sub sektor perkebunan terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Produksi tanaman perkebunan merupakan salah satu
sumber devisa bagi sektor pertanian. Contoh komoditi dari sub sektor perkebunan adalah kelapa dan tembakau. Salah satu pemanfaatan dari
komoditi kelapa adalah untuk memasak, contohnya dalam bentuk tepung, santan, dan kelapa parut. Untuk komoditi tembakau digunakan sebagai
bahan baku industri rokok. Komoditi tembakau merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Boyolali. Komoditi tembakau ini ada dua
jenis yaitu jenis asepan dan rajang. Pada tahun 2004, Kabupaten Boyolali mempunyai lahan tembakau asepan terbesar di Propinsi Jawa Tengah.
Sementara itu, untuk lahan tembakau rajang, Kabupaten Boyolali berada diurutan ke-lima di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Lampiran 14 dapat
xx
xx diketahui bahwa luas lahan dan jumlah produksi untuk komoditi kelapa
dan tembakau yang ada di Kabupaten Boyolali pada tahun 2004 hingga 2007 tidak konsisten. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perdagangan bebas
dimana produk-produk hasil perkebunan ini harus mampu bersaing dengan produk luar negeri baik dari segi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan
harga. Komoditi lain yang termasuk dalam sub sektor perkebunan adalah
komoditi kencur dan jahe. Kabupaten Boyolali merupakan sentra produksi bagi Pripinsi Jawa Tengah untuk komoditi kencur dan jahe. Wilayah
pembudidayaan komoditi kencur berada di Kecamatan Mojosongo, Ampel, Teras, Sawit, Musuk. Dan komoditi jahe banyak dibudidayakan di
Kecamatan Karanggede, Klego, Kemusu. Kedua komoditi tersebut merupakan komoditi yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh ibu-
ibu rumah tangga untuk memasak dan bahan baku industri jamu tradisional. Tapi besarnya penggunaan dari komoditi ini tidak dapat
diprediksi sehingga jumlah permintaannya tidak dapat ditentukan. Dan oleh karena itu jumlah produksinya pun berfluktuatif. Untuk komoditi
kencur, jumlah produksi yang paling banyak yaitu pada tahun 2005 dan yang paling sedikit yaitu pada tahun 2006. Untuk komoditi jahe, jumlah
produksi paling besar pada tahun 2004 dan yang paling kecil pada tahun 2006.
Luas lahan dan jumlah produksi untuk komoditi kapuk randu selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena
permintaan untuk komoditi ini semakin berkurang. Komoditi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi bantal, guling, dan kasur. Namun
sejalan dengan perkembangan jaman, orang-orang sudah meninggalkan kapuk randu sebagai bahan pengisi bantal, guling, dan kasur dan beralih
menggunakan pengisi berbahan busa atau per spring bed untuk alas tidur mereka. Untuk komoditi kenanga, luas lahannya selalu mengalami
penurunan namun jumlah produksinya berfluktuatif. Jumlah produksi terbesar pada tahun 2004 dan yang terkecil pada tahun 2007. Komoditi
xxi
xxi kenanga ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri
atau lebih dikenal sebagai minyak aromatic. Minyak atsiri ini telah menembus pasar Singapura, Prancis, Belanda, dan Amerika Serikat.
Namun pada tahun 2007 jumlah produksinya mengalami penurunan karena kurang tersedianya bahan baku bunga kenanga.
3. Sub Sektor Peternakan