xxii
xxii jumlah produksi yang berupa daging dari ternak kambing dan domba
cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya prosentase jumlah pemotongan kambing dan domba sehingga dapat
dijadikan peluang usaha bagi masyarakat Kabupaten Boyolali. Selain itu, pemeliharaan yang relatif mudah dan resiko kegagalan akibat penyakit
pada kedua ternak ini hampir tidak ada serta relatif cepat berkembang biak karena anak yang lahir dapat lebih dari satu.
Jenis ternak unggas yang ada di Kabupaten Boyolali, antara lain yaitu ayam ras petelor, itik, dan burung puyuh. Hasil produksinya yang
berupa telur cenderung mengalami penurunan padahal jumlah ternaknya berfluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh mutu bibit, kecukupan nutrisi,
kesehatan ternak, kondisi lingkungan, dan tatalaksana pemeliharaan. Produksi telur ayam ras petelor terbesar di Kabupaten Boyolali terjadi
pada tahun 2007 dengan jumlah ternak sebanyak 879.750 ekor. Untuk produksi telur itik terbanyak terjadi pada tahun 2004 dengan jumlah ternak
sebanyak 121.580 ekor. Dan untuk burung puyuh, produksi telur yang paling banyak juga terjadi pada tahun 2004 dengan jumlah ternak
sebanyak 1.064.735 ekor.
4. Sub Sektor Kehutanan
Kabupaten Boyolali memiliki areal hutan yang relatif luas. Hutan yang ada di Kabupaten Boyolali terbagi menjadi dua macam, yaitu hutan
negara dan hutan rakyat. Hutan Negara banyak ditemui di Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, dan Cepogo. Sedangkan hutan rakyat, hampir
setiap kecamatan terdapat hutan rakyat kecuali di Kecamatan Ngemplak, Sawit, Banyudono, dan Nogosari. Kontribusi sub sektor kehutanan
terhadap nilai PDRB di Kabupaten Boyolali memang tidak terlalu besar, tetapi hasil dari sub sektor perkebunan tetap memberikan manfaat
terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lahan tersebut. Contohnya, mereka dapat menggunakan ranting atau batang yang sudah
kering dari tanaman hutan sebagai kayu bakar. Kayu bakar tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan memasak pada rumah tangganya sendiri dan
xxiii
xxiii juga bisa dijual kepada orang-orang yang masih membutuhkan. Walaupun
saat ini pemerintah sudah mencanangkan penggunan kompor gas ketika memasak, tapi karena harga gas masih belum terjangkau untuk beberapa
orang maka mereka tetap menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak.
Hasil produksi dari sub sektor perkebunan antara lain adalah kayu sengon, jati, mahoni, dan akasia. Kayu-kayu tersebut biasanya digunakan
untuk membuat berbagai jenis furniture seperti meja, kursi, almari, pintu, dan berbagai macam bentuk kerajinan Berdasarkan Lampiran 16 dapat
diketahui bahwa dari berbagai jenis kayu tadi yang paling sedikit diproduksi oleh Kabupaten Boyolali pada tahun 2007 adalah jenis kayu
akasia. Sedangkan untuk jumlah produksi yang paling banyak pada tahun 2007 adalah jenis kayu sengon. Hal ini disebabkan karena harga kayu
sengon paling rendah jika dibandingkan dengan jenis kayu lainnya sehingga permintaan dari kayu jenis ini lebih banyak. Untuk jenis kayu
yang mempunyai harga paling tinggi adalah jenis kayu jati karena kualitas dari jenis kayu ini paling bagus daripada jenis kayu yang lainnya.
5. Sub Sektor Perikanan