112 menyapu angkot untuk memenuhi kebutuhannya yang ia inginkan, ia tidak
memperdulikan lagi untuk melanjutkan sekolahnnya, karena menurunya kerja apa saja bisa menghasilkan duit, jadi sebagai supir angkot pun ia nanti ia sudah tidak
mempermasalhkannya lagi, ia tidak memiliki cita-cita lagi, ia ingin hidup bebas tampa ada beban. Orangtuanya sadar akan kesalah mereka atas salah mendidik
anak dan tidak mengerti memdidik dan memahami anak. Sehingga mereka sangat berharap bantua dari pihak mana pun untuk menasehati dan membimbing anaknya
kembali kejalan yang benar dan kembali berkumpul dengannya.
4.4. Profil Kasus Muhamad Riyan Pratama 13 Tahun
Muhamad Riyan Pratama adalah anak berdarah Jawa berumur 13 tahun yang lahir di Medan, 23 April 2003. Muhamad Riyan Pratama yang biasa di panggil
Riyan ini, anak pertama dari empat bersaudara dari empat orang bersaudara ini semua terdiri dari laki-laki saja. Adik keduanya bernama Ariya Putradinata yang
pada saat ini duduk di kelas Empat SD, sedangkan Adik ke-3 yang bernama Fauzan Muzaki sedang duduk di bangku kelas Dua SD, namun ia pernah sempat
putus sekolah di karenakan malas masuk sekolah selama seminggu tidak pernah masuk sekolah dan pada akhirnya dipindahkan sekolahnya ke Siantar dan
sedangkan adik Riyan yang paling bungsu belum sekolah yang pada saat ini ia berumur Empat setenah tahun menjelang masuk TK. Riyan saat ini tinggal
bersama orangtuanya beserta ketiga adik-adiknya di Jl. Puskesmas Pasar 2 Medan. Ayah Riyan adalah seorang Tukang Bangunan bagian ngecet rumah, kerja
borongan perbulan setiap rumahnya. Ayah Riyan bekerjanya tidaklah menentu,
Universitas Sumatera Utara
113 apabila ia di panggil orang untuk ngecet rumah maka ia akan bekerja, tetapi
apabila tidak ada kerjaan maka ayah Riyan lebih banyak di rumah. Kadang- kadang ayah Riyan mencoba mencari pekerjaan sampingan sampai ia mendapat
telfon untuk di panggil kerja ngecet rumah. Pekerja sampingan yang biasa ayah Riyan kerjakan yakni menjadi kenek mencari penumpang suatu bus di terminal.
Namun kerja sampingan ini tidak terlalu sering ia lakukan. Kadang –kadang
apabila tidak ada kegitan atau pekerjaan yang bisa ia lakukan ia hanya istirahat di rumah.
Sedangkan Ibu Riyan bernama ibu Nova Virdayanti adalah selain sebagai ibu rumah tangga, ibu dari ke-4 anak-anaknya dan istri dari suaminya yang bernama
bapak Rizal. Ibu Riyan ini selain bekerja di rumah ia juga mencari kerja sampingan untuk membantu suaminya. Ibu Riyan ini kesehariannya bekerja
sebagai Tukang cuci keliling, ia bekerja dari rumah kerumah, ia mempunyai dua rumah yang telah menjadi langanannya. Ia bekerja di gaji perbulannya senilai Rp.
600 ribu perbulan. Ia mulai pergi bekerja setelah anak-anak dan suaminya pergi sekolah dan kerja, sedangkan anaknya yang paling kecil ia tinggalkan dirumah.
Pada pukul 10:30 ia berangkat kerumah tetangga yang telah menjadi langanannya mencuci.
Pada awalnya Riyan bekerja karena di ajak oleh teman-temannya yang bekerja sebagai penyapu angkot. Pada saat itu ia dalam kondisi sedang butuh uang
untuk makan, ia belum makan mulai dari pagi hingga sore. Karena menunggu ayahnya lama pulang kerja Riyan pergi ke terminal Pinang Baris menjumpai
Universitas Sumatera Utara
114 teman-temannya, awalnya ia hanya berniat pergi main-main ke terminal. Pada saat
sesampai di terminal Riyan melihat teman-temannya bekerja menyapu angkot dan mendapatkan uang. Mulai dari situ Riyan mencoba bertanya kepada temannya
tersebut mengenai pekerjaan yang temannya lakukan itu. Riyan pada saat itu bertanya kepada temannya yang bernama Jos, Jos adalah salah satu anak penyapu
angkot yang rajin bekerja di terminal Pinang Baris ini. Setelah Riyan Bertanya Riyan pun tertarik untuk mencobanya sekedar untuk membeli nasi bungkus agar
ia bisa makan, karena ia tidak tahan menunggu ayahnya pulang kerja membawa uang. Sebagai berikut pernyataannya:
“Saya pada saat mulai tertarik untuk menyapu ketika saya posisinya sedang membutuhkan uang untuk makan, karena dirumah tidak ada
yang bisa di makan kak,, pada saat saya pulang sekolah liat kedapur ngak ada makanan, mamak ngak masak karena beras udah abis,
bahan untuk dimasak pun ngak ada, mau beli duit mamak ngak ada,,,kata mamak sabar sampai bapak bawak duit pulang dari
kerja,,, awak mana tahan nunggu bapak sampai sore pulang kerja, jadinya awak pigi keterminal, cumpa sama kawan-kawan sana, saya
liat mereka nyapu dan dapat duit,,yaudah saya coba aja nyapu dan
pada akhirnya saya bisa dapat duit dan bisa makan pada saat itu” Selain alasan ingin mendapatkan uang untuk makan pada saat itu, Riyan pada
akhirnya di ajak oleh temannya yang bernama Jos, karena orang pertama Riyan lihat pada saat itu adalah Jos, ia melihat Jos mendapatkan uang pada saat selesai
menyapu senilai Dua ribu dan Riyan melihat Jos serta memperhatikan Jos menyapu angkot dalam sekejab bisa mendapatkan uang Sepuluh ribu. Pada
akhirnya Riyan bertanya kepadanya, karena Jos melihat Riyan kelaparan dan pada akhirnya Jos mengajak Riyan untuk menyapu, awalnya Jos meminjamkan
sapunya kepada Riyan dan mengajari Riyan menyapu. Sehingga Riyan bisa
Universitas Sumatera Utara
115 menghasilkan uang seperti yang Jos lakukan di terminal Pinang Baris, lama-
kelamaan Riyan ketagihan dan merasakan enak mendapatkan uang dari hasil kerjannya, sampai sekarang Riyan sepulang sekolah terus bekerja.
“ Saya pada saat itu di ajak oleh teman saya yang bernama Jos, dia udah lama dan udah terbiasa nyampu di terminal ini kak. Pada saat
saya main keterminal saya liat dia dan kawan-kawan yang lain menyapu angkot, saya menyamperin dia dan bercerita-cerita
dengannya, pada akhirnya saya ceritakan bahwa saya belum makan dari pagi karena ibu saya tidak memasak, yaudah si Jos ngajak saya
untuk menyapu angkot dan meminjamkan sapunya kepada saya agar saya bisa menyapu dan mendapatkan uang untuk sekedar makan
untuk satu hari ini”. Selain di ajak oleh temannya serta mengajarinya, Riyan dari awal pada saat
melihat teman-temannya mendapatkan uang dari hasil kerjannya sendiri, Riyan sebenarnya sudah terbesit di hatinya untuk mencobannya. Ia hanya coba-coba
bekerja, yang pada awalnnya ia tidak pernah bekerja dan menghasilkan uang, dikarenakan posisinya pada saat itu kelaparan ia tertarik untuk mencoba bekerja
menyapu angkot seperti kawan-kawannya yang lain. Berikut pernyataan Riyan kepada penulis pada saat di wawancarai di siang hari di terik matahari menyengat
kulit, kami di bawah pohon duduk sambil makan buah yang penulis beli tidak jauh dari terminal tersebut, yakni :
“Awalnya saya kerja hanya coba-coba ajak kak, soalnya saya melihat kawan-kawan saya bisa mendapatkan duit dan ngak minta
lagi sama orangtuanya, justru mereka bisa memberikan uang kepada keluargannya, sehingga saya tertarik mencobannya kak,,
saya tertarik karena keluarga saya dari orang susah dan saya adalah anak pertama dari keluarga jadi saya coba-coba aja
membantu” Itulah pernyataan Riyan kepada penulis pada saat penulis wawancarai
mengenai pekerjaan yang ia lakukan sekarang.
Universitas Sumatera Utara
116 Dalam keluarga Riyan adalah keluarga ekonomi rendah orantuanya sering
berantam karena masalah ekonomi, karena ayahnya Riyan kerja tidaklah tentu, ayahnya kerja musiman. Sedangkan ibu Riyan bekerja sebagai tukang cuci
keliling datang kerumah-rumah tetangganya menawarkan jasannya, namun saat ini ibu Riyan telah memiliki langganan mencuci dengan ini bisa membantu
pendapatan suaminya. Di karenakan ayah dan ibu Riyan bekerja dan gajiannya bulanan jadi sebelum gajian keluarga Riyan binggung mencari uang makan
sehari-hari apabila uang belanja mereka telah habis oleh kebutuhan lain. Dengan seperti ini Riyan tertarik untuk mencoba membantu keluarganya, ia mencoba
membantu keluarganya mencari uang. Dan pada akhirnya Riyan rutin sepulang sekolah bekerja menyapu angkot di terminal Pinang Baris. Pada saat ia
mendapatkan uang ia berikan pada ibunya sebagian, sebagiannya lagi untuk Riyan. Riyan gunakan uang itu untuk beli jajan di sekolah selain itu apabila ia
mendapatkan lebih ia tabungkan untuk biaya sekolahnya nanti, apabila ia sudah dewasa nanti ia ingin melanjutkan sekolahnnya kepeguruan tinggi yang ia suka
dengan hasil tabungannya. “Yang membuat saya tertarik untuk mencoba bekerja adalah karena
keluarga kak, saya sangat sadar keluarga saya dari kalangan menengah kebawah atau bisa di sebut miskin kak, jadi karena
melihat ayah sebagai tukang bangunan, dia bekerja tidaklah tentu, kadang ada dapat kerja kadang ngak, sedangkan kebutuhan sekolah
saya dan adik-adik saya sangatlah besar kak,,meskipun ibu juga bekerja sebagai pencuci keliling, tetap aja kami susah. Yaudah saya
coba-coba mulai menyapu angkot yang sebelumnya saya udah di ajarkan oleh Jos, tinggal saya membeli peralatannya, barulah saya
bisa bekerja kapan pun saya mau,, sampai sekarang saya ketagihan
untuk mencari uang dari hasil menyapu angkot kak”
Universitas Sumatera Utara
117 Sepulang sekolah kegiatan Riyan adalah pulang kerumah untuk makan, ganti
baju dan langsung berangkat lagi untuk bekerja menyapu angkot. Ia mengaku bosan berada dirumah karena dirumah ia tidak bisa melakukan apa-apa. Sesekali
apabila Riyan pulang sekolah melihat rumah berantakan ia bersihkan, namun setelah itu ia merasa bosan berada dirumah, ia hanya nonton Tv dan bermain
dengan adik-adiknya, ia merasa bosan hanya bermain saja dengan mereka, Riyan sepulang sekolah uang yang di berikan oleh ibunya telah habis di belanjakan di
sekolah sehingga Riyan pada saat dirumah ia juga ingin belanja, tetapi ibunya tidak mempunyai uang lebih untuk ia bisa belanja pada saat pulang sekolah dan
berada dirumah. Selain bosan akan rutinitas seperti itu Riyan pergi keluar menjumpai teman-temannya di terminal dan ia lebih suka bekerja agar bisa
bermain dan mendapatkan uang untuk ia bisa belanja membeli jajan pada saat sepulang sekolah. Apabila ia hanya duduk dirumah ia merasa bosan dan suntuk
dengan perut kosong. “Karena udah terbiasa bekerja sehari-harinya, kalau ngak kerja
berada dirumah aja bosan saya kak, ngak enak dirumah aja atau main sama kawan-kawan yang ngak kerja itu kak, soalnya nanti pas
main mereka pasti jajan dan awak ngak,, yaudah saya mending pigi keterminal bisa ngumpul-ngumpul denga kawan sambil kerja dan
bisa menghasilkan duit da
ri menyapu angkot” Tidak tercukupi kebutuhan Riyan dari ibunya ini membuat ia masuk kedalam
dunia kerja. Karena ia membutuhkan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhannya seperti, membeli jajan, baju, dan uang belanjanya kesekolah. Riyan
mengaku apabila ia tidak bekerja ia tidak mendapatkan uang belanja sekolah dari ibunnya. Namun apabila ibunnya mempunyai uang maka ia di berikanlah uang
Universitas Sumatera Utara
118 belanja kesekolah. Namun selain itu Riyan membutuhkan ingin membeli sesuatu
selain jajanan, ia menginginkan membeli mainan, baju yang bagus, dan uang untuk pergi kewarnet untuk ia bermain. Karena ibunya dan ayahnya tidak bisa
memberikan ini setiap Riyan berkeinginan, membuat Riyan terpaksa harus bekerja untuk memperoleh itu semua. Ia bekerja tidaklah disuruh ibu dan ayahnnya ia
bekerja atas kemauannya sendiri karena atas dasar ingin mencari uang tambahan untuk membeli sesuatu ia inginkan. Tindakan orangtuanya tidak melarang ia
untuk bekerja, justru orangtuanya senang ia bisa menghasilkan uang, dengan seperti itu Riyan bisa membantu kebutuhan keluarga apabila ayah dan ibunnya
tidak bisa penuhi. “Uang dari hasil kerja saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari
kak, untuk beli jajan, untuk uang beli buku disekolah, untuk membeli baju dan sepatu,, kalau mamak ada duit biasanya mamak yang
belikan, tapi kalau mamak ngak ada duit saya sendiri yang membeli kebuthan saya itu kak dari hasil menyapu angkot ini, jadinya saya
ngak mintak-mintak duit lagi ke mamak, saya bekerja atas kemauan saya sendirikak karena saya ingin membantu keluarga
saya” Menurut Riyan dengan ia bekerja ia bisa membantu orantuannya, karena
setiap hasil pekerjaannya bisa ia berikan kepada orangtuannya untuk membeli lauk, beras, sayur untuk bisa makan sehari-harinya. Karena Riyan mengaku
apabila ayah dan ibunya belum menerima gaji atau tidak mendapatkan uang ia dan keluarga sering hanya makan nasi dan telur, kadang-kadang ikan asin, dan ikan
teri. Apabila sama sekali tidak ada uang mereka hanya bisa menunggu ayahnya pulang membawa uang untuk bisa makan.
Universitas Sumatera Utara
119 Dengan Riyan bekerja setiap harinya ia bisa membantu ibunnya untuk
membeli lauk untuk makan. Uang dari hasil kerja Riyan ini bisa ia kumpulkan untuk biaya sekolahnya, dan biaya belanja ketika ia pergi sekolah di pagi hari.
Sesekali Riyan juga membantu ayah dan ibunnya memberi belanja adik-adiknya. Dikarenakan Riyan anak pertama membuat ia harus bertangung jawab bisa
membantu adik-adiknya. Dalam menyapu angkot Riyan bisa mendapatkan uang senilai Rp. 80 ribu dalam seharinya, pekerjaan menyapu angkot ini tergantung
banyaknya angkot disapu, apabila angkonya banyak maka ia bisa mendapatkan lebih dari Rp.80 ribu. Riyan mengaku ia pernah mendapatkan uang dari hasil
menyapu angkot ini senilai Rp. 100 ribu dalam seharinya. Dengan seperti itu Riyan bisa membantu keluargannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Selain untuk membantu keluarga ia bisa menabungkan uang tersebut untuk biaya kuliah ia nanti apabila sudah besar. Ia bercita-cita nanti ia akan masuk kuliah
bagian TataBoga, sehingga ia mulai menabung mulai dari sekarang. “ Saya bekerja agar bisa membantu keluarga saya dari kesulitan
ekonomi kak, dengan saya bekerja saya bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri tampa meminta uang lagi untuk uang jajan saya, kalau
saya mendapat uang banyak saya akan kasihkan kepada ibu saya untuk membeli beras dan lauk untuk makan, dan sesekali saya juga
membantu ibu saya memberi uang belanja sekolah untuk adik saya kak, saya kasihan melihat adik saya yang paling kecil sering
menangis mintak duit kemamak untuk beli jajan tetapi mamak ngak bisa kasih karena mamak punya duit pas-
pasan aja” Riyan banyak menghabiskan waktu di luar, yakni di Terminal Pinang Baris
tempat ia bekerja. Mulai di pagi hari pukul, 08:00 WIB ia mulai pergi keterminal Pinang Baris untuk bekerja, sesampai di sana ia mulailah menawarkan jasanya
Universitas Sumatera Utara
120 kepada setiap angkot yang ada di terminal tersebut. Ia tidak banyak waktu
bermain dengan temannya, waktu ia bermain yakni sekaligus ia bekerja, dimana ia bekerja disitu waktu ia bermain, ia bermain dengan teman-temannya sesama
penyapu angkot, ia tidak bisa bermain dengan teman-temannya yang tidak bekerja, teman dimana hanya khusus bermain bergembira layaknnya seorang
anak-anak seusiannya. Waktu sekolah Riyan juga tidak tentu, kadang masuk di sinag, dan kadang-kadang masuk di pagi hari. Jadi Riyan bekerja sesuai waktu
sekolahnnya, apabila ia sekolah masuk pagi, ia akan bekerja sepulang sekolah yakni di siang hari hingga sore, apabila ia masuk siang maka ia bekerja mulai di
pagi hari. Apabila selesai bekerja ia langsung pulang menganti baju dan memakai seragam sekolah untuk berangkat kesekolah. Riyan adalah salah satu anak yang
paling peduli akan sekolahnnya, ia mempunyai cita-cita yang tinggi untuk masadepannya. Jadi ia lebih mendahulukan sekolah daripada bekerja, namun ia
juga tidak bisa tidak bekerja karena untuk sekolah dan makan keluarga, tenagannya dibutuhkan oleh keluarganya tersebut, sehingga ia harus melakukan
beban ganda. “Saya bekerja setelah pulang sekolah kak, jam sekolah saya
kandang masuk siang kadang masuk pagi, jadi kalau saya masuk pagi saya pulang sekolahnya jam Satu siang, setelah itu saya pulang
dulu kerumah ganti baju lalu makan, abis itu barulah saya pigi keterminal untuk kerja menyapu angkot, tapi kalau saya masuk siang
saya kerjanya pagi-pagi kak jam Delapananlah tapi saya ngak makan dulu, sepulang kerja jam Sebelasan barulah saya mandi,
ganti baju pakai seragam sekolah dan makan abis itu saya barulah berangkat sekolah kak, biasanya saya pulang sekolah jam Enam
sore, setelah pulang sekolah sore saya ngak kerja lagi”.
Universitas Sumatera Utara
121 Apabila Riyan masuk siang jam 13:30 Wib ia hanya bekerja di pagi hari
sampai jam 11:30 Wib setelah itu ia berangkat kesekolah sampai jam Enam di sekolah. Setelah pulang sekolah ia tidak bekerja lagi apabila pulang sekolah jam
Enam sore. Tetapi apabila ia sekolah masuk pagi jam Delapan, ia pulang sekolah jam Satu siang, jadi setelah pulang sekolah ia pergi keterminal untuk bekerja
menyapu angkot. Berbeda dengan hari minggu, pada hari minggu Riyan tidaklah bekerja karena di hari minggu angkot sepi beroperasi jadi di hari minggu Riyan
menghabiskan waktu dengan adik-adiknya dan ibunnya di rumah. Riyan juga mengaku di malam minggu harus keluar rumah untuk main-main dengan teman-
temannya. Waktu Riyan bermain hanyalah di malam minggu dengan teman- temannya, selebihnya ia habiskan untuk sekolah dan bekerja di terminal Pinang
Baris menyapu angkot. Seperti yang penulis tuliskan diatas bahwasanya Riyan adalah salah satu anak
yang peduli akan pendidikannya, ia merupakan anak yang aktif dan berprestasi di sekolah, ia juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ia juga pernah
mendapatkan juara tiga dari lomba membuat puisi antar sekolah. Selain itu ia juga pernah ikut lomba bermain Futsal tetapi ia tidak sempat juara. Seperti penulis
uangkapkan diatas bahwa Riyan dalam umur masih 13 tahun sudah memikirkan kuliahnya, sehingga mulai dari sekarang ia mulai menabung sedikit-sedikit dari
hasil menyapu angkot tersebut. Ayahnya telah menyarankan Riyan masuk di jurusan Tataboga bila kuliah nanti, dan Riyan pun setuju akan apa yang di
sarankan oleh ayahnya, karena ia masih belum tahu ia berbakat kemana. Jadi
Universitas Sumatera Utara
122 sekarang ini ia fokus sekolah dan bekerja untuk bisa kuliah di peguruan tinggi
yang hebat. Riyan saat ini sudah duduk di kelas 1 SMP di Madrasah Islamiah Sunggal. Setiap hari ia berangkat kesekolah dengan menaiki angkutan umum,
sesekali apabila ayahnya ada waktu ia diantarkan oleh ayahnya kesekolah dengan mengendarai sepeda motor.
“Menurut saya pendidikan itu sangat penting kak, meskipun saya dari keluarga ngak mampu saya ingin menjadi keluarga mampu
nantinya kak, saya ngak mau seterusnya seperti ini hidup saya, jadi saya ngak mau meninggalkan sekolah saya, meskipun saya bekerja
saya tetap mendahulukan sekolah kak. Sempat saya terkendala sekolah gara-gara biaya buku tetapi ibu saya berhutang dulu pada
tetangga untuk membeli buku tersebut. Karena ngak mau lagi terkendala saya berusaha bekerja untuk bisa membantu orangtua
saya sekaligus untuk biaya sekolah juga. Saya nanti besar mau kuliah di peguruan tinggi yang saya mau kak, kata bapak nanti
kalau saya kuliah ambil jurusan tataboga aja, mulai dari sekarang hasil menyapu angkot sedikit-sedikit saya tabungkan untuk biaya
masuk kuliah nanti, karena kata mamak biaya kuliah nanti besar,, mamak saya pun menyuruh saya bekerja menyapu angkot dengan
benar agar bisa menabung untuk biaya kuliah saya”.
Pengalaman berbahaya yang pernah Riyan alami selama bekerja di terminal Pinang Baris adalah berkelahi dengan teman-temannya di tempat kerja karena
masalah dipalaki uang hasil menyapu angkot. Pertama kali Riyan mulai menyapu angkot di terminal Pinang Baris adalah di mintai uang hasil dari menyapu oleh
anak-anak yang terlebih anak lama dahulu berkerja disana. Riyan memberikan uang kepada mereka senilai Rp. 5 ribu tetapi mereka tidak terima, justru mereka
meminta semua hasil kerja Riyan, Riyan sempat menolak pada akhirnya Riyan di pukuli oleh mereka sehingga muka Riyan biru-biru dan mulut berdarah. Karena
mereka tidak terima ada anak baru masuk kedalam terminal untuk bekerja, ini
Universitas Sumatera Utara
123 akan membuat uang masuk mereka akan berkurang. Riyan sempat mengadukan
ini kepada ayahnya, justru ayahnya menyuruh Riyan melawan mereka apabila mereka melakukan itulagi kepada Riyan, sekarang ini apabila mereka meminta
uang dari hasil ia menyapu ia akan melawan dan juga akan membalas pukulan yang di berikan kepada Riyan. Namun sekarang mereka telah kenal dengan Riyan
sehingga mereka tidak pernah lagi meminta uang kepada Riyan. Mereka hanya tidak terima ada anak baru tampa meminta izin terlebih dahulu kepada mereka.
Sekarang ini sesama anak penyapu angkot bekerja dengan damai dan bersahabat, meskipun setiap perkataannya selalu melontarkan kata-kata kotor dan bertindak
sesukanya di terminal tersebut. Riyan mengaku ia adalah salah satu anak yang tidak terpengaruh untuk merokok dan negelem, berjudi, minum-minum, ia hanya
bekerja khusus menyapu angkot saja, untuk kebutuhannya dan membantu kebutuhan keluarganya dirumah. Ayahnya juga pernah menasehatinnya bahwa ia
di bolehkan bekerja asalkan tidak ikutan merokok seperti anak-anak penyapu angkot lainnya. Selain itu pengalaman perlakuan kasar dari supir-supir angkot
setiap ia bertanya untuk menyapu angkot supir tersebut, justru supir itu membentak Riyan dan berkata kotor, bahkan sebagian dari supir-supir tersebut
pernah tidak membayar setelah Riyan menyapu angkotnya, supir tersebut justru pergi saja tampa bilang apa-apa kepada Riyan. Riyan hanya bisa diam dan tidak
berani meminta lagi kepada supir tersebut apabila bertemu di esok harinnya, dan supir tersebut melihat Riyan terlihat biasa-biasa saja tampa ada rasa ingin
membayarnya.
Universitas Sumatera Utara
124 “Kalau masalah perlakuan tidak baik saya terima selama bekerja
sejauh ini sih kak, sering berantam sama kawan-kawan sesama anak penyapu angkot aja sih, tapi ada juga supir angkot yang kayak
bentak-bentak saya kak. Dulu awal saya mulai menyapu di terminal ini saya di palakin sama anak-anak penyapu angkot lama kak, saya
dimintain uang dari hasil nyapu saya karena mereka ngak kenal sama saya, sempat saya menolak dan memberikan perlawanan
kepada mereka, tetapi mereka ngak terima, jadinya saya di pukuli mereka, mereka ada dua orang yaitu Samuel dan Temes, Orang
yang paling lama menyapu di terminal ini. Udah saya kasih
Goceng tetapi mereka ngak terima di rampoknya duit saya itu kak,, saya
adukanlah perbuatan mereka ke bapak saya, bapak saya bilang “lawan aja kalau mereka melakukan itu lagi sama kamu”, yaudah
kalau mereka mintak in duit saya lagi saya lawan aja sampai tumbuk-
tumbuan”.
Gambar 14. Riyan Saat Bekerja Menyapu Angkot di Terminal Pinang Baris
Sumber : Dokumentasi Pribadi Tahun 2016.
Riyan terlihat sedang menyapu angkot bagian belakang dan bagian depan dengan mengunakan sapu kecil, ia juga sedang mengunakan pakaian berwarna
biru, celana merah dan memakai sendal jepit warna biru pula. Ia menyapu angkot di tengah terik panasnya matahari menyengat kekulit, naumun Riyan tidak terlihat
kelelahan dan kepanasan. Pada saat itu jam menunjukan pukul 12:20 WIB dimana angkot-angkot dan supirnya banyak di pangkalan atau terminal untuk beristirahat
Universitas Sumatera Utara
125 dan makan siang. Disanalah kesempatan Riyan untuk menawarkan jasanya kepada
supir untuk menyapu angkotnya. Dalam studi ini, dari 65 anak pekerja penyapu angkot, 4 orang dari mereka
diteliti. Hasil penelitian ini menunjukan ketertarikan mereka untuk bekerja menyapu angkot beragam. Selain faktor ekonomi, mereka bekerja juga karena ada
rasa ingin mencoba, di ajak oleh teman sebaya, rasa bosan saat dirumah, keinginan sendiri, dan karena kebutuhan untuk memenuhi sesuatu yang mereka
tidak peroleh dari orangtuanya. Dari Empat orang anak pekerja penyapu angkot ini mengambarkan kehidupan para pekerja anak di terminal Pinang Baris. Mereka
bekerja melebihi dari 5 jam, untuk seorang anak hal ini perlu di perhatikan oleh pemerintah, orantua, masyarakat sekitar serta lembaga sosial lainnya. Mereka
berhak untuk di perhatikan dan mendapatkan kehidupan yang layak untuk kedepannya. Sesungguhnya anak-anak pekerja penyapu angkot di terminal Pinang
Baris ini adalah anak-anak yang membutuhkan perhatian yang lebih dari pemerintah untuk memperoleh pendidikan. Karena banyak dari mereka yang
putus sekolah akibat bekerja. Mereka bekerja dikarenakan kondisi ekonomi di keluarga, namun hasil penelitian penulis ini mereka mengaku tidak mendapatkan
akses pendidikan gratis dari pemerintah. Selain itu dari kasus kehidupan anak pekerja penyapu angkot diatas menunjukan orangtua mereka terpaksa
membiarkan anak-anaknya bekerja karena keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknnya. Meskipun orangtua mereka tahu bahaya mengancam
anak-anaknnya saat bekerja di terminal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
126
BAB V PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL PSIKOLOGIS
ANAK PEKERJA PENYAPU ANGKOT DI TERMINAL PINANG BARIS MEDAN
5.1. Perilaku Yang Bersifat Internal